PORTAL NEWS, DENPASAR - Seorang Warga Negara Prancis, Amokrane Sabet yang nekat menusuk polisi akhirnya ditembak mati polisi.
Amok ditembak mati setelah nekad melakukan perlawanan setelah hendak ditangkap anggota Kepolisian Polsek Kuta Utara dan Brimob Polda Bali, Senin (2/5/2016).
Nahasnya, seorang anggota kepolisian Polsek Kuta Utara meregang nyawa dalam upaya penjemputan paksa tersebut.
"Seorang anggota kami meninggal saat WN Prancis itu menusukkan pisaunya. Kami pun menembak mati setelah tembak peringatan tidak dihiraukan," kata Kapolda Bali, Irjen Pol Sugeng Priyanto.
Menurut Sugeng, pihaknya melakukan penjemputan paksa karena bule itu diadukan oleh masyarakat sekitar.
"Saat upaya penjemputan itulah pelaku membawa senjata tajam berupa pisau dan melakukan perlawanan terhadap polisi," tukasnya.
Sementara itu, dari pantauan Tribun Bali, pihak kepolisian bersenjata lengkap melakukan olah TKP di lokasi kejadian perkara.
Dalam olah TKP itu, garis polisi masih membentang di lokasi kejadian di Jalan Pantai Berawa, Tibubeneng, Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali
Ratusan warga pun menyaksikan olah TKP tersebut.
Menurut beberapa warga di sekitaran TKP, bule Prancis itu memang sering membuat kegaduhan dan meresahkan warga.
Sebab, sering ngebut di jalanan Pantai Berawa dan mengacungkan jari tengah.
"Ya memang meresahkan, sering ngebut dan mengacungkan jari tengah ke masyarakat," kata warga.
Sebelumnya diberitakan, menurut seorang pemilik restoran yang tak mau disebutkan namanya, Amokrane telah di-blacklist oleh pemilik akomodasi pariwisata di dua wilayah yakni di Berawa dan Seminyak-Kuta. Sebab, saat memakai fasilitas pariwisata, tidak pernah mau membayar.
Meskipun tidak diterima di Berawa, namun Amokrane tetap memperlihatkan diri di sana.
Dia selalu ugal-ugalan saat mengendarai mobil warna merahnya, dan tetap makan di restoran tanpa membayar.
Meski demikian, tidak ada yang berani menegurnya.
Sebab, Amokrane bertubuh tinggi kekar, watak keras, dan belakangan diketahui dia petarung Mixed Martial Arts (MMA) atau seni bela diri campuran yang memperbolehkan berbagai teknik pertarungan, seperti pergumulan, tendangan, dan pukulan.
Seorang satpam restoran, Nyoman Diantara, tampak geram saat mendengar nama Amokrane.
Pertengahan tahun 2015, Amokrane sempat makan di restoran tempatnya bekerja selama sembilan tahun itu.
Namun, setelah makan, pria kekar berkepala botak itu malah kabur tanpa bayar.
Saat datang kedua kalinya, manager restoran mengusirnya.
Namun dia malah mengancam mau menyakiti manager.
"Manager saya diancam, dia lari teriak-teriak minta tolong. Sebenarnya, sebelum memperlakukan manager saya seperti itu, dia sudah di-blacklist di setiap hotel, vila dan restoran di Seminyak. Dan, sekarang di sini (Berawa) pun di-blacklist," ujar Diantara.
"Manager saya diancam, dia lari teriak-teriak minta tolong. Sebenarnya, sebelum memperlakukan manager saya seperti itu, dia sudah di-blacklist di setiap hotel, vila dan restoran di Seminyak. Dan, sekarang di sini (Berawa) pun di-blacklist," ujar Diantara.
Diantara mengatakan, atlet MMA itu juga sering membuat resah wisatawan.
"Belum lama ini, ada bule yang lagi jalan sama istrinya. Amokrane lewat, lalu berhenti di depan kedua bule suami istri itu, lalu bilang, 'istrimu cantik, boleh aku pinjam? Gitu dia bilang, langsung bule itu ngamuk. Belum lama ini, dia juga pernah bikin seorang wisatawan yang lagi makan di restoran marah-marah. Pokoknya dia telah meresahkan sekali," ujarnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun di Polsek Kuta Utara, tahun 2015 lalu Amokrane pernah dipanggil pihak kepolisian karena kerap membuat resah di Berawa.
Dan, 7 April belum lama ini, Amokrane juga kembali dilaporkan warga karena suka mengancam dan ugal-ugalan mengendarai mobil di Jalan Pantai Berawa.
Namun surat panggilan yang diberikan langsung pada Amokrane disobek, dan dia tak memenuhi panggilan polisi. ( tribunnews.com )
No comments:
Write komentar