Insiden FPI di Rembang, Ini Penjelasan Pihak Pesantren Sarang

 

Perhelatan Haul KH Zubair Dahlan ayahanda KH Maimoen Zubair sempat ramai ketika diberitakan bahwa atribut Laskar Front Pembela Islam (FPI) dilucuti oleh pihak Polres Rembang, Jawa Tengah, Jumat (9/6).

Padahal menurut keterangan, Polres Rembang hanya ingin situasi Haul kondusif dengan tidak membawa atribut FPI. Kapolres Rembang AKBP Sugiarto pun langsung turun tangan memberikan penjelasan dengan santun kepada FPI. Sugiarto bahkan memberikan pakaian pengganti atribut FPI dengan baju koko.

Terkait insiden yang disalahpahami oleh pihak FPI dan viral di media sosial tersebut, pihak Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang Rembang melalui Khodim (abdi dalem) Kiai Maimoen Zubair, Muhammad Wahyudi memberikan penjelasan terkait dengan FPI dan peringatan haul.

Rentetan acara haul yang dilaksanakan di Maqbaroh simpek dibuka dengan iftitah yang dipimpin oleh KH Muhammad Alim, kemudian dilanjutkan dengan bacaan surat Yasin oleh KH Ahmad Ainul Yaqin Tuban, kemudian disusul dengan bacaan tahlil yang dipimpin oleh Habib Abu Bakar Assegaf, dan ditutup dengan doa oleh KH Maimoen Zubair.

“Selesai tahlil di Maqbaroh, para peziarah dengan jumlah ribuan orang serentak ikut berbuka bersama di ndalem KH Maimoen Zubair,” ujar Muhammad Wahyudi mengawali penjelasannya.

Wahyudi menerangkan, yang diharapkan datang dalam acara haul yang dilaksanakan pada tiap pertengahan bulan Ramadhan ini adalah santri dan alumni Pondok Pesantren Sarang, khususnya Pondok Pesantren Al-Anwar. Dan Mbah Maimoen tidak mengundang yang lainnya dari elemen dan ormas-ormas manapun.

Kedatangan FPI, Banser, maupun ormas lain pada acara haul Mbah Zubair kali ini, Mbah Maimoen tidak tahu menahu tentang kehadiran mereka dengan mengatasnamakan organisasi.

“Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Mbah Maimoen meminta FPI untuk tidak menggunakan atribut mereka dan tetap ikut ziarah di maqbaroh dengan menggunakan pakaian layaknya tamu-tamu yang lain,” jelas Wahyudi.

Ia pun menegaskan, kurang tepat bahwa keluarga Mbah Maimoen Zubair ada keterkaitan dengan FPI. Adapun berita yang beredar di medsos tentang dukungan adalah hak mereka. Manhaj Mbah Maimoen adalah yang terpenting menjunjung tinggi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan empat pilar bangsa dan negara.

“Hal ini adalah sesuatu yang patut dan harus dipertahankan serta diperjuangkan untuk menjadi pelajaran bagi kita umat Islam,” katanya menegaskan.

Wahyudi menandaskan, menjunjung tanah air adalah hal yang pasti sangat bermanfaat untuk agama Islam dan menuju kepada Baldatun Thoyyibatun Warobbun Ghofur.

“Seperti apa yang dicontohkan oleh Nabi Besar Muhammad shollallohu alaihi wasallam, bahwa kesemuanya untuk kesemuanya, rahmatan lil 'alamin,” tutupnya. (Ahmad Asmui/Fathoni)[nu.online]

No comments:
Write komentar