Oknum di Pemprov DKI Coba ‘Kerjai’ Ahok Soal Status Makam Mbah Priok

 


Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengunjungi Makam Mbah Priok untuk mengumumkan SK Gubernur penetapan tempat itu sebagai cagar budaya, Sabtu (4/3/2017).
Namun ada satu hal yang membuat Ahok benar-benar kesal.
Mantan Bupati Belitung Timur itu hendak membacakan Surat Keputusan (SK) Gubernur DKI Jakarta tentang penetapan Makam Mbah Priok di Jakarta Utara.
Awalnya tidak ada yang aneh saat Ahok memberikan kata sambutan sekaligus membacakan poin pertama SK yang telah dibuat itu. Tapi ketika membacakan poin ke dua, tampak Ahok mengerutkan keningnya. Raut wajahnya berubah karena dalam poin kedua tertulis kalimat “diduga sebagai cagar budaya”. Seharusnya kalimat itu berbunyi “dilindungi sebagai cagar budaya”.
“Keputusan gubernur tentang penetapan kawasan Maqom Habib Hasan Bin Muhammad Al Hadad (Mbah Priuk) sebagai lokasi yang diduga situs cagar budaya,” demikian yang tertulis dalam SK tersebut.
Ahok pun kemudian kesal dan mengatakan, dalam pembahasan sebelumnya saat rapat pimpinan, SK itu telah diubah.
“Wah nggak benar ini, masa ada kata diduga lagi. Kan sudah saya ubah kemarin kalau nggak ada kata diduga. Wah, nggak benar ini,” kata Ahok dengan suara tinggi.
“Saya nggak mau ada kata ‘diduga-duga’ lagi, 3 Maret saya tanda tangan. Saya minta ini direvisi langsung, nggak boleh ada kata ‘diduga’ lagi,” ujar Ahok .
Menurut Ahok, kata ‘diduga’ ini dapat menimbulkan makna ganda. Kata ‘diduga’ ini dikhawatirkan bisa menjadi celah bagi oknum tertentu. Karena itu, penulisan pada SK tersebut harus diperbaiki.
“Maksud saya ini yang saya bilang, mohon maaf, kenapa saya sering marah-marah ke Pemda karena takut ada ‘jebakan batman’. Sudah jelas semua kalimat diperbaiki, makanya saya suka suuzon (berprasangka) ada apa,” ujar Ahok.
“Saya mau (SK) diperbaiki. Judul sudah saya perbaiki, tapi isinya masih sama,” tambahnya.
Komentar warga yang hadir juga seakan memprovokasi Ahok.
Huuuu.., cari orangnya yang ubah Pak Ahok,” teriak warga.
Saat melihat kekesalan Ahok, Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta Catur Laswanto langsung mendekat dan melihat isi SK itu. Sempat terjadi percakapan antara Ahok dan Catur. Namun Ahok kembali kesal dan berceletuk.
“Nggak benar kalau kayak gini nih,” kata Ahok.
Ahok pun memberikan SK tersebut kepada Kadis Pariwisata Catur Lakswanto. Saat itu juga Catur langsung merevisi penulisan kata ‘diduga’. Catur tampak langsung meninggalkan Ahok yang masih terlihat kesal.
Ahok pun menjelaskan maksud kecurigaannya pada kata yang terselip itu.
“Mohon doanya ya. Soalnya ada oknum-oknum yang nggak suka. Orang ini negur saya, ‘Bapak Gubernur membantu makam itu kontraproduktif, mending nggak usah bantu’. Ini mantan pejabat. Seolah-olah ini membuat saya rugi. Saya bilang, ‘Terserah’. Makanya saya bilang itu yang bikin saya suuzon,” jelasnya.
“Di Pemda ada sejumlah orang yang nggak mau ini jadi kawasan cagar budaya karena di sekitar sini sudah menjadi kawasan industri. Saya mau jadiin ini kawasan wisata religi, bukan untuk kontainer. Makanya saya marah baca kata ‘diduga’. Kalau diduga, nanti kalau saya nggak jadi gubernur lagi, bisa diubah ini. Makanya saya bilang nggak mau ada kata ‘diduga’,” sambungnya.
“Apa yang mau diduga lagi, ini udah lebih dari 50 tahun apa yang mau diduga lagi. Saya mau kalimatnya jelas, dilindungi dan diperlakukan sebagai situs cagar budaya. Saya mau nanti prasastinya nggak ada kata ‘diduga’. Kalau ada, ngamuk saya,” tegasnya.
Catur kemudian balik ke tempat Ahok dan membawa tiga lembar kertas putih. Kertas yang dibawa Catur sepertinya merupakan SK yang benar, yang sudah direvisi.
Saat melihat ada SK asli yang disimpan, wajah Ahok tampak semakin memerah.
“Begitu ketahuan yang salah, keluar aslinya. Saya mau bilang kalimatnya dilindungi dan diberlakukan sebagia situs cagar budaya. Ini kurang ajar ini kalau masih diduga-diduga,” kata Ahok.
Meski terlihat masih kesal, Ahok tetap membacakan SK Gubernur DKI yang berisi penerapan cagar budaya untuk Makam Mbah Priok. Ahok kemudian mencoret kertas SK Gubernur DKI yang salah.
“Mana pulpen. Nih, saya silang yang salah, nih,” ujar Ahok.
Usai membacakan SK itu, Ahok kembali duduk. Mukanya masih merah sambil terus bergumam. jurpol

No comments:
Write komentar