(Karawang) - Pernyataan Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana saat memberi sambutan pada peluncuran buku Pedoman Anti Terorisme dan Radikalisme Agama oleh Polres Karawang minggu lalu berbuntut panjang. Pengurus DPW Front Pembela Islam (FPI) Karawang, melalui pengurusnya di Bidang Investigasi, Nuh Nugraha meminta Cellica langsung melakukan klarifikasi atas pernyataan yang dilontarkan. Jika tidak, Nuh mengancam akan menculik bupati cantik.
“Saya minta Cellica langsung yang klarifikasi, bukan sekda atau humas. Jika tidak saya akan culik tuh Cellica,” katanya kepada Otomiindonews.com lewat ponsel, Selasa (22 Maret 2016).
“Saya minta Cellica langsung yang klafirikasi, bukan sekda atau humas. Jika tidak saya akan culik tuh Cellica,” kata pengurus DPW Front Pembela Islam (FPI) Karawang yang disampaikan Bidang Investigasi, Nuh Nugraha.
Meski ada klarifikasi dari Sekda pada Jumat, 18 Maret 2016 lalu, namun Nuh tetap ngotot menyatakan bahwa Cellica harus bertanggung jawab atas pernyataan tersebut.
Menurutnya, semisal terjadi kesalahpahaman, dapat menjelaskan secara langsung, bukan melalui pihak lain. “Pokoknya saya minta Cellica langsung yang klafirikasi, bukan yang lain,” kata Nuh lagi.
Ia mengatakan, efek pernyataan Cellica membuat reaksi anggota FPI di Indonesia. Nuh juga mendapatkan telepon agar anggota FPI di Indonesia menggeruduk kantor bupati.
style="font-family: "verdana" , sans-serif;">“Mereka mengancam membakar kantor pemda loh. Tapi saya tahan dulu berikan kesempatan supaya Cellica klarifikasi langsung,” kata Nuh lagi.
Dengan demikian, Nuh berikan waktu agar orang nomor satu di Karawang menjelaskan ke publik atas pernyataan yang dilontarkan pada sambutan peluncuran buku radikalisasi. “Jika tidak ada klarifikasi, saya tidak bertanggung jawab bila ada anggota geruduk pemda,” ancamnya.
Soal pernyataan Bupati yang dikenal berparas cantik ini, sebenarnya telah diklarifikasi pada Jumat lalu (18 Maret 2016) oleh Sekda Karawang, Teddy Rusfendi mewakili Cellica.
Dikatakan Sekda, pernyataan orang nomor satu di Pemkab Karawang itu tidak ada maksud buat menghina apalagi melecehkan umat Muslim.
Pernyataan Cellica yang ditulis media massa, kata Teddy, itu tidak lengkap, sehingga memunculkan persepsi negatif, seolah Cellica melakukan penghinaan, terkait umat Muslim yang rajin beribadah dan berilmu (keagamaan) tinggi identik dengan teroris.
“Para teroris memiliki pemahaman lebih dan rajin ibadah sehingga pikirannya jadi konslet.” Itulah penggalan pernyataan Cellica yang ditulis media massa.
Teddy menjelaskan, kalimat pemberitaan di media cetak dan medsos itu tidak lengkap kalimatnya.
Saat mengklarifikasi pernyataan itu, dalam jumpa pers, yang dihadiri MUI, FKUB, dan Kemenag, Teddy juga melakukan pemutaran ulang video pernyataan Cellica tersebut. Dalam video tersebut Cellica justru menyatakan : "...para teroris teroris itu adalah orang orang yang tidak tahu apa apa..." . Jadi yang dimaksud dengan orang yang memiliki pemahaman lebih dan rajin ibadah itu bukan teroris.
Saat itu, Ketua MUI Karawang H. Tajudin Nur membenarkan ada kalimat yang tertinggal yang ditulis di media sehingga menjadi polemik. “Karena ada kalimat yang tertinggal sehingga menjurus ke teroris, pernyataan bupati tentang orang yang rajin beribah,” terangnya. (Asykur Hulu)
Sumber: Otomiindo
1 comment:
Write komentar