JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengkhawatirkan penyebaran kebencian kepada seseorang, golongan atau agama tertentu dapat mengancam prinsip dasar Pancasila sebagai pondasi bangsa Indonesia yang beragam.
Ahok menyebutkan jika tempat ibadah atau fasilitas umum lainnya, seperti Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) dijadikan sarana penyebaran kebencian, maka harus ditindak secara tegas.
Hal ini disampaikan saat memberikan sambutan pembukaan Rakerda Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017 di Balai Kota, Kamis (27/4/2017).
“Kita harus berani tindak. Saya sudah bilang kepada Kepolisian kalau dibiarkan terus begitu, kalau rumah ibadah, RPTRA kita dipakai untuk menyebarkan kebencian, padahal kita ingin mempersatukan orang-orang yang berbeda,” kata Ahok.
Menurutnya, Pancasila digunakan sebagai dasar negara untuk menampung keberagaman di Indonesia. Karenanya, jika ada pihak yang ingin memaksakan kehendak dengan mengabaikan perbedaan tersebut, Ahok menyatakan akan siap perang untuk mempertahankan tegaknya Pancasila.
“Ini negara Pancasila, kalau anda mau ganti pondasi kita perang. Karena ini pondasi dibayar dengan nyawa orang. Seperti yang saya katakan tidak ada perda syariah atau apapun, ini negara Pancasila. Kita harus berani tegas sekarang, kita bukan pengecut,” tegas Ahok. (ikbal)poskota
RPTRA yang mana pada dasarnya digunakan untuk kepentingan anak anak tampaknya kini sudah mulai akan banyak dialihfungsikan menjadi tempat tempat keagamaan, hal inilah yang dinilai tidak tepat, apalagi hal hal yang menjerumus ke tindakan pengujaran kebencian yang mempergunakan kedok agama, Ujaran ujaran dimana ingin merubah pondasi Pancasila kita yang sudah kokoh selama 71 Tahun, Ahok bahkan siap berperang bila hal itu memang benar benar terjadi, tentunya Kepolisian dan TNI harus siap
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak ingin ada penyebaran kebencian dan penyeragaman di rumah ibadah dan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA). Sebab, rumah ibadah dan RPTRA dibangun untuk mempersatukan masyarakat.
Karena itu, Ahok sudah berkoordinasi dengan kepolisian untuk berani bertindak bila ada oknum yang memanfaatkan rumah ibadah dan RPTRA untuk menebar kebencian dan penyeragaman. Ahok menyampaikan hal tersebut saat membuka acara Rakerda Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017 di Balai Kota.
"Kita harus berani tindak, saya sudah bilang kepada kepolisian kalau dibiarkan terus begitu, kalau rumah ibadah, RPTRA kita dipakai untuk menyebarkan kebencian," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (27/4/2017).
"Padahal kita ingin mempersatukan orang-orang yang berbeda. Kalau diseragamkan terus, RPTRA, kita berdosa, bukan hanya kepada rakyat, tapi kepada Tuhan," lanjut Ahok.
Bahkan, Ahok menyebut siap berperang bila ada oknum yang ingin mengganti ideologi Pancasila dari Indonesia. Sebab sebagai sebuah pondasi negara, Pancasila dibayar dengan nyawa para pahlawan.
"Ini negara Pancasila, kalau anda mau ganti pondasi, kita perang. Karena ini pondasi dibayar dengan nyawa orang," ujar Ahok.
Ahok juga tidak setuju bila Perda Syariah diterapkan di Indonesia. Menurutnya, Perda Syariah hanya bisa diterapkan di negara Timur Tengah, bukan di Indonesia yang sudah memiliki ideologi Pancasila.
"Seperti yang saya katakan, tidak ada Perda syariah atau apapun, ini negara Pancasila. Kalau mau (Perda) Syariah ke Timur Tengah," tutur Ahok.
"Kita harus berani, tegas sekarang. Kita bukan pengecut, kita bukan pengecut untuk pertahankan negara ini. Kita bukan melawan penjajah, tapi mempertahankan pondasi yang mau dibongkar. Kalau pondasi mau dibongkar, kita ada di depan fight (melawan)," tutup Ahok berapi-api.[dtk]
No comments:
Write komentar