Geger Pelucutan Atribut FPI oleh Polisi di Rembang, Ini yang Sebenarnya Terjadi

 



Akun Facebook Front Pembela Islam – FPI menulis status yang membuat heboh. Status yang disertai lampiran foto itu berjudul ‘POLISI REMBANG LUCUTI ATRIBUT FPI SECARA PAKSA‘.

Di situ tertulis:

“[BREAKINGNEWS] DPD FPI Jateng diundang Pondok Al Anwar Rembang pondoknya Mbah Moen untuk ikut membantu pengamanan acara pondok bersama Banser NU, Tapi di perbatasan Rembang Pagi ini semua atribut FPI disita secara paksa oleh aparat kepolisian yang dipimpin oleh kapolres dengan alasan *dititipkan ke kapolsek. dan kapolres secara arogan bilang: Pengamanan adalah tugas polisi. Saya tidak mau rembang ada atribut FPI. Atribut FPI tidak boleh masuk wilayah Rembang.

Apakah Atribut FPI itu lambang PKI yg dilarang undang-undang ? Ini negata Hukum Pak silahkan tunjukkan pasal mana, undang-undang apa yg melarang atribut FPI ? Bekerjalah sesuai undang-undang bukan pesanan!!!”

Seketika, postingan tersebut menjadi viral dan menuai banyak tanggapan.

Hari ini, Jumat (9/6/2017), memang ada acara Haul Mbah Yai Zubaer, ayahanda Mbah Maimun Zubaer di Ponpes Sarang Rembang.

Sejumlah orang memakai atribut FPI berniat mendatangi acara tersebut. Jubir FPI Slamet Maarif mengaku, FPI Jateng diundang Pondok Al Anwar Rembang (pondoknya Mbah Moen) untuk ikut membantu pengamanan acara pondok bersama Banser NU.

Tapi, menurut Slamet, begitu rombongan sampai di perbatasan Rembang, semua atribut FPI disita secara paksa oleh aparat kepolisian yang dipimpin oleh kapolres dengan alasan dititipkan ke kapolsek.

“Ini negara hukum Pak, silakan tunjukkan pasal mana, undang-undang apa yang melarang memakai atribut FPI?” protes Slamet.

FPI diminta mengganti pakaian dan atribut saat mengikuti pengajian di Ponpes Sarang Rembang. (Foto: Istimewa)
Bantahan Kapolres Rembang

Pernyataan tersebut dibantah oleh Kapolres Rembang, AKBP Sugiharto SH,SIK, Msi. Kepada detikcom, ia mengatakan justru pihak Polres Rembang memfasilitasi para personel FPI dengan pakaian muslim baru.

Kapolres mengaku pihaknya telah lebih dulu mendengar kabar rencana kedatangan anggota FPI ke Rembang untuk mengikuti pengajian Haul Kyai Zubair di Pondok Pesantren Al Anwar Sarang.

Pada Jumat pagi, aparat kepolisian mendapati lima unit mobil yang membawa rombongan anggota FPI ke Rembang lengkap dengan atributnya.

Untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, polisi mengimbau FPI tidak ikut datang ke Rembang.

“Atribut yang dikenakan oleh para anggota FPI yang datang ke Rembang kami minta untuk melepasnya, kemudian kami ganti dengan baju koko baru. Itu bukan melucuti, tapi kami mengganti. Cara menyampaikannya juga dengan bahasa humanis,” ujar Sugiharto, Jumat (9/6).


Salah satu anggota FPI yang diminta ganti baju muslim. (Foto: istimewa)

“Belum tentu warga Rembang bisa menerima kedatangan tersebut, kami khawatir timbul gesekan. Sehingga inilah bentuk antisipasi kami,” imbuhnya.

Memperkuat bukti ucapannya, Kapolres Rembang AKBP Sugiharto mengunggah video saat ia bersama anggotanya meminta personil FPI menanggalkan atributnya.

Video berdurasi 2 menit 18 detik itu salah satunya di-upload oleh akun YouTube bernama Polda Jateng. Dalam video tersebut, tampak Kapolres Rembang sedang meminta FPI Jateng, yang diwakili Rofii, menanggalkan atribut yang mereka bawa.

“Njenengan titipkan, monggo dipundut (diambil). Nyuwun sewu (permisi), ini kan kegiatannya biar berjalan aman. Jadi harapan kita semua, panjenengan (Anda) juga aman melaksanakan kegiatan, tidak ada atribut-atribut FPI,” kata Kapolres di awal video.

Rofii berusaha menjelaskan kepada Sugiharto bahwa mereka mendapat undangan resmi, dalam hal ini acara haul Mbah Zubair, ayahanda KH Maimoen Zubair. Kemudian Sugiharto kembali memohon agar atribut mereka dititipkan di Polsek Kaliori.

“Bukan apa-apa, di Rembang ini sudah kondusif, Pak. Kita tidak mau ada kegiatan-kegiatan yang ini,” kata dia masih dengan nada sopan.


Pelepasan atribut FPI. (Foto: Facebook Polres Rembang)

Sebagai Ketua Laskar FPI di Jateng, Rofii masih berusaha meyakinkan bahwa anggotanya tidak akan berbuat onar, bahkan menyebut nama Kapolda Jawa Tengah Irjen Condro Kirono kenal dengannya.

“Saya percayakan kepada antum,” kata Rofii akhirnya setuju.

Terpisah, Sugiarto mengatakan bagi yang menanggalkan atribut berupa pakaian, Polres Rembang sudah menyiapkan kaus dan baju koko baru dan diberikan kepada mereka.

“Ya, mereka tetap berangkat. Atribut mereka titipkan di polsek. Surat penitipannya oleh KH Rofii, kita kasih kaus dan baju koko,” pungkas Sugiharto.

Lihat selengkapnya dalam video berikut:




Adapun Banser Rembang sendiri membantah telah mengirim undangan ke pihak FPI untuk melakukan pengamanan bersama.

“Bahwa tidak ada pengamanan bersama antara Banser dengan FPI pada acara haul yang dilakukan pada hari Jumat 9 Juni 2017, tetapi pengamanan bersama haul Mbah Zubair yang melibatkan Banser, Polri, dan TNI di Kabupaten Rembang. Bahwa jika FPI memanfaatkan situasi dengan mengaku melakukan pengamanan bersamaa pada acara haul tersebut, maka itu tidak benar alias hoax,” demikian tertulis dalam surat pernyataan yang beredar di media sosial beratas namakan Pimpinan Cabang GP Ansor Kabupaten Rembang.

Untuk meredakan situasi, Kiai Maemoen Zubair juga tampak ikut turun tangan, seusai salat Jumat. Intinya menyampaikan siapa saja boleh hadir dalam haul. Bagi anggota FPI, diminta tidak mengenakan atribut Ormasnya. Kalau memakai pakaian bebas, dipersilahkan.

Sementara acara haul itu sendiri tetap berlangsung dengan lancar. Tak ada efek negatif dari perisitiwa tersebut.

No comments:
Write komentar