Kesal : Website Pengadilan Negeri Dihack, Rakyat Kecewa kepada Vonis Hakim Ahok!

 

Website pengadilan tinggi negara (https://pn-negara.go.id) dihack oleh orang yang mengaku sebagai KONSLET dan Achon666ju5t. Ini adalah sebuah bentuk protes yang dilakukan oleh para anonymous yang mungkin ikut prihatin dengan keadaan di Indonesia. Melihat Ahok yang begitu memperjuangkan Jakarta selama 5 tahun, harus dihentikan oleh kaum barbar, membuat mereka yang tidak mendukung Ahok, menjadi simpati terhadap Ahok.Ini adalah bentuk pergerakan yang begitu dramatis. Pergerakan bukan datang dari Jakarta saja, namun mereka yang ada di berbagai tempat di Indonesia mengucapkan kedukaan mereka terhadap Ahok. Ini adalah satu gerakan massa yang tidak dikontrol dan tidak dapat dibendung.

Ketika ratusan miliar harus habis untuk mendatangkan hanya ratusan ribu, Ahok dapat membuat para pendukungnya bergerak sendiri, tanpa mengeluarkan uang sedikitpun. Bahkan para simpatisan mengeluarkan uang mereka untuk membela orang baik ini.

Melihat website pengadilan negeri yang dihack, kita juga melihat bagaimana orang-orang yang tidak puas dengan pengadilan tinggi, bermain-main dengan website. Untung saja database tidak mungkin ada di website tersebut. Keadilan dikoyak di negeri ini. Indonesian Hacker pun harus turun tangan. Entah apakah ada afiliasi dengan Anonymous International atau tidak.

Di website yang sudah dihack tersebut, ada foto Ahok yang pernah diunggah ke 9gag dengan kalimat yang sangat tajam dan miris.

“Give his all to his country, guilty and sentenced 2 years in jail”, artinya “Sudah memberikan segalanya untuk negaranya, dicap bersalah dan divonis dua tahun penjara.
Ini adalah satu kalimat yang benar dan tidak dapat disanggah lagi terjadi pada Ahok yang dikatakan Sang Penista Agama. Dengan penjelasan yang sederhana. Mereka tidak tahu perbedaan antara makan dengan sendok dan makan sendok. Mereka mengklaim bahwa kedua hal tersebut sama artinya, dan membuat gubernur bersalah. Sekian.

Tidak heran apabila vonis hakim yang (katanya) mulia padahal tidak mulia ini, menjadi sebuah vonis yang diluar nalar. Bahkan menurut para saksi yang hadir di dalam ruang sidang, Jaksa Penuntut Umum pun juga terbelalak mendengar hasil keputusan para majelis hakim yang (katanya) mulia ini.

Ternyata setelah diusut, salah satu hakim yang bernama Abdul Rosyad juga dianggap sebagai simpatisan HTI. Beberapa orang yang diikuti di Facebook juga memiliki ketidaksukaan kepada Ahok. Hanya karena Ahok dianggap “cina” dan “Kristen”, lantas mereka merasa berhak untuk melengserkan Ahok. Istilah kafir sudah begitu mudah dikeluarkan, dan itu tidak dianggap sebagai penistaan terhadap agama atau pencmaran nama baik. Luar biasa sistem hukum di Indonesia.

Melihat setiap pergerakan politik yang semakin suram di Indonesia, kita tetap mengharapkan secercah harapan yang dimiliki di dalam Pak Basuki Tjahaja Purnama. Kasus Ahok harus mendapatkan perhatian bersama. Kita tahu bahwa pendukung Ahok adalah orang-orang yang cukup cerdas dan berpendidikan. Mereka tidak hidup di dunia datar. Mereka adalah sekelompok cendikiawan dan mengerti dunia dengan lebih jelas, ketimbang para laskar nasi bungkus.

Para laskar nasi bungkus senantiasa menggantungkan hidup mereka dengan sebungkus nasi setiap harinya yang diberikan oleh para bajingan dan politisi busuk. Para kaum bumi datar suka sekali memekikkan takbir dan kalimat-kalimat agamis yang begitu mahal, namun dibuat menjadi alat-alat pemuasan hawa nafsu.

Semoga Allah akan membalaskan setiap apa yang mereka kerjakan. Mereka tidak mencerminkan Islam yang sejati, karena sejatinya mereka adalah orang lalim yang menekan kebenaran dengan kefasikan.

Sebagai warganegara Indonesia, kita harus terus terbuka dan terus semakin cerdas di dalam melihat bagaimana para mayoritas yang tidak diam lagi, sudah mulai bergerak dan menunjukkan aksi mereka dengan berkumpul.

Sebenarnya mayoritas yang diam ini (silent majority) adalah para warga yang memiliki pekerjaan dan sibuk. Silent majority ini menyisihkan waktu, uang, dan tenaga untuk memberikan semangat kepada Pak Ahok. Mereka jelas berbeda dari para laskar yang tidak jelas dan hanya hidup dari demonstrasi.

Beberapa aksi simpati setelah Ahok dipenjara sudah berkali-kali terjadi di beberapa kota. Mulai dari Adhie MS yang mengajak para warga Jakarta untuk menyanyikan lagu-lagu nasional di Balai Kota pagi hari setelah Ahok melewati malam di penjara. Dilanjutkan ke beberapa tempat di beberapa kota. Percayalah, Ahok tak dapat terbendung, pendukungnya pun tak akan terbendung. Mungkin Prabowo, Anies, Sandi, mulai ketakutan kepada Ahok Djarot sekarang ini.
seword

No comments:
Write komentar