'Perang' Info Intelijen SBY-Jokowi, Menghadapi Hal Ini Mantan Jendral Bersikap Netral Semua

 


"Kita lihat (demo) ditunggangi aktor politik yang memanfaatkan situasi"

Itu adalah kutipan resmi Presiden Joko Widodo terhadap kerusuhan demo anti Ahok pada 4 November malam. Pernyataan itu seakan menguatkan informasi awal mengenai agenda lain sejumlah oknum melalui 'Aksi Bela Islam'.

Tiga hari sebelum demo, Jokowi, melalui Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, mengatakan sudah mewaspadai penyusupan agenda selain mendorong penegakan hukum dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta non-aktif Basuki Tjahaja Purnama.

"Presiden menekankan semua khususnya pengunjuk rasa selain mematuhi ketentuan juga mewaspadai betul pihak ketiga yang ingin menggunakan kesempatan ini dengan agenda tertentu," kata Lukman mengutip Jokowi.

"Harus mewaspadai pihak ketiga yang berupaya membiayai demo seperti ini. Ini yang Presiden wanti-wanti betul," tambahnya.

Tak ada penyebutan nama meski berulang kali ditanya pihak ketiga seperti maksud Jokowi. Namun, pernyataan ini ternyata menjadi salah satu hal yang disoroti Presiden keenam Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.

Di hari yang sama, SBY menemui Menko Polhukam Wiranto dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. JK mengakui mereka membahas demo anti Ahok. SBY disebut datang memberikan saran sebagai mantan orang nomor satu selama dua periode di Indonesia.

SBY awalnya akan memberikan keterangan mengenai demo 4 November, Selasa sore di DPP Partai Demokrat, usai menemui Menko Polhukam Wiranto. Tetapi rencana itu diagendakan ulang keesokan harinya di kediamannya, Cikeas.

Memeriksa Ulang Informasi

Dalam keterangan resmi, SBY sempat membandingkan Jokowi dengan gaya kepemimpinannya selama 10 tahun dan menghadapi demonstrasi. SBY mengklaim selalu mendengar dan memeriksa ulang setiap informasi intelijen.

"Kalau dikaitkan situasi sekarang, jika ada analisis intelijen seperti itu (menuduh) saya kira berbahaya. Berbahaya menuduh seseorang atau kalangan atau partai politik melakukan seperti itu (mendanai unjuk rasa). Itu fitnah. I tell you, fitnah lebih kejam dari pembunuhan dan sekaligus itu penghinaan" tutur SBY.

Meski tidak secara gamblang merasa dituduh, Ketua Umum Partai Demokrat itu mengaku sudah mengumpulkan informasi dari penyelenggara negara hingga sumber kepolisian sebelum berbicara. Sehingga ia berharap, intelijen tidak melemparkan tudingan tak berdasar pada kelompok tertentu.

"Berbahaya jika ada intelijen failure dan error," katanya.

Kritik dan saran SBY ini ditanggapi santai Jokowi sehari sebelum demo. Ia mengatakan, intelijen juga manusia biasa. "Yang namanya manusia, kadang-kadang bisa benar, bisa enggak benar. Bisa error, bisa enggak error," kata Jokowi.

Pada kesempatan yang sama, JK mengatakan, informasi personel intelijen dan yang diterima SBY bisa saja berbeda. Ia mendorong seluruh pihak menyaring kabar yang beredar. "Mungkin yang ditangkap Pak SBY berbeda. Analisis kami juga beda. Tapi itu biasa saja," tuturnya.

Demo berlangsung. Kerusuhan terjadi usai salat Isya. Kepolisian mulai menelusuri aktor intelektual memobilisasi dan mendanai rusuh aksi.

Selang beberapa hari, giliran Kristiani Herrawati alias Ani Yudhoyono mengklarifikasi dugaan keterlibatan SBY melalui komentar di akun Instagram @aniyudhoyono. Dalam foto Agus Harimurti dan Annisa Pohan yang diunggah beberapa hari lalu, Ani menyatakan, tidak ada DNA dalam keluarga SBY untuk melakukan hal yang tidak-tidak.

"Saya sangat menghargai pendapatmu @estikartika2410. 10 tahun pak SBY memimpin negara, tidak ada DNA keluarga kami berbuat yg tidak-tidak. Jadi kalau ada tuduhan kpd pak SBY yg menggerakan dan mendanai aksi damai 4 Nov lalu, itu bukan hanya fitnah yg keji, tetapi juga penghinaan yang luar biasa kpd pak SBY," tutur Ani.

Istana kembali tutup mulut. Tetapi, Wiranto kemarin menyatakan tak mempermasalahkan apabila ada pihak merasa tertuduh menjadi dalang demo.

"Kalau merasa ya terserah saja. Itu urusan masing-masing," katanya.

Alih-alih menyebut aktor yang dimaksud Jokowi, Wiranto meminta masyarakat menyoroti langsung tokoh-tokoh turut berdemo di lapangan. Berdasarkan pengamatan, sejumlah tokoh politik turut berdemo. Mulai dari Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan Fahri Hamzah, hingga Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais.

Wiranto tak terpancing. Ia enggan membenarkan atau membantah tokoh itu aktor politik yang menunggangi demo.

"Kita enggak bisa tuduh menuduh. Tapi kan pada kenyataannya, banyak politisi yang juga hadir dalam arena itu. Terjemahannya bagaimana? Itu kembali lagi kita tidak usah tuduh menuduh," Wiranto berkelit.

Sementara itu, proses hukum masih terus berjalan. Sejumlah orang ditangkap dan diperiksa terkait dengan kekisruhan demo anti Ahok. Dalam hal ini, publik pun perlu mengetahui siapa yang 'menodai' aksi yang sebelumnya berlangsung dengan damai tersebut. (asa)

sumber; CNN

No comments:
Write komentar