Rahasia Dibalik Pembuatan Mainan Asal China Ini Bikin Kaget ! Sungguh Sangat Miris!

 




Wartawan asal Jerman, Michael Wolf membikin album foto mengenai kenyataan suram pada pabrik mainan anak di Tiongkok. Album dengan judul "The Real Toy Story" ini dibuat jadi sebuah cerita.

Menurut hasil survey, 75% mainan anak- anak di seluruh dunia merupakan buatan negara Tiongkok. Mungkin mainan "Made In China" ini bisa laris manis karena harganya pun dijual sangat murah. Tapi, ternyata dibalik mainan lucu yang murmer tersebut, terdapat kenyataan pahit yang harus dialami para karyawan di pabrik mainan tersebut. Berikut sederetan foto yang berhasil diabadikan oleh Michael Wolf.

1. Mainan murah karena biaya produksinya murah.


Setelah ditelusuri, ternyata para buruh yang bekerja di pabrik mainan Tiongkok diupah sangat kecil, guys! Menurut Business Insider, mereka hanya dibatar Rp 3 juta perbulan dengan jam kerja yang jauh lebih panjang dari karyawan biasa. Selain upahnya kecil, mereka juga tidak mendapatkan tunjangan dan jaminan keselamatan kerja sepeser pun.

2. Apel dan Briefing berkali- kali dalam sehari.

Hampir sama dengan PNS di Indonesia, pekerja pabrik mainan di Tiongkok juga harus ikut apel setiap pagi. Gara- gara ini, mereka harus datang lebih awal, lalu di jam istirahat pun, mereka harus mengikuti briefing yang selalu diadakan setiap hari. Setelah pulang bekerja, para pekerja juga diwajibkan untuk ikut apel penutupan.

3. Tinggal berdesakan di asrama yang kecil dan kumuh.

Pekerja yang direkrut oleh pabrik mainan ini biasanya berasal dari desa- desa terpencil, sehingga mereka tidak memiliki sanak keluarga dan rumah di kota. Akhirnya mereka hanya bisa tinggal di asrama pabrik yang kondisinya memprihatinkan. Satu ruangan kecil dihuni 6 orang, jumlah kamar mandinya juga tidak memadai, katanya 1 bilik harus dipakai bergantian oleh 50 orang…

4. Nyaris gak ada waktu istirahat.

Waktu istirahat termasuk sangat singkat, hanya 30 menit setiap shift-nya. Buset nih, bener- bener cuma bisa makan ngebut dan ke WC sebentar…

5. Banyak anak sekolah yang dipekerjakan juga sebagai "karyawan magang".

Anak sekolah yang bekerja disini hanya diperlakukan sebagai pembantu yang diupah sangat murah. Yap, mereka juga gak dapat ilmu apa- apa dari progam kerja magang ini, peningkatan softskill pun tidak ada..

6. Pekerja perempuan harus meninggalkan tanggung jawabnya sebagai seorang ibu

Demi mendapatkan upah yang lebih banyak, para pekerja harus bekerja lebih lama. Nah, para pekerja yang juga adalah ibu- ibu juga terpaksa harus rela kehilangan waktu untuk merawat dan membesarkan anak. Anak- anak mereka juga tinggal di desa asal, para ibu- ibu ini harus tinggal terpisah oleh jarak dalam jangka waktu yang lama.

7. Bekerja tanpa pengaman yang memadai..

Pihak pabrik mainan tidak ingin mengeluarkan biaya lebih untuk membuatkan pakaian pengaman yang memadai, sehingga banyak karyawan yang menjadi korban kecelakaan mesin atau sakit karena terlalu sering bersentuhan langsung dengan bahan kimia.

8. Karyawan perempuan akan diberhentikan pada usia 30 tahun..

Pihak pabrik akan secara khusus memberhentikan karyawan perempuan yang sudah berusia 30 tahun karena produktivitas kerjanya sudah dianggap menurun. Akhirnya para karyawan yang dipecat ini pun kebingungan mencari kerja yang lain, karena umur mereka sudah dianggap terlalu tua, mereka pun tidak memiliki keahlian khusus..

9. Kondisi memprihatinkan akibat "Hukou"

Hukou adalah sebuah sistem yang mengatur tenaga kerja di Tiongkok. Menurut sistem ini, kesejahteraan pekerja seperti akomodasi, kesehatan, pendidikan, dan uang pensiun adalah tanggung jawab daerah tempat lahir si pekerja. Artinya, kalau seseorang bekerja di luar kampung halamannya, maka dia tidak berhak menuntut kesejahteraan karyawan dari pabrik. Sementara pegawai pabrik di kota mayoritas adalah orang desa yang datang ke kota secara ilegal.

10. Meski begitu, para karyawan ini tetap bekerja dengan giat karena mereka yakin masa depan cerah akan menunggu mereka.

Meski tidak diperhatikan pemerintah dan perusahaan, para pekerja ini tetap bekerja dengan giat karena mereka percaya asal mereka berjuang sekuat tenaga, nasib baik pasti akan datang. Ya, meskipun mereka tidak merasakan efek langsungnya, namun merekalah yang membuat negara Tiongkok sesukses sekarang.

Intinya, jadi buruh ilegal di mana pun sebenarnya tidak menguntungkan. Namun karena lapangan pekerjaan masih sedikit, mereka pun tidak punya pilihan lain… Inilah realita kelam dari mainan anak- anak yang bikin ngelus dada.. Yuk, segera sebarkan berita memprihatinkan ini kepada teman- teman dan kerabat!( cerpen)

No comments:
Write komentar