JAKARTA - Raden Ajeng Kartini menjadi sosok dibalik berdirinya emansipasi perempuan hari ini. Gigihnya dia memperjuangkan hak perempuan untuk memiliki cita-cita dan mengemban ilmu berbuah manis. Kini, tidak ada lagi larangan untuk perempuan mengenyam pendidikan hingga berkarier atau memegang jabatan penting.
Gambaran Kartini dulu dan sekarang tentu berbeda, 'Kartini' atau perempuan yang berjuang saat ini bukan lagi memperjuangkan haknya menggapai mimpi. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menjadi 'Kartini' masa kini. Misal, pergi ke perbatasan lalu membangun pendidikan anak-anak di sana.
Salah satu 'Kartini' masa kini di Indonesia adalah Susi Pudjiastuti. Ya, Menteri Kelautan dan Perikanan ini tengah berjuang melawan pencuri ikan di laut Indonesia. Susi Pudjiastuti merupakan Menteri Kelautan dan Perikanan dari Kabinet Kerja 2014-2019 yang dipimpin Presiden Joko Widodo.
Sejak awal menjabat, beberapa gebrakan untuk menggairahkan perikanan di Indonesia dilakukan. Beberapa kebijakan telah dikeluarkan olehnya meski banyak mendapat tentangan. Sebut saja Permen KKP No. 56/2014 tentang moratorium kapal asing dan eks asing, Permen KKP No. 57/2014 tentang larangan transhipment (alih muatan), Permen KKP No. 01/2015 tentang pelarangan penangkapan lobster, kepiting dan rajungan hingga Permen KKP No. 02/2015 tentang Larangan Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Pukat Hela (Trawls) dan Pukat Tarik (Seine Nets).
Tidak jarang aksi-aksinya mendapat perlawanan dari nelayan. Baru-baru ini nelayan melakukan demo di Istana pada Rabu, 6 April 2016. Saat itu, massa dari komunitas nelayan se-Indonesia, menuntut agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencopot Susi Pudjiastuti dari jabatannya.
BACA JUGA : Menteri Susi Gencar Perangi Illegal Fishing, Ekspor Thailand Dan Filipina Anjlok Drastis
BACA JUGA : Menteri Susi Gencar Perangi Illegal Fishing, Ekspor Thailand Dan Filipina Anjlok Drastis
Dalam 'perangnya' melawan maling ikan, Susi juga punya cara unik. Dia tidak segan menenggelamkan kapal yang terbukti mencuri ikan di laut Indonesia. Sepanjang 2015 saja, sudah 117 kapal yang ditenggelamkan Susi. Untuk pekerjaan yang satu ini, dia tidak sendiri.
Susi dibantu anak buahnya yang tergabung dalam Satuan Tugas Pemberantan Penangkapan Ikan Secara Ilegal (Satgas 115). Di sini, Susi berperan sebagai komandan. Aksi penenggelaman ini masih berlangsung hingga sekarang. Maka tidak berlebihan dengan aksi Susi membela kedaulatan perairan Indonesia ini dia dinilai sebagai 'Kartini' masa kini.
Asal tau saja, Wanita kelahiran Pangandaran 15 Januari 1965 ini juga pengusaha pemilik dan Presdir PT ASI Pudjiastuti Marine Product, eksportir hasil-hasil perikanan dan PT ASI Pudjiastuti Aviation atau maskapai penerbangan Susi Air.
Ayahnya bernama Haji Ahmad Karlan dan ibunya bernama Hajjah Suwuh Lasminah, keduanya berasal dari Jawa Tengah, namun sudah lima generasi hidup di Pangandaran. Keluarga Susi memiliki usaha ternak, memperjualbelikan ratusan ternak dari Jawa Tengah untuk diperdagangkan di Jawa Barat. Kakek buyutnya adalah Haji Ireng, yang dikenal sebagai tuan tanah di daerahnya.
Setelah mengenyam pendidikan hingga tingkat SMP, Susi melanjutkan pendidikannya ke SMA Negeri 1 Yogyakarta, namun berhenti di kelas 2 karena dikeluarkan dari sekolah akibat keaktifannya dalam gerakan Golput.
Seputus sekolah, Susi menjual perhiasannya dan mengumpulkan modal Rp750.000 untuk menjadi pengepul ikan di Pangandaran pada 1983. Bisnisnya berkembang hingga pada tahun 1996 Susi mendirikan pabrik pengolahan ikan PT ASI Pudjiastuti Marine Product dengan produk unggulan berupa lobster yang diberi merek "Susi Brand". (kmj)
Sumber : okezone.com
BACA JUGA : Susi Pudjiastuti
1 comment:
Write komentar