Rizieq & Zakir Naik sebelas duabelas,Mereka Bertemu di Arab Saudi, Negara Yang Aman Untuk Buronan?

 


Rizieq dan Zakir Naik adalah dua sosok yang memiliki kesamaan. Keduanya kerap melontarkan pernyataan yang menyudutkan agama lain. Keduanya juga sama-sama menjadi buronan di negara-negaranya masing-masing.

Zakir Naik merupakan buronan di India. Organisasinya, Islamic Research Foundation (IRF) telah dilarang di India. Pada November 2016 lalu, media India melaporkan bahwa Badan Investigasi Nasional negara itu (NIA) telah melakukan penggerebekan di beberapa properti komersial dan residensial yang dimiliki oleh Dr Zakir.

Rizieq Syihab adalah buronan pemerintah Indonesia untuk kasus pornografi. Polisi Indonesia sudah menetapkan Rizieq sebagai tersangka serta menerbitkan surat penangkapan.

Meskipun sama-sama menjadi buronan, Rizieq dan Zakir Naik sampai sekarang belum juga ditangkap oleh negaranya masing-masing. Keduanya sama-sama sedang berada di Arab Saudi.

Keduanya tidak sengaja bertemu. Rizieq Syihab bertemu dengan ulama ternama asal India, Zakir Naik. Pengacara Rizieq, Sugito Atmo Prawiro mengatakan keduanya bertemu pada Selasa (13/6) kemarin.

“Itu acara takziah di tempat Syekh Kholid Selasa kemarin. Lalu di sana juga bertemu Zakir Naik di Saudi, saya sedang cek dalam rangka apa pertemuan itu,” kata Sugito ketika dihubungi detikcom, Rabu (14/6/2017).

Sugito mengatakan saat ini tengah menanyakan kepada Rizieq terkait pertemuan tersebut. Dia juga tengah mencari tahu mengenai siapa yang meninggal di rumah Syekh Kholid.

“Saya sedang cek siapa dari Syaikh Kholid yang meninggal. Saya sedang tanyakan ke Habib Rizieq. Nanti akan saya kabarkan lagi,” ujarnya.
“Intinya HRS (Habib Rizieq Syihab) berterima kasih dengan ZN (Zakir Naik) karena sudah berkunjung ke Indonesia. Dan ZN pun bangga dengan perjuangan HRS selama ini,” ungkapnya.

Sugito mengatakan, selama berada di Arab Saudi, Rizieq tak punya banyak waktu beristirahat. Sebab banyak undangan dan kunjungan yang datang kepadanya.

“Kunjungan tokoh, baik yang dari Indonesia yang lagi umrah maupun dari negeri lainnya tak henti-henti datang silih berganti. Selasa kemarin sampai menjelang subuh memenuhi beberapa undangan dari pejabat dan ulama di Saudi,” tuturnya.

Sugito sempat menceritakan sosok Syekh Kholid Al Hamudi. Dia mengatakan, Syekh Kholid sebagai ulama besar Arab Saudi sering membawa dan memperkenalkan tokoh atau ulama Indonesia ke Imam Masjidil Haram.

Bertemunya Rizieq dan Zakir Naik dalam acara takziyah, menunjukkan bahwa keduanya bisa menghirup udara bebas serta menikmati kehidupan di Arab Saudi tanpa ada tekanan dari pemerintah Arab Saudi. Padahal keduanya adalah buronan negara masing-masing. Menjadi tanda tanya besar mengapa pemerintah Arab Saudi terkesan melindungi keduanya.

Fakta bahwa Rizieq dan Zakir Naik masih bisa bergerak bebas di Arab menimbulkan beberapa dugaan.

Pertama, pemerintah Arab Saudi memang sengaja membiarkan Zakir Naik dan Rizieq bergerak bebas di Arab karena memang tidak ada permohonan resmi dari pemerintah India dan Indonesia untuk menangkapnya. Sampai sekarang memang belum terdengar kabar bahwa pemerintah India maupun Indonesia belum meminta secara resmi kepada pemerintah Arab untuk meringkus Rizieq dan Zakir Naik.

Dugaan kedua, Arab Saudi memang sebuah negara yang aman untuk para buronan sepertui Rizieq dan Zakir Naik. Pemerintah Arab memang sengaja melindungi Rizieq dan Zakir Naik. Memang tidak aneh ketika pemerintah Arab memberikan perlakuan istimewa kepada Zakir Naik dan Rizieq Syihab. Sebelumnya, Raja Salman juga telah memberikan penghargaan kepada Zakir Naik.

Zakir Naik memang terlihat sebagi tokoh muslim yang berhaluan wahabi Arab. Meskipun Zakir Naik tak mengakui dirinya sebagai seorang Wahabi, namun pola pikir dan amaliyahnya hampir mirip dengan wahabi Arab. Cara memahami dalil yang cenderung tekstual juga hampir sama dengan cara memahami dalil orang Wahabi.

Begitu pun dengan Rizieq. Meskipun Rizieq konon bermanhaj serta beramaliyah seperti orang NU, namun gaya amar ma’ruf nahi mungkarnya hampir sama dengan Wahabi Arab yang tidak jarang menggunakan sweeping dan kekerasan. Jika Wahabi Arab tidak segan-segan menghancurkan situs-situs bersejarah Islam, maka Rizieq dan FPI tidak segan-segan memporak-porandakan tempat hiburan yang menurut mereka menjadi sarang maksiyat.

Persamaaan-persamaan tersebut yang saya kira bisa dijadikan alasan mengapa Rizieq dan Zakir Naik bisa bergerak bebas di Arab bahan terkesan mendapat perlakukan yang istimewa dari pemerintah Arab.swd

No comments:
Write komentar