Setelah Bu Susi Pudjiastuti,Giliran Sri Mulyani Unjuk Gigi di Dapuk Sebagai Mentri keuangan Terbaik Se Asia

 



Kalau kemarin penulis menulis tentang bu Susi Pudjiastuti dan bertanya “siapa yang gak kenal bu Susi Pudjiastuti?”,

Maka hari ini penulis ingin bertanya kembali, siapa yang gak kenal bu Sri Mulyani? Sama halnya dengan bu Susi, semua pasti tahu. Bu Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan Republik Indonesia pada era pemerintahan SBY (2005 – 2010) dan Jokowi (2016 – sekarang). Yang sebelumnya adalah Direktur Pelaksana Bank Dunia, meninggalkan posisinya untuk kembali mengabdi untuk bangsa dan negara Indonesia.

Tindak tanduk bu Sri Mulyani selama memegang jabatan Menteri Keuangan pun patut diancungi jempol, luar biasa! Baru 6 hari menjabat saja, Sri Mulyani sudah memotong dana sebesar Rp 133,8 triliun yaitu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2016, tak cukup disitu, Tax Amnesty untuk membabat habis para pengusaha kaya nan raya yang selama ini “bermain-main” dengan pajak pun dilakukan. Salut. Tentu dengan hasil yang luar biasa, banyak pengusaha yang mengaku dosa dan hidup tenang sekarang.

“Pak Rosan (Ketua Umum Kadin) hari ini bawa sesepuh juga. Kalau masalah pajak turun gunung semuanya. Karena kalau enggak turun, saya yang datangi gunungnya. Saya yakin ini (kehadiran pengusaha Kadin) akan sangat berguna bagi seluruh rakyat Indonesia dan pada akhirnya akan berguna bagi seluruh jajaran pengusaha Indonesia untuk melihat berbagai peluang dan tambah kesempatan kerja,” kata Sri Mulyani kala itu.

Belum lagi kebijakan serta keganasannya yang menendang JP Morgan Chase Bank sebagai salah satu bank yang dapat menampung dana Tax Amnesty, hal sederhana, karena JP Morgan berani mengusik teritorial Sri Mulyani dalam menata perekonomian Indonesia, tidak sejalan untuk kemajuan Indonesia maka harus out. Sri Mulyani juga melakukan upaya menjaga kestabilan keuangan Indonesia pasca terpilihnya Presiden Amerika Serikat, Donald J. Trump dari kebijakan proteksionis yang dilakukan Trump, dengan menstrategikan penggenjotan di bidang investasi maka dapat memperkuatan perekonomian Indonesia.

“Kita harus memperkuat ekonomi domestik. Makanya sumber pertumbuhan ekonomi, yakni investasi perlu kembali didorong supaya makin berimbang dengan sisi konsumsi. Kita berharap prospek pertumbuhan dari semua sektor investasi, apakah perbankan, pasar modal, BUMN, atau pemerintah sendiri akan ditingkatkan dan diperkuat sehingga menciptakan daya tahan terhadap ketidakpastian ekonomi dari negara lain. Untuk investasi, kita punya kemampuan untuk meng-attrack investor. Ada tren positif realisasi investasi, baik Penanaman Modal Asing (PMA) dan Dalam Negeri (PMDN),” jelas Sri Mulyani.

Menteri Keuangan Terbaik di Asia

Dunia Internasional juga diguncang oleh ibu yang satu ini, bagaimana tidak, dirinya dinobatkan sebagai Menteri Keuangan Terbaik se-Asia tahun 2017 oleh Finance Asia, bersama Menteri Keuangan Korea Selatan Yoo Il-ho dan Menteri Keuangan Filipina Carlos Garcia Dominguez juga berhasil masuk dalam posisi tiga besar. Sri Mulyani dalam hal ini menunjukan dedikasi yang tinggi dan keuletan membenahi perekonomian Indonesia. Perbaikan sistem pajak, penguatan perekonomian Indonesia yang melemah di awal tahun 2016 serta mampu mengurangi target defisit fiskal yang diprediksi menembus angka 3 persen.

“Di enam bulan pertama 2016, pemerintah Indonesia kewalahan. Pendapatan pemerintah turun 5 persen dan kemungkinan adanya defisit fiskal hingga 3 persen tampak nyata. Namun setelah Sri Mulyani duduk di kursi Menteri Keuangan, pemerintah mampu memperbaiki keadaan hingga pada akhir 2016 defisit fiskal hanya 2,5 persen dari PDB,” tulis laporan tersebut.

Sri Mulyani berhasil mengalahkan 7 kandidat lainnya, yang sebelumnya terdapat 10 kandidat Menteri Keuangan terbaik di Asia :
Sri Mulyani – Indonesia
Arun Jaltley – India
Yoo Il-ho – Korea Selatan
Carlos Dominguez – Filipina
Lou Jiwei – China
Heng Swee Keat – Singapura
Sheu Yu-Jer – Taiwan
John Tsang – Hong Kong
Scott Morrison – Australia
Najib Razak – Malaysia

Selain itu, Sri Mulyani juga mendapatkan penghargaan Upakarti Artheswara Adhikarana, yaitu penghargaan sebagai arsitek kebijakan ekonomi dalam beberapa masa kepresidenan Indonesia dari UNNES (Universitas Negeri Semarang).

No comments:
Write komentar