Arya Permana, bocah asal Karawang yang baru berumur 10 tahun, punya bobot tubuh yang luar biasa. Usai lebaran kemarin, berat badan anak setinggi 147 cm ini mencapai 190 kg, naik sekitar 2 kg dibandingkan sebulan sebelumnya.
Dengan berat tubuh nyaris 2 kuintal itu tidak mengherankan jika Arya sulit bergerak. Bahkan untuk berjalan kaki sejauh 50 meter saja dia tidak mampu. Itulah yang menyebabkan Arya putus sekolah meskipun bocah ini sebenarnya mempunyai kemampuan akademis yang bagus sejak TK sampai kelas 3 SD.
Sebelum dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung pada 11 Juni 2016, Arya mempunyai kebiasaan makan yang luar biasa. Seperti diwartakan oleh KOMPAS TV, awalnya Arya tumbuh seperti kebanyakan anak-anak pada umumnya. Semua berubah ketika Arya mulai gemar mengonsumsi minuman dalam kemasan menjelang usia lima tahun.
Berbagai makanan dan minuman setiap hari dikonsumsi Arya. Dalam sehari Arya minum 20 gelas minuman kemasan (masing-masing mengandung 17 gram karbohidrat). Dari minuman ini saja, Arya sudah mengonsumi karbohidrat yang setara dengan 11 piring nasi dalam sehari.
Selain itu, Arya juga gemar makan mi instan yang per bungkusnya mengandung 54 gram karbohidrat. Padahal dalam satu kali makan, Arya bisa menghabiskan 2 bungkus mi instan. Dalam sehari Arya bisa makan mi instan hingga 6 kali. Dari mi instan yang dimakannya ini, konsumsi karbohidrat Arya setara dengan 21 piring nasi per hari.
Konsumsi Arya masih ditambah dengan camilan dan makan besar. Dari hasil penelitian para dokter di RS Hasan Sadikin, dalam satu hari Arya bisa mengonsumsi total 6.000 kalori atau setara dengan 24 piring nasi per hari.
Padahal, kebutuhan kalori anak laki-laki seperti Arya yang berumur 10 tahun adalah 1.800 kalori (anak pendiam), 1.800-2.200 kalori (anak aktif sedang) atau 2.000-2.600 kalori (anak aktif).
Padahal, kebutuhan kalori anak laki-laki seperti Arya yang berumur 10 tahun adalah 1.800 kalori (anak pendiam), 1.800-2.200 kalori (anak aktif sedang) atau 2.000-2.600 kalori (anak aktif).
Berat tubuh yang berlebihan yang dimiliki Arya ini tentu saja membahayakan dirinya. Dokter spesialis gizi klinik dari RS Siloam Semanggi, dr. Samuel Oentoro, mengatakan bahwa Arya harus menurunkan berat badannya demi kesehatannya. Lemak berlebihan yang ada di dalam tubuh Arya bisa memicu hipertensi dan diabetes, apalagi jika Arya juga memiliki kadar kolesterol dan trigliserida yang tinggi.
Selain karena asupan makanannya yang berlebihan, apa sebenarnya yang menjadi penyebab Arya mengalami obesitas ekstrem? Julistio TB Djais, ketua tim dokter RS Hasan Sadikin, mengatakan bahwa penyebab obesitas yang dialami Arya itu cukup kompleks. Bisa karena insulinnya tinggi, hormon tiroid hingga sistem pengaturan lapar dan kenyang dalam tubuh manusia.
Julistio mencontohkan bahwa di dalam tubuh manusia terdapat hormon ghrelin yang diproduksi lambung. Hormon ghrelin inilah yang mengatur rasa lapar dan kenyang pada tubuh manusia. Pada orang normal, hormon ghrelin akan mendorong nafsu makan saat lapar, dan menurunkan rasa lapar saat perut sudah terisi.
"Kalau sistemnya tidak berjalan sempurna, bisa jadi itu penyebab perut merasa lapar terus," terang Julistio.
Ade Somantri, ayah Arya, mengatakan bahwa kondisi kesehatan putranya semuanya normal berdasarkan uji urine dan darah yang pernah dilakukan di rumah sakit. Oleh karena itu, salah satu cara menurunkan berat badan Arya adalah dengan mengatur porsi makan sang bocah.
Direktur Medik dan keperawatan RS Hasan Sadikin, Nucki Nursjamsi Hidajat, menjelaskan porsi makan Arya merupakan bagian dari program diet khusus untuk pengaturan pola makan.
Pengaturan itu dilakukan agar asupan makanannya sesuai yang dibutuhkan tubuhnya, mengingat tubuhnya memiliki kelebihan berat badan yang cukup ekstrem.
"Diatur masukan makanannya supaya lemaknya sedikit demi sedikit berkurang," kata Nucki.
Sumber : Beritagar.id
No comments:
Write komentar