Kunjungan King Salman , Bukti Bahwa Indonesia Bukan Lagi Negara Yang Hanya di Pandang Sebelah Mata

 


Pada awal Maret 2017 ini, Indonesia langsung mendapat hadiah kunjungan dari Raja Salman. Saya mengatakan ini sebagai hadiah, karena tercatat sudah hampir 47 tahun lamanya Raja Arab Saudi tidak pernah ‘bertamu’ ke negeri seribu pulau ini.

Keengganan atau istilah kasarnya malasnya Raja Arab Saudi berkunjung ke Indonesia tentu memiliki dasar aslasan yang kuat mengapa mereka tidak tertarik ke Indonesia. Menurut beberapa informasi yang didapat sebagaimana yang disampaikan oleh Jusuf Kalla, Bahwasannya Arab Saudi hanya melihat Indonesia sebagai daerah terbelakang, Indonesia dipikiran orang Arab hanya pengekspor TKI atau pembantu saja. Tentu ada beberapa alasan kuat lainnya mengapa Raja Arab Saudi ‘malas-malasan’ datang ke Indonesia.

Jadi tak heran kunjungan Raja Salman bak hadiah valentine yang datangnya terlambat. Walaupun demikian kunjungan ini tetap menarik untuk diulas dan diliput, karena bagaimanapun sejarah akan mencatat ini ‘Raja Arab Saudi Kembali Menginjakkan Kakinya di Indonesia Setalah 47 Tahun Lamanya Absen.’

Di media sosial juga tak kalah hebohnya di bandingkan dengan berita di televisi. Di Twitter contohnya, tagar #Welcome to Indonesia King Salma, #Proud to your presence King Salman, #King Salman sempat menjadi trending topik.

Manfaat Kunjungan Raja Ke Indonesia, antara lain:

Memperbaiki Hubungan Indonesia-Arab Saudi



Kedatangan Raja Salman ke Indonesia sebagai bentuk jalinan hubungan antara Indonesia dengan Arab Saudi. Selama ini banyak masyarakat Indonesia yang sakit hati atas tindakan semena-mena yang dilakukan orang Arab kepada TKI. Keadaan ini sempat membuat renggangnya hubungan kedua negara, walaupun beberapa waktu kemudian akan kembali netral seperti sebelumnya. Namun tentu, kunjungan ini diharapkan sebagai simbol, bahwa Arab Saudi dan Indonesia adalah negara Muslim yang bersaudara. Sebagaimana yang ditegaskan oleh Raja Salman, “Indonesia sudah seperti saudara kami,” ucapnya.

Memperbaiki ‘Citra’ Jokowi



Semenjak duduk sebagai Presiden Republik Indonesia, Jokowi kerap sekali diterpa isu miring, salah satunya adalah tidak berpihak kepada Muslim. Ini terlihat dengan beberapa kebijakan Jokowi dalam mengangangkat Menterinya yang didominasi oleh non-Muslim. Tentu isu-isu seperti ini kerap sekali dijadikan sebagai senjata untuk memperburuk citra Jokowi di depan para Muslim. Hal ini tidaklah sepenuhnya benar, karena menurut penulis, Jokowi hanya akan membuat kebijakan yang benar-benar menguntungkan Indonesia. begitu juga dengan para Menteri kabinet Kerjanya, Jokowi hanya akan memilih orang-orang yang siap bekerja.

Sehingga kedatangan Raja Salman Ke Indonesia adalah jawaban bahwa Jokowi tidak anti Islam. Jokowi memang terkesan dan terkenal sebagai sosok yang ‘pendiam’, sehingga ketika ada isu miring yang menyerangnya dia tidak langsung menjawabnya, Jokowi butuh waktu. Sehingga ketika Jokowi melakukan kunjungan ke hambalang untuk membungkam Tour De Java nya SBY, kini Jokowi membungkam para kaum sumbu pendek bumi datar, dengan mendatangkan Raja Salman ke Indonesia. Dan pada akhirnya, terjawab bahwa Presiden Jokowi bukan anti Islam.

Keuntungan lain dari kunjungan Raja ke Indonesia adalah menaikkan investasi di dalam negeri, meningkatkan kualitas kehidupan agama dan peradapan Muslim di dunia. Mengingat Arab Saudi sebagai pusat peradaban Muslim dunia yang didalam terdapat dua kota suci, yakni: mekkah dan Madinah. Sementara Indonesia adalah negera dengan populasi Muslim terbesar di dunia.

Kedatangan Raja ke Indonesia tidak hanya menguntungkan Indonesia, tetapi juga menguntungkan Ahok. Saya menyoroti hal yang begitu cukup menarik atau ini hanya sebuah kebetulan saja. Raja Salman memberikan dukungan mutlaknya secara tersirat kepada pasangan calon Gubernur DKI nomor urut 2, yakni Ahok. Seperti yang terlihat di foto dibawah ini, terlihat jelas Raja Salman menggunakan ikat kepala bermotif kotak-kotak merah, sama percis dengan kostum kebanganggan Ahok-Djarot di pertarungan Pilkada DKI tahun 2017 ini.



Sumber;Pelita Batak
BY CHRISTOVEL SILABAN

No comments:
Write komentar