Paham Mengkafirkan Orang Adalah Bentuk Lain Radikalisme Transnasional

 




Pengamat terorisme Ansyaad Mbai. (Foto: MI/Irfan)


Jakarta , Pengamat terorisme Ansyaad Mbai mengatakan tingkat radikalisme paling parah adalah yang mengatasnamakan agama. Kata dia, dari sekian teror bom yang meruak, semuanya bermuara pada satu substansi; paham takfiri atau mengkafirkan orang.

"Menurut ulama di Arab, substansinya paham takfiri, paham mengkafir-kafirkan orang. Paham ini jadi menu utama orasi-orasi garis keras di jalan-jalan," kata Ansyaad, dalam dialog Primetime News Metro TV, 28 Februari 2017.


Paham mengkafirkan orang, kata Ansyaad, saat ini mulai marak. Tak hanya di Indonesia, di negara-negara Islam lain, paham mengkafirkan orang menjadi agenda utama ulama di dunia untuk dilawan. Bahkan, Ansyaad menyebut imam besar masjid Al Azhar Mesir dalam kunjungannya ke Indonesia beberapa waktu lalu meminta agar bersama-sama melawan radikalisme transnasional termasuk yang bersubstansi paham takfiri.


"Di semua negara Islam sekarang sudah sepakat, pemimpin dan ulama moderat menjadikan ini agenda utama melawan paham mengkafirkan," katanya.

Ansyaad mengatakan, penganut radikalisme transnasional dengan paham mengkafirkan orang masih menjadi minoritas di Indonesia. Yang menjadi kekhawatiran kata dia, kelompok radikal minoritas ini menjadi garda depan untuk melawan mayoritas moderat.

"Ini berbahaya sekali. Makanya fokus sekarang bagaimana empowering ormas Islam moderat NU dan Muhammadiyah difasilitasi pemerintah untuk bergerak. Karena yang melaksanakan ini terutama para ulama," jelasnya

No comments:
Write komentar