Sore ini media sosial ramai dengan unggahan cuit Sholeh Mahmud alias Ustad Solmed. Ia menceritakan bahwa dirinya ditahan di ruang tahanan tanpa alasan yang jelas. Paspornya juga ditahan. Kemudian ia melanjutkan ceritanya:
Saya harusnya pulang ke indonesia harusnya jam 16.35 dan sekarang peswat sudah terbang.
Saya pesan tiket pesawat jam 17.15 wib katanya diberangkatkan teryata tidak juga.
Saya sudah sampaikan pulangkan saja saya ke indonesia walau saya tidak tahu mengapa 9 jam lebih saya ditahan, krna mlm ini saya ada acara
Akhirnya mereka datang menawarkan saya pulang jam 19.50 dengan konsekwensi saya tdk bisa menghadiri acara undangan malam ini.
Sampai 5 menit yg lalu saya msh bertanya salah saya apa?mengapa saya ditahan mengapa paspor saya ditahan?mengapa saya tidak boleh pulang?
jawaban mereka sungguh sangat luar biasa,Kamu mau pulang apa nggak ? Saya tanya kenapa saya ditahan kok jawabnya km mau pulang apa nggak?
Mereka Seperti tidak punya rasa sungkan pada Indonesia,mereka seenaknya memperlakukan WNI ( saya ). Lengkap 10 jam menahan tnpa alasan.
Dngan seenaknya tanpa alasan mereka ambil HP saya,entah apa yg mereka cari.Saya pun kembali bertanya apa salah saya?Jawabnya hanya diam
Dan saya butuh Kedutaan Indonesia di Singapore untuk coba bantu urusan ini yg sejak tadi saya telpon tidak bisa bisa.
Saya makin tidak ngerti lagi ini urusan,bukan hanya imigrasi tapi Polisi Singapore ikut turun tangan. Ada apa dan kenapa?Saya salah apa?
Beberapa jam kemudian Solmed melanjutkan unggahannya:
Alhamdulillah , akhirnya saya diperbolehkan pulang, tetap saya tidak tau apa yg jadi problem. Mereka hanya bilang you clear.
Terima kasih teman teman tweeps semua , mereka liat berita ini dan mereka kasih saya pulang cepat katanya
Alhamdulillah saya sudah dipulangkan dengan pesawat Lion jam 19.50 ,sekarang sudah di jkta. Terima kasih untuk semua sahabat yg sdh bantu.
Dari ruang isolasi Saya dibawa 4 orang polisi menuju ruang tunggu pesawat.Saat itu saya tanya lagi, Apa salah saya? Dia jawab,kamu clear
Kawan saya, Ustadz syurohbil mahfudz.MA (Anak Kh.Mahfudz Asirun, Rois Syuriah NU Jakarta) masih ditahan di singapore, mohon perhatiannya.
Sekali lagi, terima kasih untuk semuanya. Saya bingung tadi harus bagaimana kecuali bercerita atas peristiwa yg baru saja saya alami.
- Setiap negara mempunyai aturan keimigrasian sendiri. Mereka punya otoritas untuk melakukan pengamanan termasuk secara random memeriksa orang-orang tertentu. Ini bisa dialami siapa saja tidak hanya seorang ustad.
- Singapura dikenal memiliki Internal Security Act (ICA) yang sangat ketat. Ini salah satu usaha mereka mencegah terjadinya gangguan keamanan negara baik karena terorisme, kriminalitas, dll. Ini juga mencegah rasisme, ekstrimis, dan subversif.
- Dalam salah satu berita disebutkan Solmed menceritaka bahwa dirinya ditanya, “Pulang pergi kayak hantu saja, saya tanya salah saya apa dia bilang ‘diam kamu’ saya bilang saya punya hak untuk mengetahui salah saya apa kalau saya ditahan seperti ini. Dia bilang diam kamu, kamu punya medsos apa, kamu punya Facebook apa, email apa, nomor telepon kamu berapa, saya lihat handphone kamu. Loh kok semuanya begini, saya bilang saya salah apa,” Pertanyaan itu sangat wajar. Mereka perlu melakukan background checking pada orang yang keluar masuk negaranya. Ini bukan kriminalisasi. Bahkan saat ini Kedutaan Amerika saja dikabarkan juga melakukan pengecekan media sosial pada orang-orang yang mengajukan visa. Sebagai tamu atau calon tamu kewajiban kita adalah menghormati aturan di negara tersebut.
- KBRI tidak ada hubungannya dengan kejadian ini. Ini adalah murni urusan keimigrasian Singapura. Kalau ada polisi yang kemudian ikut campur itu juga wajar. Bisa jadi Solmed dianggap kurang kooperatif saat diberi serangkaian pertanyaan. Gini deh misal anda di airport terus ditanya oleh petugas Anda tidak kooperatif maka wajar kan kalau mereka memanggil polisi yang bertugas di situ?
- Ini bukan masalah sungkan atau tidak. Ini otoritas negara. Indonesia juga bisa kok menahan warga negara asing yang dicurigai tanpa harus merasa sungkan.
- Jangankan mengambil HP, anda di bandara lokal saja bisa dipaksa membuka laptop kalau dianggap mencurigakan. Itu bagian prosedur keamanan. Tapi mungkin tidak ada yang berani di bandara Indonesia karena Solmet dikenal, lah tapi di Singapura siapa Solmed? Tentu dianggap sama dengan pendatang lain.
- Kekooperatifan dan hormat kita pada petugas imigrasi negara lain dalam menjalani prosedur sangat menentukan. Dasarnya mereka tidak mungkin semena-mena selama kita bisa bekerja sama dengan baik.
- Lah sekarang kok baru Solmed cerita kalau ada temannya yang juga bernasib sama? Tadi waktu curhat di twitter pertama kali kok seolah cuma sendiri yang bermasalah?
- Apakah akan digerakkan boikot negara Singapura oleh jamaah Ustad Solmed?
No comments:
Write komentar