PORTAL NEWS - Sebuah kamp pengungsi di Dusseldorf, Jerman, Selasa kemarin dibakar oleh para imigran lantaran mereka dilaporkan marah tidak dibangunkan sahur.
Koran the Daily Mail melaporkan, Kamis (9/6), kobaran api melahap tempat penampungan yang dihuni sekitar 280 pengungsi itu.
Tim gawat darurat kini merawat 25 orang akibat sesak napas karena asap. Polisi kini masih menyelidiki kasus ini.
Menurut koran Jerman, Express, dua warga Maroko yang tinggal di tempat penampungan itu mengatakan petugas keamanan asal Iran yang berjaga di kamp itu secara sengaja tidak membangunkan sahur. Akibatnya para imigran marah dan membakar kamp pengungsi itu.
Saksi melaporkan ada ketegangan di kamp dari Palang Merah itu akibat perbedaan agama di antara para pengungsi.
"Saat Ramadan ini, ada kelompok yang ingin berpuasa dan ada kelompok yang ingin tetap jadwal makan seperti hari biasanya," ujar juru bicara kantor kejaksaan Ralf Herrenbrueck.
Pihak berwenang tadi malam mengatakan dua warga Afrika Utara diduga memicu pembakaran itu lantaran ada cekcok soal makanan.
Polisi dan jaksa mengatakan salah satu dari pria 26 tahun itu terlihat menuangkan minyak ke kasur dan menyalakan api.
Para penyelidik menuturkan cekcok soal makanan menjadi pemicu kebakaran ini.
"Kita harus melakukan ini supaya keadaan berubah," kata salah satu pria pengungsi kepada warga lainnya. ( Merdeka.com )
Koran the Daily Mail melaporkan, Kamis (9/6), kobaran api melahap tempat penampungan yang dihuni sekitar 280 pengungsi itu.
Tim gawat darurat kini merawat 25 orang akibat sesak napas karena asap. Polisi kini masih menyelidiki kasus ini.
Menurut koran Jerman, Express, dua warga Maroko yang tinggal di tempat penampungan itu mengatakan petugas keamanan asal Iran yang berjaga di kamp itu secara sengaja tidak membangunkan sahur. Akibatnya para imigran marah dan membakar kamp pengungsi itu.
Saksi melaporkan ada ketegangan di kamp dari Palang Merah itu akibat perbedaan agama di antara para pengungsi.
"Saat Ramadan ini, ada kelompok yang ingin berpuasa dan ada kelompok yang ingin tetap jadwal makan seperti hari biasanya," ujar juru bicara kantor kejaksaan Ralf Herrenbrueck.
Pihak berwenang tadi malam mengatakan dua warga Afrika Utara diduga memicu pembakaran itu lantaran ada cekcok soal makanan.
Polisi dan jaksa mengatakan salah satu dari pria 26 tahun itu terlihat menuangkan minyak ke kasur dan menyalakan api.
Para penyelidik menuturkan cekcok soal makanan menjadi pemicu kebakaran ini.
"Kita harus melakukan ini supaya keadaan berubah," kata salah satu pria pengungsi kepada warga lainnya. ( Merdeka.com )
No comments:
Write komentar