(Cuma Mantan) Ketua FPI Pasar Minggu Usir Ahok dan Wartawan, Uupst Sumbu Pendek Mau Meledak Malah di Cuekin

 




Portal Newsindo, jakarta -  Harianudin, seseorang yang mengaku Ketua Front Pembela Islam (FPI) Pasar Minggu, Jakarta Selatan, mengusir calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, saat berkunjung ke kawasan Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat, 30 Desember 2016.

Ahok ke wilayah itu, untuk memantau kondisi Kali Serua dan lingkungan sekitarnya, yang merupakan satu dari sekitar 400 titik yang masih rawan banjir di Jakarta.

Tak hanya Ahok, Harianudin dan seorang rekannya juga mempermasalahkan kedatangan tim sukses Ahok - Djarot, hingga wartawan yang tengah meliput aktivitas Ahok.

Kedua orang itu, dengan mengatasnamakan warga Jati Padang, merasa Warga Negara Indonesia (WNI) lain yang bukan berasal dari Jati Padang, tidak boleh seenaknya memasuki kawasan Jati Padang.

Padahal, hampir semua warga tidak mempermasalahkan kedatangan rombongan. Warga menyambut Ahok, antusias menyampaikan masalah, mengajak swafoto, dan mendengarkan penjelasan Ahok.

"Bapak undangan siapa Pak ke sini?" ujar rekan Harianudin, berteriak dari belakang kerumunan warga yang tengah berkerumun melihat Harianudin bersitegang mempermasalahkan kehadiran Ahok.

Ahok membalasnya dengan mengatakan bahwa sebagai WNI, ia bebas berkunjung ke wilayah mana saja di Jakarta dan Indonesia. Kunjungan itu, juga sah jika dilakukan dalam rangka berkampanye di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017. Ahok adalah peserta Pilkada dan masa kampanye masih berlangsung hingga 11 Februari 2017.

"Saya mau kampanye teriak 'Pilih nomor dua!' juga sah, boleh," ujar Ahok.

Harianudin, secara berputar-putar, menjelaskan alasannya mempermasalahkan kedatangan Ahok. Menurutnya, Ahok tak berkoordinasi dengan aparat wilayah setempat. Harianudin tidak menganggap seorang anggota Bintara Pembina Desa (Babinsa) yang terus mendampingi Ahok sebagai perwakilan pemerintah. "Babinsa diam saja," ujarnya saat Babinsa itu mencoba menengahi.

"(Kedatangan Ahok) sah, boleh. Cuma ini melibatkan RT-nya enggak ada. RW enggak ada. Justru kami, warga asli, penduduk sini, ya. Saya data semua ini. Ini makanya, kalau seandainya bapak wawancara mereka, enggak melibatkan semua, ini enggak ada urusannya," ujar Harianudin.

Ucapan Harianudin segera dibalas warga lain yang tak merasa diwakili Harianudin. "Enggak, saya mendukung," ujar seorang bapak.

"Orang kita mendukung, ngapain usil? Jangan sok munafik jadi orang," ujar seorang ibu menimpali.

Ahok menyatakan, jika Harianudin menolak, Harianudin bisa digugat secara hukum. Karena, penolakan kampanye dilindungi undang-undang.

Namun, karena Harianudin balik menyatakan bahwa ia tidak menghalangi kegiatan kampanye, namun sekadar menolak kedatangan Ahok, maka, menurut Ahok, ia akan melanjutkan kunjungannya.

"Ya sudah, tetap kampanye kalau begitu," ujar Ahok sambil berjalan meninggalkan lokasi.

Kepada wartawan dan timses Ahok - Djarot yang mencoba mencari keterangan lebih lanjut darinya, Harianudin sempat meminta beberapa orang menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) mereka.

Tak hanya itu, saat rombongan meninggalkan lokasi, rekan Harianudin meneriaki wartawan dan timses dengan kata-kata kasar dan mengajak berkelahi. Namun, teriakan itu tak digubris. Rombongan melanjutkan aktivitas mereka.

Upaya penghadangan kembali terjadi terhadap calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, saat melakukan kegiatan kampanye. Kali ini terjadi di Kelurahan Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Jumat (30/12/2016).

Awalnya, Ahok berfoto-foto dan berkomunikasi dengan warga yang tinggal di permukiman semi permanen di dekat Kali Serua. Warga yang menetap di sana tidak memiliki identitas.

Tiba-tiba saja, dari jarak sekitar lima meter, seorang pria memanggil nama Ahok. "Pak Ahok.. Pak Ahok.. Kami warga asli, penduduk sini. Mereka tidak punya KTP, ngapain wawancara mereka," kata pria berjaket hitam tersebut kepada Ahok.

Ahok yang tengah berfoto bersama warga langsung mendekati pria tersebut. Awalnya Ahok terlihat agak kebingungan dengan pernyataan pria itu.

"Saya enggak wawancara kok," kata Ahok.

Dengan nada tinggi, pria itu kembali mempertanyakan tujuan Ahok mewawancarai warga lainnya.

"Makanya mereka ajak saya foto, saya foto, terus saya nasehati," kata Ahok menjawab pria tersebut.

Dari belakang, ada seorang rekan pria tersebut yang menanyakan maksud dan tujuan Ahok datang ke wilayah tersebut. Mereka juga menanyakan kedatangan Ahok atas dasar undangan pihak mana.

Ketika menjawab pertanyaan itu, nada bicara Ahok mulai meninggi. Dia terlihat kesal dengan pertanyaan tersebut.

"Enggak ada undangan, cek sungai aja. Boleh dong datang. Kenapa enggak boleh datang? Boleh dong," kata Ahok.

Pria berjaket hitam tersebut sempat menunjuk polisi yang mendampingi Ahok. Perdebatan terus berlanjut hingga sekitar tiga menit, hingga akhirnya warga mengamankan kondisi dan Ahok berjalan ke lokasi lainnya.

Saat ditanya wartawan, pria yang berupaya menghadang Ahok tersebut mengaku bernama Herianudin. Ia mengaku sebagai Ketua Front Pembela Islam (FPI) Pasar Minggu.

No comments:
Write komentar