Respons Istana Perihal Biaya Perjalanan Keluarga Jokowi Bikin 3 Oknum Kejang Hebat

 


Pihak Istana Kepresidenan memberikan klarifikasi mengenai pembiayaan perjalanan keluarga Presiden Joko Widodo ke Turki dan Jerman. Istana, melalui Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin mengatakan bahwa pembiayaan perjalanan keluarga, dikeluarkan dari kantong pribadi Jokowi sendiri.

“Sebelum melakukan perjalanan ke Turki dan Jerman, Presiden Joko Widodo telah memberikan arahan kepada Plt Kepala Sekretariat Presiden Winata Supriatna pada Senin, 3 Juli 2017, di Istana Merdeka. Dalam arahan tersebut, Presiden menegaskan bahwa seluruh biaya perjalanan dan akomodasi anggota keluarga Presiden yang turut serta dalam perjalanan ke Turki dan Jerman sejak 5 sampai 9 Juli 2017 menjadi tanggungan pribadi Presiden” kata Bey Bahmudin, Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden.

Dalam kunjungannya ke Turki menjumpai presiden Erdogan, yang katanya merupakan junjungan partai PKS dan ke Jerman dalam rangka menghadiri KTT G20 di Hamburg, Jokowi memboyong seluruh keluarga besarnya. Tak hanya Ibu Negara Iriana Widodo, Presiden Joko Wiodo juga membawa ketiga anaknya, Gibran Rakabuming, Kahiyang Ayu, dan Kaesang Pangarep.

Istri Gibran, yakni Selvi Ananda dan bayi mungil buah pernikahan mereka, Jan Ethes pun dibawa dengan pesawat kepresidenan. Jangan sampai nyinyiran berikutnya mengenai keluarga tidak boleh naik pesawat kepresidenan yang digunakan oleh keluarga Joko Widodo. Rasanya itu nyinyiran yang terlalu rendah untuk dibahas.


Mereka nggak minta proyek.. Dasar Ndeso!

“Perintah Presiden sangat jelas dan tegas untuk efektivitas dan efisiensi,” kata Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Contoh efisiensi tersebut, kata dia, tidak perlu sewa pesawat walau perjalanan sampai ke Amerika Serikat, tim advance yang diperkecil, dan jumlah delegasi yang dibatasi dengan kapasitas pesawat.

Namun untuk mengantisipasi pemikiran bodoh dari kaum bumi datar, khususnya mereka yang selalu tidur di gedung DPR, pihak Istana juga mengklarifikasi penggunaan pesawat tersebut. Di dalam klarifikasi tersebut, dikatakan bahwa mereka menggunakan pesawat kepresidenan, selayaknya para menteri yang juga ikut bersama Presiden di Pesawat ‘Air Force One’ versi Indonesia. Mengapa mereka harus satu pesawat?

“Perlu diketahui bahwa anggota keluarga Presiden Jokowi selama penerbangan berada di bagian kompartemen yang selama ini hanya diperuntukkan Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo, sehingga keberadaan anggota keluarga Presiden Jokowi tidak mengurangi kapasitas penumpang rombongan resmi Presiden,” kata Bey.

Mungkin pertanyaan dari kaum bumi datar yang mulai bengkok tetap ada. Enak sekali keluarga presiden siapapun bisa ikut pesawat kepresidenan, ini tidak etis! Tidak pantas! Hal ini dapat dengan mudah dijawab. Mereka satu pesawat dan ikut trip Jokowi, karena tidak perlu keluar uang beli tiket pesawat lain, wong satu jurusan, bahlul ente!

Sebelumnya, sudah ada setidaknya tiga oknum tidak jelas yang menuding dan mencibir aksi Jokowi di dalam mengundang keluarga besarnya untuk berlibur. Siapa saja mereka? Fadli Zon (Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI), Apung Widadi (Sekjen Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran/ FITRA), dan Rachlan Nashidik (Politisi Demokrat).

Serangan ‘Kontraproduktif’ Fadli Zon


“Saya nggak tahu apa alasannya, mungkin sekalian liburan atau bagaimana, tapi tentu menimbulkan pertanyaan. Sah-sah saja orang bertanya karena tentu di luar kebiasaan dilakukan presiden Jokowi…. Setahu saya di zaman Pak Harto tidak ada sampai ke cucu, mungkin pernah kalau anak. Kalau bawa cucu setahu saya tak pernah”

Rasanya ia lupa, bahwa ia pernah meminta KBRI untuk menjemput anaknya yang sedang study tour di luar negeri, dan hanya membayar $200. Mungkin Fadli sekarang sudah minum Panadol, maka tidak heran kalau dia “Sudah lupa tuh!”. Untung dia tidak minum bubuk Daia, sabun pencuci baju.

Sebaiknya Fadli Zon harusnya kita’ ikat lehernya’ dan kekang pakai tali, sehingga ia dapat dengan cepat mengurus revisi UU Anti Terorisme yang belum rampung, ketimbang menyalak hal yang tidak penting. Mungkin hal yang lebih penting, kita harus siram oli ke Fadli Zon agar bisa mempercepat revisi undang-undang Anti Terorisme. Jangan bicara korupsi sebagai oli pembangunan. Hahaha.

Serangan ‘Memprihatinkan’ ala Politisi Demokrat, Rachland Nashidik

Kenapa Lebaran bawa keluarga ke Ragunan, Jokowi menjawab: tiketnya murah. Kalau bawa keluarga pelesir dengan biaya negara? Tiketnya gratis – @Ranabaca (akun Rachland Nashidik)


Politisi Demokrat pun tidak kalah nyinyir dengan Fadli Zon. Rasanya gejala yang sama ditunjukkan oleh politisi demokrat ini. Rachland mungkin sudah minum Panadol, sehingga ia lupa bahwa 5 tahun yang lalu, dua putra Susilo Bambang Yudhoyono, junjungan tertinggi Demokrat, juga ikut serta dalam rombongan SBY yang berkunjung ke London.

Bukan hanya itu, bahkan sebelum Ibas kawin, calon istrinya pun ikut plesiran ke Jogja dengan sang calon ibu mertua, Ibu Ani Yudhoyono. Untung calon istri Ibas pada saat itu tidak plesiran bersama sang calon ayah mertua. Saya prihatin melihat hal ini. Hahaha.


Mereka Jawir, tapi nggak ndeso

Serangan ‘Mengapung’ Sekjen Fitra FITRA, Apung Widadi

Deputi Sekjen Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Apung Widadi mendorong Presiden Joko Widodo atau pihak Istana Kepresidenan transparan soal keluarga Jokowi yang ikut kunjungan kerja ke Turki dan Jerman.

“Menurut saya, memang Presiden atau stafnya harus jelaskan biaya perjalanan mereka… Pakai pribadi atau ditanggung negara. Kalau ditanggung negara berapa, aturannya bagaimana. Selama ini kan enggak jelas transparansinya… Kalau Pak Jokowi sendiri kunjungan kerja, lantas keluarganya liburan atau bagaimana? Pelesiran di saat Bapak Jokowi kerja dinas, tapi kalau pelesiran pakai uang rakyat, ini yang menyakitkan di tengah APBN yang defisit.” kata Apung Widadi

Pung, sekarang pihak istana sudah menjawab dan mengklarifikasi pertanyaan Anda. Lantas, apa yang menjadi respons Anda? Yah, menurut saya, respons Apung bisa terprediksi. Komentarnya akan tidak jauh-jauh dari “pencitraan”, “pemborosan”, “tidak empati kepara rakyat”, “alasan dibuat-buat”, dan berbagai macam alasan-alasan yang sangat mengawang, maksud saya meng-apung.

Dari klarifikasi Istana, rasanya kita tidak perlu khawatir mengenai kunjungan kerja Joko Widodo. Investasi triliunan di luar negeri, tidak sebanding dengan hiburan yang diperjuangkan oleh sang Bapak kepada keluarganya. Tentu setiap kita memiliki bapak yang baik, bukan? Atau jangan-jangan kalian lahir dari adukan semen? Kita Jokowi sangat mengabdi kepada negara dan rakyatnya. Klarifikasi Istana sudah cukup jelas menjawab permasalahan yang simpang siur mengenai dana yang digunakan Presiden di dalam memboyong keluarganya ke luar negeri.

No comments:
Write komentar