Rembang, Bukan orang NU jika tidak bisa melucu. Dan semakin tua atau semakin dituakan, selera humornya semakin tinggi. Tampaknya hal itu juga berlaku untuk tokoh paling sepuh di NU saat ini, yaitu Kiai Maimoen Zubair.
Mustasyar PBNU berusia 89 tahun ini mengundang decak tawa saat memberikan sambutan selaku tuan rumah dalam Silaturahim Nasional Alim Ulama Nusantara yang diadakan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di pondok pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah Kamis (16/3).
Ketika menyampaikan tentang sejarah masuknya Islam di Indonesia dan perjuangan umat Islam, ia tiba tiba berseloroh tentang kondisi politik yang lagi hangat di tanah air. "Saya sering dianggap pendukung Ahok," ucapnya sambil terkekeh ringan.
"Hahahaa...." hadirin tertawa terbahak-bahak, geli sekaligus terkejut. Beberapa detik hadirin terdiam menunggu penjelasan ulama sepuh yang biasa dipanggil Mbah Moen ini.
Diteruskannya, ia dianggap sebagai pendukung basuki tjahaja purnama (Ahok) karena tiga hal. Pertama, ia mengecam penggunaan isu SARA dalam politik, terutama Pilkada di Jakarta. Menurutnya, Indonesia harus dijaga kedamaiannya dan kerukunannya. Umat Islam harus menjadi pelopor dan penjaga perdamaian dan kerukunan. Maka tidak boleh umat Islam menjadi pembuat perpecahan dan pengobar permusuhan.
Kedua, sambung pengasuh pesantren yang terkenal ahli sejarah ini, negara makmur atau tidak itu bukan tergantung pemimpin negaranya muslim atau bukan. Dia contohkan Sudan, negara nun jauh di benua Afrika, sebelah selatan Mesir.
Sudan setelah terpecah menjadi dua negara, yaitu Sudan Utara dan Sudan Selatan, kata dia, lebih makmur Sudan Selatan. (Data Wikipedia menyebutkan Sudan Selatan dipimpin oleh presiden Kristen). Sementara Sudan utara yang dipimpin presiden muslim, rakyatnya tidak makmur, alamnya gersang dan bahkan pemerintahnya lemah sekali. Saat ini terancam sebagai negara gagal. "Pengamatan saya, negara Sudan Selatan makmur, sedangkan Sudan Utara miskin dan gersang," terangnya.
Penyebab ketiga mengapa Kiai Maimoen sering dianggap pendukung Ahok, menurut dia, karena sering menceritakan bahwa Islamnya orang sarang itu berasal dari dakwahnya orang Belitung dan Bangka. Bukan para wali dari Demak. (Ichwan/Abdullah Alawi)NU
No comments:
Write komentar