Inilah Keburukan Anies Yang Selama Ini Belum Diketahui Publik,Sahabat Dan Keluarganya Bongkar Kemunafikan Anies

 

Seorang sahabat dekat sekaligus kakak kelasnya Anies Baswedan kembali membongkar kebusukan si kutu loncat bermulut emas ini. Menurut keterangan dari orang yang juga kakak kelas Anies di UGM ini, Anies memang seorang yang penuh dengan kelicikan, namun pandai bertutur kata. Bahkan Ia sempat menyebutkan bahwa Anies ini adalah preman yang soft.

Berikut adalah tulisan lengkap dari kaka kelas Anies Baswedan:

Oke, karena sampeyan tanya saya cerita. Padahal saya nggak punya kepentingan. Saya sekarang warga Banten. Nggak di Jakarta lagi.



Saya kakak angkatan Anies di UGM, satu tahun di atas dia. Walau kami tidak sefakultas, saya dan adik kelas saya (sekarang istri saya) sering kontak dengan dia dalam kegiatan di HMI. Anies itu orang baik. Baik dalam memanfaatkan kesempatan hahahaha, dan baik dalam hal menelikung teman. Tutur katanya lancar, bahasanya manis, dan sopan. Kawan saya yang sekarang jadi pengajar di UGM menilai dia sebagai preman yg soft. Tampilnya menyenangkan, tapi penuh bahaya. Kata kawan itu lho

Dulu saya sempat senang lihat dia jadi rektor, rektor termuda lho di Jakarta. Berharap dia sudah matang dan berubah. Kaget tapi senang jugu saya ketika tahu bahwa dia ikut konvensi Partai Demokrat untuk mencalonkan diri jadi presiden. Mulai ke politik rupanya. Tapi ternyata dirinya tidak laku dijual di sana dan kalah. Saya rasa keculasannya mulai terbaca. Sama seperti kelakuannya ketika di UGM, Anies kemudian berganti haluan dengan cepat.

Walau sampeyan selaama ini di LN, sampeyan sendiri tentu tahu sesudah merapat ke SBY, dia menjadi juru bicara Jokowi dalam kampanye pemilihan Presiden. Dengan bahasa yang santun, Anies sukses merusak nama Prabowo Subianto, rival Jokowi sebagai Capres. Dengan mulut manisnya dia paparkan kekurangan Prabowo, dapat menunjukkan kekurangan itu menjadi keburukan. Pamor Prabowo makin rusak. Di sisi lain Jokowi populer dan menjadi media darling, orang suka dan dia terpilih jadi Presiden.

Saya tahu bahwa Anies ingin sekali dapat kekuasaan. Mimpi kuasa itu tercapai. Sebagai ucapan terima kasih, Jokowi mengangkat dia jadi Menteri pendidikan. Tapi, kepintarannya menelikung tidak sama dengan kapasitasnya untuk jadi menteri. Dia kemudian dibuang dari kabinet. Anies menutup malu, dengan mengatakan bahwa pergantian menteri adalah keputusan politik. Memang demikian, tetapi dia diganti bukan karena tuntutan politik.

Dia dicopot karen tidak mampu bekerja. Cerita betapa buruk kerjanya dibocorkan oleh beberapa alumni UGM di Kementerian Pendidikan. Saya percaya pada cerita itu, karena saya mengenal baik kawan-kawan yang bercerita. Jokowi yang selalu lemah lembut kabarnya bahkan pernah mendamprat dia di forum kabinet.
Anies limbung. Seorang kerabatnya pernah keceplosan mengatakan beberapa minggu dia menjadi pemakai obat tidur dan berpikir untuk pindah ke Malaysia. Itu saya dengar langsung dari kerabatnya 2 bulan lalu. Tapi selagi limbung itu, datanglah Sandiaga Uno.

Sandiaga adalah pengusaha yang pandai membeli perusahaan yang terancam bangkrut, dan memolesnya sehingga jalan lagi. Sampeyan mungkin juga tahu. Perusahaannya memang banyak. Tapi juga punya banyak masalah dan banyak hutang. Sebagai orang bank, saya tahu betul tentang itu. Itulah sebabnya dia bernafsu ingin jadi penguasa, agar perusahaan dapat dibantu dengan kebijaksanaan daerah dan negara.

Sebetulnya Sandiaga ingin jadi gubernur. Tapi menurut bosnya di Gerindra (Prabowo) tidak mungkin. Dia orang baru yang masih hijau dan boleh maju hanya sebagai Cawagub. Karen nafsu kuasanya kuat, tawaran jadi Wagub pun dia terima. Lantas dicari, siapa yg akan jadi Cagub.

Nama Anies tampaknya muncul dari PKS. Prabowo pada mulanya tidak begitu antusias kabarnya. Dalam ingatan Prabowo barangkali masih melekat kuat kata-kata Anies yang mencerca dia pada masa kampanye pemilihan presiden 2014 (itu ada di youtube).

PKS berusaha meyakinkan Prabowo. Sandiaga yg merasa bahwa Anies lebih jago menelikung dibandingkan dirinya juga merasa waswas. Tapi PKS mendesak dia agar mau jadi calon wakil Anies. Apa mau dikata, dalam politik apa saja bisa terjadi. Sandiaga yang berambisi itu terpaksa menerima desakan PKS. Dia juga dibebani tugas disuruh membujuk Prabowo.

Singkat cerita, Anies ditawari. Tentu saja, si pemburu kuasa yang tengah frustrasi ini mau. Buat dia tidak sulit. Dia punya bakat alam yg kuat untuk jadi bunglon. Segera saja Prabowo yang tahun 2014 dia cerca, dia sanjung sebagai bos. FPI yang dia caci maki waktu di Paramadina, menjadi kawan baik dia. Buat Anies itu biasa. Kalau teleknya bisa dia masak lagi, dia akan memasak telek untuk dimakan lagi. Dia jadi Cagub DKI nomor urut 3.

Menurut saya pemilih di Jakarta perlu menyadari beberapa hal. Anies adalah tipe org yang bisa berkawan dan bersedia jadi jongos kekuatan politik manapun, asalkan dia dapat kuasa. Lihatlah, Prabowo yang dulu dia lecehkan, sekarang jadi tempat dia jual diri. Dia juga sudah teken kontrak dengan Hari Tanoe. Down payment yang dibayarkan HT kepadanya sudah lebih dari separoh harga diri Anies.

Sebagai Cagub, Anies nol dalam rencana menata Jakarta. Dalam kampanye dia bicara muluk bangat, tapi itu semua hanya angan-angan yang dia bangun dalam beberapa hari, sejak dia menerima tawaran dari Sandiaga sampai hari kampanye. Omong besarnya soal pendidikan buat warga Jakarta sebetulnya nol besar. Dua tahun dia ngurus pendidikan di kabinet, hasilnya adalah menjadi menteri yg prestasinya nomor satu terburuk, sehingga ditendang dari Kementerian Pendidikan.

Sejak saya lulus dari UGM, Anies hanya saya lihat dari jauh, nggak pernah bertemu muka. Tapi penglihatan dari jauh itu membuat saya lebih jelas menyaksikan manuver bunglon dari manusia yang bagi banyak orang terkesan baik (karena tertipu).

Nama Baswedan yang dia sandang membuat PAN, PKS dan FPI menyukai dia. Dia harus mendengarkan segala tuntutan PKS dan FPI, dan menjadi kuda tunggangan Hari Tanoe (Perindo), kalau berhasil jadi Gubernur Jakarta. Perindo itu partai HT, sampeyan tahu kan. [cnninteractive] [bnk]

No comments:
Write komentar