Ada Apa Dibalik Keinginan Lulung Untuk Menjenguk Ahok

 


Pernyataan Lulung yang ingin bertemu Ahok, di satu sisi menunjukkan bagaimana politik itu begitu dinamis. Namun, di sisi lain, jangan-jangan ini hanya sekedar schadenfreude Lulung atas Ahok.

Jika dekat, mereka seperti kucing dan anjing; namun jika jauh, mereka saling merindukan. Mungkin itulah kata-kata yang cocok untuk menganggambarkan hubungan yang terjadi antara Abraham ‘Lulung’ Lunggana dengan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok – setidaknya dalam versi Lulung.

Lulung yang juga adalah Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta mengaku berhubungan baik dengan mantan Gubernur DKI tersebut. Dia pun berencana menjenguk Ahok yang kini ditahan di Mako Brimob, Depok.

“Ada rencana dengan teman-teman (DPRD) kita mau jenguk,” kata Lulung usai menghadiri pelantikan Djarot Saiful Hidayat sebagai Gubernur DKI Jakarta di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis, 15 Juni 2017.

Bukan rahasia lagi jika saat menjadi Gubernur DKI, Ahok sudah beberapa kali terlibat adu argumen dengan Lulung. Salah satu yang paling diingat mungkin adalah dalam kasus pengadaan UPS.

Karena alasan itu, Lulung yang merupakan loyalis Djan Faridz di PPP tak mau mengikuti keputusan kubunya untuk mendukung Ahok-Djarot di Pilgub DKI 2017. Bahkan ketika kedua kubu PPP mendukung Ahok-Djarot di putaran kedua Pilgub DKI, Lulung tetap tak ikut.

“Nggak dijenguk pun kita mendoakan kok, supaya Pak Ahok sehat, supaya lebih kuat menjalani cobaan ini, dan keluarganya yang ditinggalkan di rumah supaya lebih kuat dan sabar juga ya,” ujar Lulung. Lalu, kapan Lulung akan jenguk Ahok?

“Belum, belum, mungkin sebentar lagi,” jawabnya.
Gubernur Baru, Lebih Akur?

Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo resmi melantik Djarot Saiful Hidayat sebagai Gubernur Definitif untuk menggantikan Ahok. Prosesi pelantikan diawali dengan penyerahan petikan Keputusan Presiden Nomor 76p Tahun 2017 tentang pengangkatan sebagai gubernur definitif tersebut kepada Djarot di Istana Merdeka, Jakarta.

Dengan dilantiknya Djarot, Lulung merasa hubungan DPRD dengan Pemprov DKI akan lebih harmonis. Lulung mengaku selalu mendoakan yang terbaik untuk Ahok dan keluarganya.

Apakah Djarot akan memberikan suasana baru terkait hubungan Pemprov DKI dengan DPRD Jakarta? Masih ada 4 bulan untuk mengamati dampak perubahan kepemimpinan ini di ibukota. Yang jelas, masih ada pembahasan isu-isu strategis, misalnya terkait APBD 2018, hingga proyek-proyek Pemprov DKI, mulai dari persiapan Asian Games hingga reklamasi teluk Jakarta.

Tentu yang ditunggu bukan hanya bagaimana perubahan hubungan antara Pemprov DKI dan DPRD di bawah pemerintahan Djarot, tetapi juga bagaimana kebijakan terkait isu-isu strategis tersebut.

Pernyataan tentang keinginan Lulung untuk bertemu Ahok di satu sisi menunjukkan bagaimana politik itu begitu dinamis. Namun, di sisi lain, menimbulkan pertanyaan mengingat Lulung dan DPRD sering berbeda pendapat dengan Ahok.

Jangan-jangan ini hanya sekedar schadenfreude Lulung atas Ahok. Schadenfreudi adalah istilah dari bahasa Jerman untuk sikap orang yang merasa senang atas kemalangan orang lain. Hanya Lulung yang tahu.

Yang jelas menarik untuk ditunggu bagaimana kiprah Djarot dan bagaimana pendekatannya terhadap Lulung dan DPRD Jakarta. (Berbagai Sumber/pinterpolitik)

No comments:
Write komentar