Novel FPI Tegaskan akan Usir Jenazah Pendukung Ahok
Sekretaris Jenderal DPD FPI Jakarta, Novel Chaidir Hasan Bamukmin dengan tegas akan menolak permintaan untuk mengurus kematian, menyalatkan, dan mendoakan jenazah warga yang mendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Bahkan, dia mengaku akan langsung mengusirnya.
“Kalau Ahokers disuruh ke luar saja. Kalau saya tahu, saya usir itu jenazah. Suruh salatin di tempat lain saja,” kata Novel kepada Suara.com, Jumat (24/2/2017).
Novel menegaskan bahwa sikapnya kali ini tidak mewakili Front Pembela Islam. Novel menyebut sikapnya dalam konteks kenegaraan di daerah mayoritas Islam.
Saat melakukan wawancara ini, Novel sedang persiapan untuk menjadi khatib di salah satu masjid.
Novel mengatakan sikapnya didasarkan pada dalil-dalil kitab suci dan dia menyebut 23 ayat yang disebutnya melarang umat tidak memilih pemimpin kafir. Selain itu, juga dalil untuk tidak menyalatkan dan mendoakan jenazah orang yang disebutnya munafiq.
Menurut Novel sikapnya — juga sikap pengurus masjid dan musala yang menolak permintaan menyalatkan jenazah pendukung pemimpin yang dianggap menistakan agama — karena takut dosa.
Dia mengaku jika nanti datang permintaan untuk mengurus jenazah, dia akan menanyakan terlebih dahulu latar belakangnya.
“Kalau Ahokers disuruh ke luar,” kata dia.
Novel mengaku sikapnya tidak ada kaitan dengan pilkada Jakarta putaran kedua yang akan diselenggarakan pada 19 April 2017.
“Jadi ayat itu perlu dipahami, bukan untuk umum (tapi di daerah yang mayoritas Islam,” kata Novel. kliksasi
Sekretaris Jenderal DPD FPI Jakarta, Novel Chaidir Hasan Bamukmin dengan tegas akan menolak permintaan untuk mengurus kematian, menyalatkan, dan mendoakan jenazah warga yang mendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Bahkan, dia mengaku akan langsung mengusirnya.
“Kalau Ahokers disuruh ke luar saja. Kalau saya tahu, saya usir itu jenazah. Suruh salatin di tempat lain saja,” kata Novel kepada Suara.com, Jumat (24/2/2017).
Novel menegaskan bahwa sikapnya kali ini tidak mewakili Front Pembela Islam. Novel menyebut sikapnya dalam konteks kenegaraan di daerah mayoritas Islam.
Saat melakukan wawancara ini, Novel sedang persiapan untuk menjadi khatib di salah satu masjid.
Novel mengatakan sikapnya didasarkan pada dalil-dalil kitab suci dan dia menyebut 23 ayat yang disebutnya melarang umat tidak memilih pemimpin kafir. Selain itu, juga dalil untuk tidak menyalatkan dan mendoakan jenazah orang yang disebutnya munafiq.
Menurut Novel sikapnya — juga sikap pengurus masjid dan musala yang menolak permintaan menyalatkan jenazah pendukung pemimpin yang dianggap menistakan agama — karena takut dosa.
Dia mengaku jika nanti datang permintaan untuk mengurus jenazah, dia akan menanyakan terlebih dahulu latar belakangnya.
“Kalau Ahokers disuruh ke luar,” kata dia.
Novel mengaku sikapnya tidak ada kaitan dengan pilkada Jakarta putaran kedua yang akan diselenggarakan pada 19 April 2017.
“Jadi ayat itu perlu dipahami, bukan untuk umum (tapi di daerah yang mayoritas Islam,” kata Novel. kliksasi
No comments:
Write komentar