Terbongkar! Tumpeng ‘Selamat Ahok Dipenjara’ oleh Staff Sandiaga, Charlie Simarmata!

 

Hal ini sudah cukup membuktikan bahwa ‘kesantunan’ menjadi sebuah topeng bagi Sandiaga Uno dan kawan-kawan. Ternyata ia memiliki seorang pembantu atau staff khusus yang tidak santun. Beredar sebuah foto yang menjadi viral karena ucapan syukur yang dilakukan oleh seseorang yang tidak dikenal. Namun ternyata netizen berhasil menguak siapa orang-orang yang ada di balik itu. Kali ini saya ingin menekankan kepada satu orang staff Sandiaga, bernama Charlie Simarmata.



Apa yang dilakukannya bukanlah hal yang pantas,mengapa? Karena Charlie dan teman-temannya merayakan kekalahan Pak Ahok, bukan hanya di Pilkada. Di dalam vonis hakim selama dua tahun, yang menurut banyak orang, vonis tersebut cacat secara hukum, mereka merayakan dengan melakukan tumpeng.


Setelah berpesta di Bar dengan wine, mereka berpesta dengan melakukan makan bersama dan tumpeng. Tidak lupa ada kertas bertuliskan “Selamat Ahok Dipenjara” yang menghiasi tumpeng tersebut. Restoran makan yang tidak diketahui lokasinya, menjadi tempat mereka merayakan kekalahan Pak Ahok dan tim kuasa hukumnya di persidangan.

Ini adalah potret yang menjijikkan. Bukan hanya menjijikkan, namun membuat emosi dari pendukung Ahok berkecamuk. Sejak kapan ada agama yang mengajarkan kita untuk susah di atas kesenangan orang, dan senang di atas kesulitan orang? Tidak ada.

Menurut status Facebook nya, Charlie Simarmata merupakan seorang Komisaris dari Konsultan Properti di Jakarta dan sekitarnya. Ia adalah lulusan dari Ilmu Komunikasi Universitas Sisingamangaraja Medan. Ia juga belajar marketing di SIMS Jakata, dan Teknik Komputer. Pria ini juga merupakan lulusan SMA Negeri Labuhan Deli Medan. Pria ini sudah menikah dan memiliki tiga orang anak.

Status terakhirnya yang dicuitkan pada hari ini, 11 Mei 2017 sekitar pk 7 pagi berbunyi demikian.

SORI YA BRO… JANGAN PAKSAKAN SAYA HARUS RESPECT & BEREMPATI. KARENA SAYA LAGI BAHAGIA-BAHAGIANYA. ***MORNING ALL*** – Charlie Simarmata

Ayah dari EOS dan suami dari BJG (nama disamarkan karena kasus ini tidak ada hubungan langsung dengan kedua orang dekat Charlie) merupakan pria yang dibesarkan di Medan. Setahu saya orang Medan memiliki karakter yang cukup keras dan berbicara apa adanya. Dari status Facebook nya, ia memang menunjukkan keberaniannya di dalam mengucapkan sesuatu. Maka tidak heran jika orang ini banyak tidak disukai.

Supaya lebih epic

Di satu sisi saya cukup salut dengan orang ini karena profil Facebook nya terbuka untuk umum, dan terbuka untuk dikomentari. Banyak sekali foto-fotonya sekarang mulai dikomentari oleh para netizen. Ketimbang hal yang positif, ternyata komentar negatif ‘menghiasi’ wall Facebook nya.

Ini merupakan tekanan yang diberikan oleh rakyat. Tekanan mental dan moral sedang diberikan. Saya tidak tahu seberapa tahannya Charlie Simarmata dapat menahan setiap tekanan ini. Pria ini sepertinya bukan pria kere, melainkan pria mapan yang cukup berhasil. Terlihat dari pekerjaannya sebagai konsultan dan sekaligus pemain properti juga tentunya.

Komentar pedas pun dimunculkan oleh Charlie di sosial medianya, khususnya kepada para pendukung Ahok. Karangan bunga pun dikomentari secara tidak jelas oleh orang ini. Begini isinya.

BIASA AJA BRO, GAK PERLU PAKAI AIRMATA, APALAGI KARANGAN BUNGA.DAAH GITU AJA…!!! Tok… tok… tokkk… – Charlie Simarmata

Kemungkinan besar ia memiliki masalah dengan karakternya di dalam menerima fakta, bahwa Ahok yang kalah justru memenangkan hati rakyat. Ini merupakan potret umum dari para pendukung Anies Sandi yang menyatakan iri hati dan dengki. Bagaimana mungkin Ahok yang kalah, mendapatkan karangan bunga lebih banyak dari Anies Sandi?

Namun Prabowo Soenirman, salah satu anggota DPRD Gerindra mengatakan bahwa tumpengan ini adalah sebuah hal yang spontan dilakukan oleh masyarakat yang merasa dinistakan agamanya oleh Ahok. Namun rasanya kalimat dari Prabowo Sonerman ini cacat secara logika. Mengapa? Sebelum saya memberikan penjelasannya, mari kita lihat kutipan Prabowo mengenai foto tumpeng ‘Selamat Ahok Dipenjara’ di bawah ini.

“Apakah ada yang salah dengan foto itu? Itu bentuk spontanitas kawan-kawan yang merasa agamanya dinistakan” – Prabowo Soenirman

Pria beranak tiga dan beristri satu terlihat seperti keluarga pada umumnya, namun mengapa kebencian masih ada di dalam dirinya? Bukankah seharusnya keluarga itu sudah cukup memberikan kebahagiaan? Setahu saya, ia adalah orang Kristen. Jadi apakah agama Charlie dinistakan? Tidak mungkin. Ini hanya permainan kalimat kotor yang diucapkan oleh Prabowo Soenirman.

Lagipula, Soenirman tentu tidak lupa bahwa pada tahun 2015, ia pernah mengumpat Ahok dengan kata yang kasar, yaitu ‘goblok’, yang akhirnya membuat citra Soenirman buruk karena dianggap tidak etis. Sekarang dengan berjalannya waktu, siapa yang ‘goblok’ hayo? (sumber)

Kejadian ini hanya membuktikan mau Anda Kristen, Islam atau agama apapun, di dalam status ekonomi apapun tidak jaminan. Jika kebencian melanda kalian, kalian sejatinya tidak berbeda dengan kaum bumi datar. Agama hanyalah tempelan, status ekonomi hanyalah topeng, sejatinya kalian adalah bumi datar.

Beberapa kali saya mendapatkan kiriman diskusi via e-mail yang mempertanyakan bahwa para penulis Seword melakukan intimidasi agama tertentu, khususnya agama Islam. Namun sekali lagi saya sebagai salah satu penulisnya, ingin menyatakan bahwa hal itu salah besar.

Kami disini memiliki beban untuk membela orang baik dan membongkar setiap kedok yang ada dari orang-orang yang menganggap dirinya santun dan agamis. Mereka sejatinya tidak jauh dari kebencian, iri hati, dan kedengkian. Jadi izinkan saya sebagai salah satu penulis untuk menepis tudingan-tudingan tersebut dengan pemberitaan yang memang jelas arahnya, yaitu membela orang baik, dan membongkar topeng orang fasik.



Jadi semua ini adalah masalah keberpihakan. – Anies Baswedan

UPDATE TERBARU:

Ternyata Charlie Simarmata ini pernah mendukung Ahok, namun entah apa yang terjadi, ia membelot dan sepertinya sakit hati dengan ketegasan Ahok. Sampai-sampai ia juga memiliki akun lain, bernama Tapasya Wapi.


Betul kan yang saya katakan? seword

No comments:
Write komentar