Keluarga JokowiDewasa ini dunia maya di Indonesia dihebohkan dengan berita yang menceritakan bahwa Presiden Joko Widodo memboyong seluruh anggota keluarganya ke Jerman, seperti yang ditulis dari kutipan berita berikut :
Presiden Joko Widodo memboyong keluarganya ikut kunjungan kerja ke Turki dan Jerman. Tak hanya Ibu Negara Iriana, Jokowi juga membawa ketiga anaknya, yakni Gibran Rakabuming, Kahiyang Ayu, dan Kaesang Pangarep.
Menantu Jokowi yang merupakan istri dari Gibran, Selvi Ananda, juga ikut dalam rombongan. Begitu juga anak dari Gibran dan Selvi, Ethes, yang baru berusia satu tahun empat bulan. – Kompas
Para haters dan lawan-lawan politik Jokowi berteriak kegirangan sambil loncat salto di rumah. Mereka menggoreng berita ini seperti menggoreng kacang. Bahkan salah satu anggota DPR paling sensasional, Fadli Zon juga ikut berkomentar, seperti yang dikutip dari berita di bawah ini :
Wakil Ketua DPR-RI Fadli Zon menyayangkan sikap Presiden Joko Widodo membawa keluarga, bahkan cucunya, dalam kunjungan kenegaraan ke Turki dan Jerman. Menurut Fadli Zon, semestinya Presiden Jokowi bijaksana dalam memiliah-milah pendamping dalam kunjungan kenegaraan tersebut.
Fadli mengatakan, memang sesuai aturan yang berlaku anggota keluarga Presiden juga mendapatkan fasilitas protokoler tertentu. Fasilitas itu juga bersifat melekat. Namun, dia mengatakan, Presiden semestinya bijaksana dan bisa memilah.
Jangan sampai fasilitas bagi kerja kepresidenan ditumpangi oleh kepentingan pribadi keluarga Presiden. “Apalagi ini dilakukan secara mencolok,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Jumat (7/7). – Republika
Pada awalnya saya termakan dengan gorengan isu mereka, bahkan saya sempat berpikir apakah Pak Jokowi sudah berubah dan menjadi jumawa akibat kegemilangan dan prestasinya selama ini. Saya mencoba kembali melihat anggota keluarganya satu per satu. Mulai dari Gibran Rakabuming, yang tak pernah mau restorannya dibesarkan atas nama kepentingan politis. Kahiyang Ayu yang pernah gagal tes CPNS dan sekarang bertunangan dengan seorang rakyat jelata, bukan dengan anak pejabat lainnya seperti yang biasanya dilakukan untuk kepentingan politik. Dan Kaesang si ‘Ndeso’ yang selalu mengkritik kehidupan glamour para pejabat. Dan ini semua tidak mungkin jika semata hanya untuk membawa keluarganya jalan-jalan.
Selaku manusia intelek, saya akan berpikir kembali dan mencoba menempatkan diri saya di posisi Pak Jokowi.Dan akhirnya jatuh pada suatu kesimpulan bahwa ini adalah kode dari Pak Jokowi.
Kode. Ya kode. Seperti yang sering dilakukan oleh Pak Jokowi. Mulai dari menyindir Pak SBY melalui tur Hambalang, hingga menyindir para pemboikot Starbuck dengan mengunjungi Kafe Kopi lokal.
Lalu apa isi kode tersebut?
Setelah saya mencoba mengkaji, saya yakin bahwa isi kode tersebut adalah bahwa “Pak Jokowi masih memperhatikan keluarganya.”
Terkesan merupakan hal yang biasa, karena setiap orang tua pasti memperhatikan keluarganya, tetapi berbeda jika posisinya merupakan seorang presiden. Selain sebagai kepala keluarga, beliau juga merupakan seorang kepala negara yang harus memperhatikan jutaan keluarga lainnya.
Jika kita melihat bagaimana kehidupan keluarganya, kita pasti akan menyadari bahwa masing-masing dari mereka memiliki kehidupan sendiri dan hidup mandiri. Tidak seperti keluarga cendana dan keluarga cikeas yang selalu tumbuh dibawah sayap sang ayah. Tetapi selaku keluarga dari pemimpin sebuah negara memang seharusnya begitu. Harus dapat terjangkau satu dengan yang lainnya.
Keluarga merupakan bagian terpenting dalam hidup setiap manusia, tak terkecuali seorang presiden. Seorang ayah pasti rela mengorbankan segalanya demi kehidupan dan keselamatan anaknya. Dan itu lah yang menjadi tantangan Pak Jokowi saat ini.
Keinginan untuk menunjukkan perhatian menjadi kebutuhan utama yang harus dilakukan oleh Pak Jokowi kepada keluarganya setelah melihat berbagai ancaman yang terjadi saat ini. Bagaimana Novel Baswedan disiram air keras, bagaimana teroris dapat menyerang Mapolda Sumatera Utara, hingga surat-surat ancaman yang dikirimkan oleh teroris kepada kepolisian.
Gambar 2. ISIS mengancam Indonesia
Bayangkan jika ancaman tersebut datang ke anggota keluarganya. Mungkin saja mereka sudah pernah mendapatkannya, tetapi mereka tidak menunjukkannya ke publik. Apabila mereka mendapatkannya, dan jika salah satu anggota keluarganya ditawan hal itu sudah pasti akan mengganggu perhatian Pak Jokowi yang sedang akan membangun Indonesia secara cepat saat ini. Dan musuh Pak Jokowi bukan hanya kelompok teroris saja, tetapi juga para pejabat, dan bahkan koleganya sendiri yang ada di dalam istana. Kita melihat bagaimana Kaesang juga sudah mendapat laporan dari rakyatnya. Meskipun Pak Jokowi terkesan tidak peduli, tetapi sebagai seorang ayah pasti dia akan memikirkan hal tersebut. Rakyat, yang susah payah kesejahteraannya diperjuangkan malah melaporkan anaknya atas dasar sakit hati.
Maka melalui ‘fenomena’ tur bersama keluarga ini, Pak Jokowi ingin menunjukkan bahwa dia masih memperhatikan seluruh anggota keluarganya, dan memberikan sinyal agar jangan berani bermain api yang besar dengan mereka.
Pak Jokowi pasti sudah memikirkan hal ini matang-matang. Dia yakin elektabilitasnya pasti akan turun. Tetapi sebagai seorang manusia yang cerdas Pak Jokowi tentu akan memilih mempertahankan keluarganya. Karena elektabilitas bisa dibangun kembali, sedangkan keluarga hanya ada satu.
Mari selalu kita dukung Pak Jokowi untuk Indonesia yang lebih baik.
#JokowiuntukIndonesia
Referensi :
http://nasional.kompas.com/read/2017/07/07/18271531/bawa.anak.mantu.cucu.ke.jerman.jokowi.dianggap.tak.beri.keteladanan
http://http://www.republika.co.id/berita/dpr-ri/berita-dpr-ri/17/07/06/osocjf257-dpr-gelar-diskusi-nasional-bahas-ruu-kuhp-dan-kuhap
No comments:
Write komentar