Tokoh dan kiai yang tergabung pada Aliansi Masyarakat DKI Jakarta Cinta Damai meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) mencabut pernyataan terkait persoalan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tentang Surat Al Maidah 51.
"Kita sepakat Pilkada DKI serentak 2017 tidak ada perpecahan di tengah masyarakat," kata tokoh Nahdlatul Ulama Muhammad Ghozi Wahib Wahab Hasbullah melalui keterangan tertulis di Jakarta Senin (17/10/2016).
Aliansi Masyarakat DKI Cinta Damai yang terdiri dari tokoh masyarakat, ulama, budayawan, tokoh pemuda, pelajar dan pengacara menggelar Deklarasi Aksi damai Pilkada Serentak 2017.
Selain Muhammad Ghozi, hadir juga Ketua Ikatan Mubaliq Seluruh Indonesia Muhammad Zawawi Suat, Khatib Syuriah PWNU DKI Ahmad Zahhari, Ketua Muslimat NU DKI Ita Rahmawati dan ahli hukum Krisna Murti.
Ghozi mendesak seluruh elemen masyarakat menghentikan polemik yang bermuatan SARA menjelang Pilkada DKI dan menjunjung nilai Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, serta Pancasila.
Ghozi menekankan persamaan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat kemudian menghindari perbedaan yang berpotensi menimbulkan kebencian.
Ghozi juga menyatakan MUI harus menciptakan kemaslahatan dan menghilangkan pertentangan seluruh umat.
"Kita minta MUI mencabut dan meluruskan segala imbauan dan pernyataan yang menjurus pertentangan umat," tutur Ghozi.
Sementara itu, praktisi hukum Krishna Murti menambahkan MUI sebagai penjaga kerukunan umat beragama seharusnya tidak menghakimi seseorang yang berdampak terhadap kemarahan pihak tertentu.
Krishna mengaku akan mengkaji dan mempelajari kejanggalan dari pernyataan MUI terhadap rekaman video Ahok terkait Surat Al Maidah 51 tersebut.
Saat Ahok minta maaf atas ucapannya soal Al-Maidah ayat 51, Ketua Umum MUI Ma'ruf Amin menyatakan menerima permintaan maaf. Namun beberapa jam kemudian setelah bertemu Agus Harimurti Yudhoyono, mendadak secara kelembagaan, MUI mengeluarkan surat pernyataan yang menyatakan Ahok telah menista agama.(antara)
No comments:
Write komentar