Tanpa terasa, Rizieq Shihab DPO kasus chat mesum dengan Firza Hussein sudah berada sekitar 45 hari diluar negeri sejak akhir April lalu. Berdalih Umroh pada awalnya, namun kini lanjut dan tidak diketahui kapan kembali. Setidaknya dari perhitungan kasar, Rizieq sudah menghabiskan dana minimal Rp 350 juta hanya untuk penginapan saja.
Dari berbagai informasi yang ada, kami mencoba menghitung biaya yang dikeluarkan oleh Rizieq Shihab yang tidak diketahui dimana. Setiap orang yang diburu aparat keamanan sering menyembunyikan diri. Itu dilakukan siapapun. Demikian juga yang dilakukan oleh Rizieq, namun tetap saja ada kecerobohan yang dilakukan sehingga keberadaan penginapan pria pimpinan FPI itu bisa diketahui. Setidaknya hingga video pertemuan Rizieq dengan pengacara Eggi Sujana tersebar. Hingga awal Juni, ada 3 tempat yang dijadikan tempat menginap Rizieq yakni 2 kali di Saudi dan 1 di Malaysia.
Diketahui Rizieq berangkat Umroh pada 26 April dan beredar kabar berada di Malaysia pada 11 Mei. Artinya ada kurun 14 hari berada di Saudi. Di duga dia menginap di Hotel Fairmount dari sebuah Fanspage Umat Muslim 30 April menshare status seseorang. Di Hotel tersebut tariff termurahnya berkisar Rp 9 juta. Artinya di hotel mewah itu Rizieq menghabiskan Rp 126 juta, dihitung 1 kamar. Bila memang benar Umroh beserta keluarga maka biaya penginapan akan membengkak lagi. Kemudian, Fanspage Kata Kita mengunggah foto keberadaaan Rizieq di Malaysia dan media lokal memberitakan hal itu berdasar info pengacaranya, Kapitra. Keberadaan di Malaysia kemungkinan untuk memperpanjang visa di Saudi.
Tak lama berada di Saudi, media lokal kemudian memberitakan bahwa laki-laki yang pernah mendekam di penjara saat rezim Megawati dan SBY itu kembali ke Arab Saudi. Nah akun Instagram DPP FPI tanggal 29 Mei mengunggah perbincangan antara Rizieq dengan beberapa orang termasuk Eggi Sujana di kamar pribadi yang mewah. Dari video itulah kemudian dilakukan analisa keberadaan penginapannya. Yang paling mudah menganalisa tentu sudut-sudut kamar karena kita mudah mengcompare dengan data, foto atau gambar yang tersedia di web hotel tersebut. Misalnya lantai kamar, design interior, model jendela, sudut tampak luar jendela yang kebetulan kamar itu berada di seputar Makkah Al Mukarramah. Analisa tersebut menunjukkan bahwa Rizieq menginap di hotel mewah lain bernama Al Safwah yang bertarif Rp 7 juta permalam. Lagi-lagi bila dihitung sejak keberadaannya di Saudi yang kedua yakni 15 Mei hingga 12 Juni dengan hitungan biaya penginapan 1 kamar Rp 7 juta maka duit keluar Rp 189 juta.
Dari 2 kali menginap di Saudi hingga tanggal 12 Juni, akan diperoleh jumlah Rp 315 juta. Itu belum dihitung periode keberadaannya di Malaysia 5 hari, biaya perjalanan, kamar lain bila benar Rizieq melakukan Umroh bersama seluruh keluarganya bisa mencapai Rp 350 juta lebih. Masih ada kebutuhan biaya konsumsi, komunikasi dan kebutuhan lain maka pengeluaran bisa lebih besar lagi.
Bayangkan biaya yang dikeluarkan sebesar itu hanya untuk menginap saja sementara di bulan Ramadhan begini bukankah banyak hal yang bisa dilakukan dengan lebih baik? Disisi lain, demo-demo kelanjutan tanggal-tanggal keramat makin minim orang. Entah karena puasa, entah karena tidak ada bayaran, entah karena tiadanya tokoh sentral atau karena kesadaran masyarakat muslim membaik yang jelas demo mengatasnamakan umat Islam makin sepi. Seperti diketahui, Rizieq sudah dinyatakan DPO oleh Kepolisian Republik Indonesia pada 31 Mei lalu karena dugaan melakukan chat mesum dengan Firza Hussein. Bukannya menjelaskan kasusnya (jika memang tidak salah) atau bertanggungjawab namun kabur keluar negeri dengan dalih beragam. Ada alasan umroh, ada alasan mengerjakan tesis, ada alasan dikriminalisasi. Bahkan selama berada di pelarian, sempat mengeluarkan pernyataan perlawanan kepada polisi.
Sebagai panutan bagi sebagian orang terutama di FPI, seharusnya Rizieq memberi tauladan yang baik. Buktikan saja bahwa chat itu bukan asli (jika memang dianggap tidak dilakukan). Anda atau pengacara kan bisa mencari ahli IT bukan hanya dalam negeri tapi juga ahli dari luar negeri untuk membuktikan bahwa chat itu tidak nyata. Polri juga tidak bakal sembarangan menetapkan status tersangka jika memang tidak memiliki bukti valid. Lihat kasus Ariel, dia tidak menyebarkan toh tetap dikenakan hukuman. Bahkan FPI berdiri paling depan yang mendesak agar vokalis band Noah itu dijebloskan ke penjara.
Selama pelariannya, ada banyak isu yang dilemparkan terutama dari kelompok yang diduga berasal dari kubu FPI. Lihat saja ada soal tantangan pembuktian chat dengan hadiah uang dan mobil, ada tantangan mubahalah, ada tudingan kriminalisasi, ada perlawanan revolusi putih, menyamakan hijrahnya Rasul dan lain sebagainya. Tidak perlu mengembangkan hal-hal lain, pulang dan hadapi kasusnya. Banyak fakta yang bisa kita lihat di video yang tersebar di youtube tentang pernyataan-pernyataan yang sebenarnya berpotensi diajukan ke pengadilan. Hingga kini paling tidak sudah ada 8 pelaporan tentang Rizieq dan 1 diantaranya sudah ditetapkan tersangka serta 1 lagi masih didalami polisi yakni penghinaan Pancasila. Kasus ini dilaporkan oleh Rachmawati Soekarnoputri.
(tirto-id,redaksi-id)
No comments:
Write komentar