Portal Newsindo, Cuitan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah di Twitter menuai kecaman dari sejumlah pengguna warga media sosial.
Dalam cuitan yang diunggah 24 Januari 2017 pukul 4.14 pagi tersebut Fahri menulis, "Anak bangsa mengemis menjadi babu di negri orang dan pekerja asing merajalela..."
Sejumlah netizen yang bekerja di luar negeri maupun berorangtuakan TKI menjadi marah dibuatnya.
Pemilik akun @azizawaludin, misalnya, membalas cuitan Fahri Hamzah tersebut dengan menulis, "Sy jg anak babu. Bapak saya jadi TKI slma 20 th lebih di Arab. Skarang saya kuliah S2 di Australia. Saya bangga pd Bapak. Hai, 2Fahrihamzah."
Senada juga diungkapkan pemilik akun @hanifdhakiri yang menulis, "Sy anak babu. Ibu sy bekerja mnj TKI scr terhormat. Tdk mengemis, tdk sakiti org, tdk curi uang rakyat. Saya bangga pd ibu. #MaafkanFahriBU."
Pemilik akun @shandraVoH juga mengungkapkan kegeramannya dengan apa yang ditulis Fahri.
"Saya, Anak bangsa ke luar negri untuk bekerja @Fahrihamzah @jokowi bukan mengemis menjadi BABU, tolong diralat! Anda menghina Anak bangsa," tulisnya.
Sementara akun @wahyususilo menulis "Sbg Ketua Timwas TKI @DPR_RI @Fahrihamzah sgt tak pantas berkicau ini. Walau dihapus, terekam dlm ingatan massa."
Tak ketinggalan Direktur Migrant Care Anis Hidayah menanggapi cuitan tersebut dengan menulis bahwa tidak ada yang mengemis karena mereka bekerja sebagai PRT di luar negri secara terhormat.
"Apakah Anda sudah memartabatkan mereka? Revisi UU TKI jalan di tempat sejak 2010," tulisnya.
Lebih lanjut Anis menulis, "Pak @Fahrihamzah anda terpilih dr dapil NTB. NTB daerah pengirim buruh migran terbesar seluruh ind. Jd yg anda wakili anda anggap pengemis?"
Artis Melanie Subono melalu akunnya @melaniesubono menulis, "Pak @Fahrihamzah anda keterlaluan. Di hapus tp sdh Screencap. 2017 nyebut BABU ??? Mrk Terhormat! Lagian apa yg dah anda lakukan u/mrk?."
Para tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri rupanya menaruh perhatian pada cuitan Fahri Hamzah soal "mengemis jadi babu" dan bereaksi marah baik lewat media sosial ataupun pernyataan pers resmi, Selasa (24/1).
Sebuah kelompok yang mengaku mewakili buruh migran Indonesia yang berada di Hong Kong bahkan menuntut wakil ketua DPR itu untuk meminta maaf secara resmi.
Kelompok yang menyebut dirinya Lingkaran Aku Cinta Indonesia (LACI) itu juga mengungkit pernyataan Fahri pada Oktober 2016 yang menyebutkan bahwa 1.000 TKI di Hong Kong hamil dan bahwa 30% TKI di sana mengidap AIDS/HIV.
"Lalu hari ini kami sangat sakit hati membaca Twitter Bapak yang mengolok-olok pekerjaan kami dengan kata-kata 'babu yang mengemis di negeri orang'," bunyi pernyataan pers yang diterima redaksi.
"Tahukah Bapak bahwa pernyataan Bapak telah merendahkan martabat dan harga diri kami, para “Pahlawan Devisa” yang menyumbangkan remitansi sebesar US$ 7,4 miliar atau Rp 97,5 triliun untuk memutar roda perekonomian Indonesia. Menurut data LSM di Hong Kong yang kami ketahui, satu orang TKI menghidupi tiga sampai sembilan orang anggota keluarganya di kampung halaman. Tidakkah Bapak memikirkan hal ini sebelum merendahkan kami?"
Selain itu, banyak TKI di luar negeri yang melampiaskan kekesalan mereka dengan membanjiri kolom komentar di akun Facebook Beritasatu.com yang memuat berita terkait.
Berikut sebagian dari komentar-komentar mereka:
"Sampai hati cakap mengemis jadi babu. Aku walaupun
Sebuah kelompok yang mengaku mewakili buruh migran Indonesia yang berada di Hong Kong bahkan menuntut wakil ketua DPR itu untuk meminta maaf secara resmi.
Kelompok yang menyebut dirinya Lingkaran Aku Cinta Indonesia (LACI) itu juga mengungkit pernyataan Fahri pada Oktober 2016 yang menyebutkan bahwa 1.000 TKI di Hong Kong hamil dan bahwa 30% TKI di sana mengidap AIDS/HIV.
"Lalu hari ini kami sangat sakit hati membaca Twitter Bapak yang mengolok-olok pekerjaan kami dengan kata-kata 'babu yang mengemis di negeri orang'," bunyi pernyataan pers yang diterima redaksi.
"Tahukah Bapak bahwa pernyataan Bapak telah merendahkan martabat dan harga diri kami, para “Pahlawan Devisa” yang menyumbangkan remitansi sebesar US$ 7,4 miliar atau Rp 97,5 triliun untuk memutar roda perekonomian Indonesia. Menurut data LSM di Hong Kong yang kami ketahui, satu orang TKI menghidupi tiga sampai sembilan orang anggota keluarganya di kampung halaman. Tidakkah Bapak memikirkan hal ini sebelum merendahkan kami?"
Selain itu, banyak TKI di luar negeri yang melampiaskan kekesalan mereka dengan membanjiri kolom komentar di akun Facebook Beritasatu.com yang memuat berita terkait.
Berikut sebagian dari komentar-komentar mereka:
"Sampai hati cakap mengemis jadi babu. Aku walaupun
sudah 12 tahun kerja di luar negeri memang jadi babu, tapi masih mending jadi babu daripada kerja jadi pejabat pun kalau tak pegang amanah dengan jujur. Jangan menghina orang kecil, jabatan dan pangkat hanya sementara. Tapi jadi babu kalo kita jujur tengok aku 12 tahun suka hati. Awak itu belum tentu kekal jadi pangkat," tulis pemilik akun Sitinur Litta.
"Saya seorang TKW dan saya tersinggung dengan statemen Fahri. Babu juga pekerjaan halal, dan dia buta ya kalau sebagian devisa negara itu dari kami para buruh migran. Dan mungkin devisa negara yang didapat dari kami itu buat nggaji ongkang-ongkang dia di DPR. Pikir dulu pake otak pak, baru bicara," tulis pemilik akun Ida Rose Nunny.
"Mas bro kami semua nggak pernah menganggap kamu wakil kita! Lo ada masalah tenaga kerja China di Indonesia ya cari solusinya, dukung pemerintah! Jangan malah saling menyalahkan! Dan satu lagi Fahri, jangan bawa-bawa kita para TKI jadi alasan kamu untuk seolah-olah prihatin. kami nggak perlu belas kasihan. Kita ikhlas mencari rejeki di manapun. Tapi ingat kita bukan pemgemis. Jaga mulutmu," tulis pemilik akun Papah Roy.
"Aku biasa aja sebagai TKI/sopir di Arab Saudi. Walau dibilang mengemis sebagai babu tetap bersyukur nasib hidupku dan keluargaku ada kemajuan. Pak Fahri tolong hati-hati ajalah karena Bapak juga wakil rakyat dan digaji rakyat termasuk kami," tulis pemilik akun Jonet Suares Suarez.
"Jangan sombong Pak Dewan yang terhormat. Kami para TKİ tidak mengemis dan tidak meminta-minta, tetapi Andalah yang sebenarnya mengemis dan meminta-minta pada rakyat agar anda dipilih dan duduk di kursi seperti sekarang ini," tulis pemilik akun Kang Giotak.
"Kami tidak mengemis, kami legal Pak. Kami sedikit banyak nyumbang devisa negara Pak Fahri," tulis pemilik akun Baik Jumo.
Cuitan Fahri yang menghebohkan itu tertulis: "Anak bangsa mengemis menjadi babu di negeri orang dan pekerja asing meraja lela … " namun beberapa jam kemudian tampaknya sudah dihapus dari akun @Fahrihamzah. (BS/SN)
"Saya seorang TKW dan saya tersinggung dengan statemen Fahri. Babu juga pekerjaan halal, dan dia buta ya kalau sebagian devisa negara itu dari kami para buruh migran. Dan mungkin devisa negara yang didapat dari kami itu buat nggaji ongkang-ongkang dia di DPR. Pikir dulu pake otak pak, baru bicara," tulis pemilik akun Ida Rose Nunny.
"Mas bro kami semua nggak pernah menganggap kamu wakil kita! Lo ada masalah tenaga kerja China di Indonesia ya cari solusinya, dukung pemerintah! Jangan malah saling menyalahkan! Dan satu lagi Fahri, jangan bawa-bawa kita para TKI jadi alasan kamu untuk seolah-olah prihatin. kami nggak perlu belas kasihan. Kita ikhlas mencari rejeki di manapun. Tapi ingat kita bukan pemgemis. Jaga mulutmu," tulis pemilik akun Papah Roy.
"Aku biasa aja sebagai TKI/sopir di Arab Saudi. Walau dibilang mengemis sebagai babu tetap bersyukur nasib hidupku dan keluargaku ada kemajuan. Pak Fahri tolong hati-hati ajalah karena Bapak juga wakil rakyat dan digaji rakyat termasuk kami," tulis pemilik akun Jonet Suares Suarez.
"Jangan sombong Pak Dewan yang terhormat. Kami para TKİ tidak mengemis dan tidak meminta-minta, tetapi Andalah yang sebenarnya mengemis dan meminta-minta pada rakyat agar anda dipilih dan duduk di kursi seperti sekarang ini," tulis pemilik akun Kang Giotak.
"Kami tidak mengemis, kami legal Pak. Kami sedikit banyak nyumbang devisa negara Pak Fahri," tulis pemilik akun Baik Jumo.
Cuitan Fahri yang menghebohkan itu tertulis: "Anak bangsa mengemis menjadi babu di negeri orang dan pekerja asing meraja lela … " namun beberapa jam kemudian tampaknya sudah dihapus dari akun @Fahrihamzah. (BS/SN)
No comments:
Write komentar