Semakin Terlihat Belangnya, Jusuf Kalla Terus Memuji Anies

 


Kabar bahwa Jusuf Kalla memang tidak netral semakin terlihat. Jujur saya semakin kecewa dengan sikap Jusuf Kalla. Sebagai Wakil Presiden, seyogyanya memberikan contoh yang baik. Harus bisa menjaga netralitas meskipun di dalam hati lebih mendukung Anies. Sedikit menyesal mengapa Jusuf Kalla yang menjadi pendamping Jokowi.

Dari awal, sikap yang ditunjukkan Jusuf Kalla memang berbeda. Ketiak Jokowi bisa tetap tenang dan tidak terprovokasi isu penistaan agama, sikap Jusuf Kalla cenderung menunjukkan ketidaksukaan kepada Ahok.

Terbukti, ternyata Jusuf Kalla adalah orang yang berperan terhadap pencalonan Anies. Jusuf Kalla lah yang memberikan rekomendasi kepada Prabowo agar mengusung Anies. Zulkifli Hasan telah membuka rahasia itu dan tidak ada bantahan dari Jusuf Kalla.

Kemungkinan besar, memang ada seuatu diantara Anies dan Jusuf Kalla. Ketika Jokowi mereshuefle Anies, kemungkinan Jusuf Kalla termasuk orang yang kurang sependapat dengan Jokowi. Oleh karena itu, merekomendasikan nama Anies tentu bukan tanpa alasan. Jusuf Kalla seperti ingin mengembalikan pamor Anies yang sempat kandas sesaat setelah dipecat dari menteri pendidikan.

Apa Jusuf Kalla ingin membalas jasa Anies yang telah membantunya menjadi wakil presiden? Saya rasa ini bukan hal yang mustahil.

Setelah berhasil merekomendasikan Anies dan memenangkan Pilkada, Jusuf Kalla semakin memperlihatkan keberpihakannya ke Anies. Jusuf Kalla terus menyanjung-nyanjung Anies seolah Anies adalah sosok yang luar biasa dan berjasa besar untuk Jusuf Kalla.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menjelaskan alasan dia mengusulkan Anies Baswedan untuk dicalonkan di Pilgub DKI 2017. Menurutnya, kedekatan Anies dengan Jokowi adalah suatu kelebihan.

JK mengatakan bahwa dia tidak memaksakan Anies untuk dicalonkan, melainkan hanya bicara dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto. JK menuturkan salah satu hak dan kewajiban seorang warga negara dapat dipilih dan memilih dan partai-partai mengusulkan sosok yang dianggapnya mumpuni. Dia menambahkan, dirinya menginginkan Indonesia berjalan dengan aman dan moderat.

“Maka tentu saya tentu apalagi tentang Anies, orang yang sangat moderat didampingi pengusaha, orang punya pengalaman, orang dekat jokowi sebelumnya karena dia jubirnya selama enam bulan mendampingi,” kata JK di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (4/5/2017).

“Tidak ada orang paling dekat dengan Pak jokowi selain Anies selama kampanye, Tidak ada orang lain. Saya kan Yuddy (Yuddy Chrisnandi) waktu kampanye,” tambahnya.

Oleh karenanya, JK mengusulkan Anies kepada Prabowo karena dia ingin Indonesia aman, maju dan tidak tersebarnya lagi fitnah di masyarakat. Menurutnya, hal itu kini terbukti.

“Hanya itu. Oleh karena itulah maka ya tentu saya bicara dengan teman-teman yang bersedia, sepaham dengan saya,” kata JK.

Dia juga mengakui, pembicaraannya dengan Prabowo dilakukan saat dirinya sedang melakukan kunjungan kerja di luar negeri. JK menyebut tidak ada yang salah dalam pembicaraan itu.

“Saya kan ke luar negeri waktu itu. tentu berbicaralah apa salahnya, kita bicara dengan pimpinan partai agar semuanya hasilnya baik, negara aman, maju, dan damai. Coba sekarang? Damai kan?” tegas JK.

Sekarang jelas sudah bagaimana sikap Jusuf Kalla yang sebenarnya ke Anies. Ternyata Jusuf Kalla memang orang yang sangat lihai. Saya masih ingat ketika beliau pernah berkata bahwa jika Jokowi menjadi presiden maka Indonesia akan hancur.

Siapa sangka kemudian Jusuf Kalla menjilat ludahnya sendiri. Tanpa punya rasa malu, Jusuf Kalla bersedia mendampingi Jokowi pada Pilpres 2014. Beruntung Jokowi orang yang tidak terlalu merisaukan hal tersebut. Jokowi memandang Jusuf Kalla orang yang paling tepat untung mendampinginya.

Fakta bahwa ada kedekatan antara Anies dengan Jokowi memang benar. Anies adalah jubir kampanye Jokowi. Namun saya yakin, belakangan Jokowi tahu siapa sebenarnya Anies. Anies adalah orang yang sangat ambisius. Tidak ada untungnya mempertahankan orang seperti Anies di dalam jajaran kabinetnya. Anies hanya akan mencederai graind design yang telah Jokowi tetapkan.

Namun Jusuf Kalla berbeda dengan Jokowi. Entah apa sebabnya sehingga kemudian Jusuf Kalla begitu memuja-muja Anies. Yang pasti, sikap Jusuf Kalla mencederai hubungan antara presiden dan wakil presiden. Disaat, Jokowi memecat Anies, Jusuf Kalla justru begitu memuja serta marekomendasikan Anies sebagai calon gubernur. Fakta ini semakin memprtegas isu bahwa presiden dan wakil presiden sekarang tidak kompak.seword

No comments:
Write komentar