BANI HARAHAP SIAPA? GAK KENAL? SAMA
Untuk mengetahui siapa dia, mari kita lihat sekilas secara garis besar atmosfer politik Indonesia yang kemudian memuncullkan sosok Bani Harahap sebagai figurannya.
Ahok menjanjikan ekonomi lebih baik di Kepulauan Seribu, terpeleset lidah (kata orang sebelah sana) mengatakan tentang Al-Maidah. Buni Yani on fire, upload, disambut gegap gempita, dilanjutkan dengan Fatwa MUI tentang Penodaan Agama oleh Ahok.
Fatwa MUI yang dinilai terburu-buru dan bermuatan politik mulai kehilangan momentum, namun kemudian diselamatkan oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF-MUI) yang berikhtiar menjaga fatwa yang sudah mulai kehilangan taringnya.
Bila Anda bingung bedanya GNPF-MUI dengan FPI, tidak masalah. Keduanya bagai saudara kembar politis yang ada-ada saja.
Bersama-sama, dua organisasi sosial yang badan hukumnya dipertanyakan itu, menggelar demonstrasi 3 angka. Awalnya mantap, lama-lama semakin melemah. Mereka yang awalnya pikir membela agama, langsung sadar sedang diperalat agenda politik. Selain itu, dana juga ada batasnya kan?
GNPF-MUI mengaku memiliki 100 pengacara dan mendesak dalam banyak hal. Sumber FPI yang berteriak tidak boleh ada intervensi hukum, tidak berlaku ke GNPF-MUI, karena mereka kok sepertinya interventor sejati. Agama dijadikan tameng untuk tindakan merasa di atas hukum negara.
Satu dari 100 pengacara (kalau memang 100), bernama Bani Harahap. Bukan siapa-siapa.
KILAS BALIK CHAT SEX RIZIEQ
Sebelum membahas lebih lanjut tentang Bani Yani eh.. Bani Harahap, sebentar saja kita belajar dari pengalaman gurunya (?). FPI diketuai Rizieq. Rizieq merasa dirinya kharismatik. Kesuksesan demonstrasi 212, membuat besar kepala.
Hacker meretas percakapan Whatsapp bersama Firza yang berbau mesum dengan alasan apa yang dikoar-koarkan tidak sejalan dengan tingkah lakunya. Ini masih bersifat dugaan. Dengan kepergian Rizieq melarikan diri ke Arab Saudi dan meminta rekonsiliasi dengan pemerintah, membuat kita tidak perlu lagi menduga akhirnya. Terima kasih Rizieq.
BANI HARAHAP SANG FIGURAN
“Buah tidak jatuh jauh dari pohonnya”, kata pepatah. Sepertinya tepat ya, tapi penulis merasa mungkin bisa dimodifikasi sedikit pepatahnya. Dalam hal ini, “Buah dan pohon jatuh bersama” sepertinya lebih tepat.
Akun Instagram “Gebby Vesta”, seorang model seksi yang diduga dekat dengan kaum sebelah itu, membuka kebobrokan Bani Harahap dan menyambar ke teman-temannya. Gebby mengaku tidak tahan lagi dengan pola tingkah Bani sekaligus tidak tahan lagi dengan kaum munafik menurut dia yang selama ini sibuk jual-beli agama.
Menurut Gebby Vesta, Bani Harahap adalah :
Pengacara
Mantannya yang setiap bertemu meminta “jatah” hubungan suami-istri.
Penikmat hubungan suami-istri dengan banyak perempuan. Minimal 3 orang sudah mengatakan ke Gebby.
Memaksa “jatah” di bulan puasa.
Simpatisan ISIS.
Seseorang yang berambisi menjadi gubernur termuda.
Seseorang dengan ukuran itu sebesar jempol tangan.
Seseorang yang menjauhi media sosial supaya namanya bersih saat pencalonan.
Seseorang yang memiliki kemiripan sifat dengan teman-temannya.
Supaya imbang, menurut Gebby Vesta, dirinya adalah :
Singer
Model
DJ
Bad Girl
APAKAH GEBBY VESTA TIDAK SUKA BANI HARAHAP dan TEMAN-TEMANNYA?
Betul, dia tidak suka. Menurut Gebby mereka hanya orang-orang yang berlindung dibalik agama. Mereka orang-orang munafik yang menebar kebencian, fitnah, perpecahan, banyak hal buruk untuk agama lain, bahkan untuk agamanya sendiri.
Secara ringkas, Gebby menyimpulkan bahwa mereka adalah “Pencari masalah dalam setiap masalah.”
Lalu siapa teman-teman dari Bani Harahap yang dimaksud Gabby? Tidak ada yang tahu.
Yang kita tahu hanya Bani Harahap merupakan salah satu pengacara GNPF-MUI yang dekat dengan FPI, yang dibentuk dalam rangka (menurut mereka) menjaga Fatwa MUI tentang penodaan agama oleh Gubernur Jakarta, yang saat ini sudah dipenjara.
Bila ada kemiripan antara kisah Bani Harahap dengan Riziek Shihab, antara pengacara GNPF-MUI dengan pemimpin FPI, kita bersama juga masih dalam tanda tanya. Kebenaran dari kisah Gebby tentang pengalaman dirinyasendiri pun masih dalam tanda tanya. Namun bila ini memang benar, Gebby sudah menyelamatkan kita dari minimal 1 orang calon legislatif atau eksekutif di masa depan yang kompetensinya untuk negara tidak perlu ragu untuk kita meragukan.
Bila penulis ditanya, percaya siapa? Gebby atau para penikmat tuduhan kriminalisasi ulama? Penulis dengan landasan logis cenderung lebih percaya orang yang mengaku dirinya bad dan bicara blak-blakan dari pada orang yang berkoar-koar dirinya orang suci dan bicara seolah-olah membela yang suci.
Orang yang terbiasa jujur melihat dirinya bukan orang suci, bad boy, apa adanya, tidak ada alasan lagi untuk bersikap tidak jujur ketika mengkritik orang lain. Tidak ada alasan untuk pencitraan bagi orang yang selama ini sudah apa adanya.
No comments:
Write komentar