Membelenggu Anies, Menempeleng Amien Rais, Merangkul Hary Tanoe

 



Setelah kemenangan Anies-Sandi diumumkan, mulai bermunculan statement dari berbagai kalangan. Seolah tak mau ketinggalan dengan keberhasilan yang diperoleh, satu persatu mereka mulai menampakkan diri dan mengklaim keterlibatannya dalam memenangkan Anies-Sandi. Salah satunya Jusuf Kalla. Melalui pernyataan yang disampaikan oleh Zulkifli Hasan beberapa hari yang lalu, JK disebut sebagai aktor utama yang memenangkan Anies-Sandi.

Ditempat yang berbeda, JK pun secara terang-terangan mengakui tentang apa yang disampaikan oleh Zulkifli. JK merasa Anies adalah orang terdekat Jokowi dan sangat pantas menjadi gubernur DKI Jakarta. Namun dibalik keterlibatannya dalam pilgub DKI, sebenarnya ia hanya ingin unjuk gigi kepada Jokowi. Sebagaimana kita tahu, di Istana JK tak memiliki cukup kekuatan. JK ingin menunjukkan pengaruhnya terhadap kemenangan Anies-Sandi sebagai gertakan kepada Jokowi.

Foto profil Prabowo Subianto – Hary Tanoe
Mengingat usianya yang kian lanjut, sudah tak mungkin lagi baginya untuk maju dan bertarung kembali pada periode berikutnya. Tidak ada tujuan lain bagi JK, selain menyiapkan bibit baru setelah ia tak menjabat lagi sebagai wakil presiden RI. Dukungan yang ia berikan kepada Anies sekaligus modal untuk mendorong Anies maju dalam pilpres 2019. JK berharap, Prabowo mau mengusung Anies dan sama-sama maju sebagai pasangan Capres-Cawapres. Jika keinginan ini terwujud dan Anies menduduki kursi RI-2, maka semakin mudah baginya untuk mempengaruhi kebijakan Istana.

Terlepas dari keinginan JK, manufer yang dilakukan oleh Zulkifli memiliki alasan yang cukup politis, ia sengaja menggoyah Istana agar menjadi terkotak-kotak. Ini terkait dengan keinginannya untuk maju dalam pesta demokrasi 2019 mendatang. Seperti yang kita lihat, arah politik Zulkifli tak sejalan dengan Jokowi. Zulkifli menganggap Jokowi adalah lawan terberat yang harus dihadapi. Ia tak mau melewatkan peluang yang ada untuk menggembosi kekuatan politik Jokowi.

Besar kemungkinan, tak-tik yang dimainkan hampir mirip-mirip dengan pilgub DKI. Jokowi akan diserang habis-habisan oleh lawan-lawannya, sebagaimana mereka menyerang Ahok secara membabi buta. Jika Ahok berhasil ditumbangkan dengan isu agama, maka Jokowi akan diserang kembali karakternya lewat tuduhan sebagai keturunan komunis. Tak peduli apapun caranya akan mereka lakukan, asal bukan Jokowi yang terpilih.

Begitu pun Zulkifli, sudah memikirkan berbagai langkah untuk mengalahkan Jokowi, termasuk mencari pasangan yang tepat untuk maju nanti. Zulkifli paham betul dengan kondisi politik saat ini, ia akan berusaha mati-matian untuk merangkul pasangan koalisi yang menurutnya kuat.

Langkah yang harus dilakukan adalah dengan menggandeng satu kekuatan besar setelah Jokowi, jawabannya ada pada Prabowo. Ambisi Zulkifli untuk bertarung sangat besar, gerak geriknya sudah terbaca setelah kekalahan Agus pada pilgub DKI putaran pertama. Tak bisa dipungkiri, awalnya Agus adalah kelinci percobaan sekaligus jalan utama bagi Zulkifli untuk memuluskan niatnya. Merasa Agus sudah tidak menguntungkan, ia secepatnya merapatkan barisan dan mendeklarasikan diri untuk mendukung Anies-Sandi.

Maka tak heran jika akhir-akhir ini upaya demi upaya ia lakukan untuk mendekati Prabowo. Terlihat beberapa kali pertemuan yang ia lakukan dalam agenda yang lebih serius lagi. Langkah-langkah yang dilakukan Zulkifli sangat didukung oleh Amien Rais. Sebagai anak kesayangan, Amien akan berusaha mati-matian mendukung Zulkifli.


Keduanya akan memainkan perannya masing-masing, jika Zulkifli memakai cara pendekatan dengan Prabowo, akan sangat berbeda cara yg dilakukan Amien. Amien akan membelenggu Anies, seperti dalam pernyataan yang ia sampaikan beberapa hari yang lalu. Melalui pernyataannya, ia berharap agar Prabowo konsisten menempatkan Anies sebagai gubernur dan menyelesaikan masalah di Jakarta hingga 5 tahun kedepan. Berikut pernyataan Amien :

“Saya akan tolak. Kasihan dong, nanti berarti Pak Prabowo juga enggak konsisten, Pak Anies enggak konsisten, saya juga enggak konsisten,” kata Amien Rais saat ditemui di Kantor DPP PAN, Jakarta, Rabu (3/5/2017) malam.

“Saya kira insya Allah duet ini lima tahun ke depan bagus,” ujar dia.

Ia menambahkan, sejak awal Anies diusulkan oleh Jusuf Kalla, Anies dinilai Amien Rais merupakan sosok yang tepat dan tak akan ingkar janji. Bagi Amien, tak ada niat sedikit pun dari Anies Baswedan dan Sandiaga Uno untuk tidak memimpin Jakarta selama lima tahun.

“Saya menyerukan apa yang dirasakan Pak Jusuf Kalla, ketika yang dulu itu, Pak Jusuf Kalla mengatakan Pak Jokowi itu pengalamannya wali kota Solo, kemudian belum selesai periode kedua ditinggal ke Jakarta,” ujar Amien.

“Kemudian pak JK katakan, ‘Pak Jokowi sebaiknya menuntaskan lima tahun jadi gubernur. Kalau udah selesai baru nyapres’. Kalau di tengah jalan belum terbukti tiba-tiba nyapres, kata Pak JK, hancur Indonesia, gitu lho kata Pak JK,” ucap dia.

Amien memang cerdik dan licik, dia sengaja membangun opini yang dapat menjadi bomerang bagi Prabowo jika dilanggar. Hal ini sama dengan yang diucapkannya saat menyerang Jokowi melalui pernyataan JK. Amien khawatir, Anies akan mengganggu langkahnya jika Prabowo mengusung Anies sebagai calon wakil yang mendampinginya. Untuk itu Anies harus disingkirkan dari sekarang dengan cara menguncinya di Jakarta.

Namun tak-tik busuk yang dilakukan Amien sudah tercium sampai ke Prabowo. Dengar-dengar Prabowo sangat marah dengan pernyataan Amien yang dianggap syarat akan kepentingan politik. Opini yang sudah terlanjur dibangun oleh Amien mengenai Anies, sama saja menskak niat Prabowo untuk mengusung Anies.

Prabowo pun tidak mau mengambil resiko dan terpaksa mengurungkan niatnya untuk mengusung Anies daripada menjadi bulan-bulanan massa karena dianggap tidak konsisten sebagaimana pernyataan Amien. Melihat sikap Amien yang dianggap menyusahkannya, membuat Prabowo menempeleng balik Amien dengan tidak menggandeng Zulkifli sebagai calon wakilnya. Dengan demikian, harapan Amien maupun Zulkifli untuk menggandeng Prabowo, terkunci cukup sampai disini.

Selain faktor tersebut, ada faktor lain yang membuat Prabowo enggan berhubungan dengan Amien. Tentu masih ingat dengan peristiwa 98, dimana Amien menuduh Prabowo sebagai dalang atas penculikan para aktifis. Betapa sakit hatinya Prabowo jika mengenang masa itu.

Bagi Prabowo masih banyak calon lain yang lebih mumpuni, salah satunya Hary Tanoe. Menurut saya, HT tidak bisa dipandang sebelah mata. HT ikut andil cukup besar dalam pemenangan Anies-Sandi. Saat ini bukan melihat dari sisi minoritas lagi. Tapi melihat invisible hand dibalik HT dan bagaimana sepak terjangnya kemarin dengan semua daya upayanya sangat drastis suara Badja di Putaran pertama, dengan sangat masif berubah di putaran kedua.

Bukan kendaraan politik melalui Perindo. Tapi bagaimana permainan ‘cantik’ seorang HT. Kita bisa cek backgroundHT awalnya dari apa, jika bisa analisa atau kenal dengan politisi lingkaran terdekatnya, maka bisa diketahui darimana dana-dana yg dikelola. Saat ini bukan melihat dari kulit luar saja, tapi bagaimana melihat sampai ke akar-akar dan latar belakang seseorang.

Kesimpulannya, tidak menutup kemungkinan Prabowo akan bersanding dengan HT sebagai pasangan bertarung. Bagaimana dengan PKS? PKS cukup dibungkam dengan uang tutup mulut.swd

No comments:
Write komentar