Ahok Go Internasional, UNHR Asia Panggil Indonesia Kaji Pasal Penistaan Agama

 

Keprihatinan akibt vonis hakim yang (katanya) mulia terhadap Ahok bukan hanya terjadi di Jakarta, namun sampai ke seluruh Indonesia. Memang wajar jika Ahok yang tidak bermaksud untuk menista agama, divonis dua kali lebih berat dari tuntutan jaksa.

Secara hukum, ini tidak lazim terjadi. Peningkatan masa tahanan dari tuntutan jaksa, bisa terjadi jika apa yang dilakukan memang sangat mengancam dan berbahaya. Namun apa yang terjadi pada Ahok kali ini justru sedang menunjukkan anomali yang ada pada tubuh bobrok pengadilan negeri.

Ini menjadi sebuah hal yang disayangkan dan kita harus berkabung untuk bobroknya hukum di atas penindasan kaum bumi datar dan penindasan terhadap akal sehat. Naluri sudah tidak bekerja, para hakim yang (katanya) mulia pun sekarang harga dirinya hancur.Bahkan mengetahui bahwa salah satu hakim juga pernah share status facebook dari Ustadz Felix Siauw, membuat netralitas para hakim dipertanyakan. Hal ini baru-baru saja diketahui oleh para netizen dan beberapa media opini sudah memberitakan hal ini. Abdul Rosyad, lihat saja postingan langsungnya disini, jika belum dihapus olehnya. https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10209751222637164&id=1228993692

Ternyata sejak tahun 2016, hakim ini banyak memposting ulang (share) beberapa status update yang dilakukan oleh Ustad Felix Siauw dan juga satu orang yang mungkin suka melakukan fitness, yaitu AA Gym. Hahaha. Ternyata begitu toh orang-orang yang berada di dalam hukum.

Bukan hanya Patrialis Akbar sebagai Hakim MK yang ditangkap, mungkin saja Abdul Rosyad Hakim Ahok juga bermiliki masalah karena ada afiliasi dengan HTI, yang baru-baru saja dibubarkan oleh pemerintah Pak Dhe Joko Widodo melalui menterinya, Wiranto. Bukti sederhana yang b

elum tentu kuat hukumnya adalah postingan dia pada tahun 2016 yang meneruskan status update dari Felix Siauw.
Hmm.. Sudah kuduga.

Betul-betul kalimat Anies mengenai kecenderungan ketidak netralan hakim, dirasakan oleh para warga Jakarta. Apakah kalimat tersebut? Sudahkah Anda tahu? Yak, betul sekali. Ini masalah keberpihakan. Jika berpihak, seluruhnya bisa diatur. Hahaha

Maka dengan kecurigaan ini, tidaklah heran jika masalah Ahok ini masuk ke dalam ranah Internasional. Pelanggaran HAM bukan dilakukan oleh Ahok, namun justru pelanggaran HAM dilakukan kepada Ahok. Ini menjadi perhatian dunia. Ketika kita mengetahui bahwa para petinggi negara ini tidak suka kepada Ahok, kita tahu bahwa justru ia adalah orang yang benar.
We are concerned by jail sentence for #Jakarta governor for alleged blasphemy against #Islam. We call on #Indonesia to review blasphemy law. – @OHCHRAsia
Kami prihatin dengan vonis penjara untuk gubernur Jakarta karena dugaan penistaan terhadap Islam. Kami akan hubungi #Indonesia untuk mengkaji pasal penistaan agama – @OHCHRAsia
Tidak mungkin seorang Ahok yang hanya menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta, dizalimi sedemikian rupa, sehingga ia dan sekeluarganya mendapatkan tekanan sebesar ini. Melihat dari ketidaknetralan KPU DKI sampai kepada putusan vonis hakim yang (katanya) mulia ini, kita tahu bahwa apa yang diperjuangkan oleh Ahok bukan perjuangan melawan para koruptor saja. Namun perjuangan Ahok itu membangun sebuah cara pandang yang begitu berbeda dari kebiasaan para pemimpin yang pernah hidup di zaman orde baru.

Jangan sampai orang-orang seperti Ahok, Jokowi, Antasari yang menekan kelaliman dengan kebenaran, dibuat impoten dan tidak produktif. Kita tahu mereka semua adalah orang-orang yang jujur dengan segala keterbatasannya. Ahok terbatas di dalam emosi, Jokowi terbatas di dalam kesibukannya, dan Antasari terbatas di dalam cara dia berbicara. Namun mereka ini adalah putra terbaik bangsa, yang memiliki motivasi jujur dan bersih di dalam pekerjaan mereka.

Dunia ini sementara, yang kekal memang Tuhan. Namun tidaklah berlebihan jika kita hidup di dunia yang sementara ini dengan cara yang baik. Jangan mempermainkan ayat-ayat untuk menjadikan diri kita dipuaskan. Jangan takut-takuti orang dengan neraka karena memilih pasangan calon yang tidak sesuai dengan Anda. Jangan gunakan mimbar-mimbar dakwah untuk menebarkan kebencian. Karena kalian yang melakukan itu, justru sedang bergerak semakin lama semakin dekat ke neraka haram jadah.

Saya khawatir, justru kalian-kalian yang suka mengancam, suka meneriaki orang “Kafir”, sering memekikkan takbir yang justru tidak membawakan kedamaian, malah ancaman, justru memenuhi syarat masuk neraka. Jangan sampai ini terjadi justru pada kalian.seword

No comments:
Write komentar