Ditinggalkan Amerika, Berpaling Ke Radikal Islam

 




Oleh Budi Prasetyo

(Kisah Tentang Naga I )

Pasca Pembantaian Santa Cruz atau Peristiwa 12 November 1991. Pemerintahan Pak Harto mulai mengalami tekanan dari barat karena Isu HAM , di sebabkan karena Demo tuntutan kemerdekaan yang mengakibatkan penembakan orang-orang yang berdemonstrasi di kuburan Santa Cruz, 271 tewas, 382 terluka, dan 250 menghilang. Salah satu yang meninggal adalah seorang warga Selandia Baru, Kamal Bamadhaj, seorang pelajar ilmu politik dan aktivis HAM berbasis di Australia.Pembantaian ini disaksikan oleh dua jurnalis Amerika Serikat; Amy Goodman dan Allan Nairn; dan terekam dalam pita video oleh Max Stahl, yang diam-diam membuat rekaman untuk Yorkshire Television di Britania Raya. Video tersebut digunakan dalam dokumenter First Tuesday berjudul In Cold Blood: The Massacre of East Timor, ditayangkan di ITV di Britania pada Januari 1992. Karena Isu HAM indonesia di jauhi Eropa & Amerika.

Sementara itu karena semenjak Pemilu 1982 saat Partai Islam (PPP) yang mulai menunjukan kebangkitan itu mulai mengkhawatirkan Rezim Soeharto, kebetulan saat itu PPP yang menjadi basis kekuasaan adalah masa NU, Rezim soeharto mengintimidasi "kekuatanpolitik Islam ini" dan Rezim Orde baru (1983-1984)semakin membuat jengkel Umat Islam dengan memakai Pancasila yang di haruskan menjadi azas tunggal senua Ormas. Dan betul juga akhirnya terjadi pecahnya Peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984, dimana dilaporkan Sekelompok massa melakukan defile sambil merusak sejumlah gedung dan akhirnya bentrok dengan aparat yang kemudian menembaki mereka Sedikitnya, 9 orang tewas terbakar dalam kerusuhan tersebut dan 24 orang tewas . Saat itu Pak Harto masih dekat sekali dengan Lb Moerdani, dengan mulai mengubah pola pendekatan yang tadinya terhadap kekuatan muslim konservatif yaitu menyuruh pak benny untuk melakukan pendekatan dengan mendukung kepemimpinan muslim yang dianggap liberal dan Pak benny mulailah mendekati Achmad Siddiq dan gus Dur. Juga Nurcholish madjid yang baru pulang setelah lulus doktoralnya di bawah bimbingan Fazlur rahman di universitas Chicago di dekati juga hampir tak ada halangan mendirikan Ornop Paramadina (anies Baswedan juga gabung di sini), dalam waktu dekat Paramadina menjadi tempat untuk belajar Islam yang maju akan pemahaman Islam yang lebih canggih dan toleran, dan santri2nya melonjak kebanyakan dari kelas menengah di jakarta.

Tapi bulan madu "Islam Liberal" dengan Orde baru berakhir setelah ada peristiwa (memoar Jenderal Sintong Panjaitan) yang di dahului oleh laporan Mayor Prabowo menantunya yang menjadi staf khusus bagi Jenderal Moerdani. Sebagai staf khusus, Mayor Prabowo mendapatkan penjelasan tentang agenda Jenderal Benny untuk menhancurkan gerakan-gerakan Islam secara sistematis. Karena merasa tidak cocok dengan rencana tersebut, Prabowo melaporkan langkah-langkah Benny kepada mertuanya, termasuk rencana Benny untuk menjadi Presiden RI. Jenderal Moerdani juga dicurigai punya agenda untuk membersihkan ABRI dari orang-orangnya M. Jusuf.

Mendengar laporan menantunya, mula-mula Presiden Soeharto tidak percaya. Tetapi berdasarkan informasi lanjutan yang didapatkan sendiri, dia akhirya percaya. Tapi, yang lebih menetukan nasib sang Jendral mungkin adalah keberaniannya "menegur" Presiden Soeharto tentang sepak terjang anak anak Presiden di bidang bisnis.

Pak Benny tersingkir dari ring 1 Pak harto berakibat kekecewaan Gus Dur Dkk ini di karenakan setelah Pak Harto membentuk ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia), Pak Harto tidak "sreg" dengan Gus Dur Dkk karena kelompok intelektual ini sangat mendukung "kebebasan Bicara" dan agak susah di atur.

Desember 1990 ICMI didirikan dengan sponsor penuh Pak Harto , dari keuangan sampai menunjuk menteri senior "anak asuhanya" BJ. Habibie sebagai ketua Umumnya juga dengan mengambil tokoh2 konservatif yang tak suka pada Gus Dur menjadi Anggota. Dan Di sinilah titik krusial dimana "ektrim kanan mendapat panggung " di Indonesia . Tokoh-tokoh Masyumi yang sekian lama berusaha mengaktifkan utk menghidupkan Masyumi setelah beberapa dasawarsa mereka "kehilangan harapan karena rezim soeharto secara aktif menentang politik Islam). Saat Itu dimana disaat masalalu dianggap sebagai musuh negara kemudian di terima jadi sahabat presiden. Karena kedekatan ICMI dengan "Golkarnya Pak Harto" sejak awal akhirnya "ektrim kanan mulai masuk ke tubuh Golkar dan mendominasi akhirnya)

Situasi semakin memburuk yang berimbas pada PPP dan NU tentunya , Pak Harto mulai menjadikan PPP dan NU sebagai "lawan" akan tetapi "ndilalah" PDI pun bergejolak dengan terpilihnya Megawati jadi Ketum PDI di tahun 1993 ( megawati muncul keberanian berkat dukungan dari ABRI "yang" seide dengan Pak Benny) Dan Perkembangan PDI menjadi semakin tak terkendali hingga pemerintah semakin sulit mengontrolnya , Hingga akhirnya 27 Juli 1996 terjadilah peristiwa berdarah "KudaTuli" dalam usaha Rezim orba melengserkan Megawati di ganti Surjadi. Dan saat Itulah mulainya bergabung kekuatan Islam moderat dengan Nasionalis yang betul-betul merepotkan Pak Harto.

Efek Embargo terhadap militer mulai terasa , di tambah semakin beraninya kelompok Islam tradisional NU dan Nasionalis (PDI-P) juga sorotan Pelanggaran HAM juga mengancam Indonesia di embargo Ekonomi ini menyebabkan Pak Harto Mulai membangun kekuatan Tandingan, karena tak mungkin memakai kekuatan 'Islam" mayoritas yg kebanyakan NU dengan kelompok Nasionalis (pro mega) . Maka Pak Harto mencari Alternatif "Islam Tran nasional" dengan memakai link-link yang punya hubungan dengan Anggota ICMI dari unsur "ekstrem kanan ". Saat itulah ICMI melalui Link Ikhwanul Muslim merintis gerakan ini di kampus-kampus dan sekolah-sekolah. Salah satu tandanya adalah merebaknya pengajian usrah dan halaqah di kampus-kampus
Lewat ICMI sebetulnya Pak Harto sudah berusaha membujuk Gus Dur untu bergabung dengan ICMI, bukanya bergabung justru Gus Dur mengkritik secara keras, dengan sinis Gus dur di bentuknya kaum elite Intelektual akan menimbulkan sentimen sektarian, dengan terbuka Gus Dur menyatakan sentimen itu akan di manfaatkan kaum "konservatif Islam" di gunakan untuk kepentingan pribadi Pak Harto ( dan betul itu terbukti kaum radikal itu tak pernah serang pak Harto & keluarga juga kroninya). Gus Dur menyatakan : "Di dalam ICMI terdapat jauh lebih banyak birokrat karir daripada aktivis; oleh karena itu jika anda berharap bahwa kalangan ini membuat perubahan , sama saja dengan berharap ayam jantan dapat bertelur"

Dan Menjelang 1998 , Pak Harto semakin kuat mengikat "kelompok Islam" konservatif yang bersebrangan dengan Gus Dur, Pak Harto mau menberikan "cek kosong" pada kelompok Cendekiawan Muslim dan orang2 dengan ide "trans Islam internasional" untuk membuat Rancangan Undang-Undang (yang akan di sahkan setahun kemudian) yang berkaitan dengan 'PENGADILAN ISLAM 7 PENDIDIKAN ISLAM" tanpa memperdulikan Gus Dur dan massa NU yang punya massa sangat besar (untunglah pak harto jatuh bulan mei), Langkah itu di ambil karena semakin membesarnya kekuatan nasionalis PDI-P yang bergabung dengan "Islam tradisional" NU.

Pak Harto curiga "jika kelompok" sekuler pembela HAM dengan dukungan Amerika dan Eropa ada di belakang semakin membesarnya PDI-P, sehimgga memerlukan "counter gerakan" dengan membentuk kelompok "Islam" tapi kelompok Islam terbesar NU ternyata justru ada ada di pihak yg bersebrangan, dan tidak mungkin saat itu memakai kekuatan Tentara bisa memancing reaksi keras negara2 pendukung HAM dan akhirnya kelompok "elitis cendekiawan muslim tak mampu " mebendung masa pro demokrasi yg menginginkan ada perubahan reformasi di segala bidang, Jatuhlah pak Harto dari kekuasaanya.
Dan Pak Harto , kroni dan pengikutnya belajar dari kekalahanya itu tak mampu mempertahankan kekuasanya. Tuntutan pengadilan pada dirinya membuat pak Harto berpikir cepat yaitu membenturkan kekuatan masa vs masa maka di bentuklah kekuatan PAM Swakarsa , Pak Harto tak mungkin gunakan Tentara & Polisi sebab saat itu sedang tidak solid tentara dan Polisi terbelah menjadi 2 yang oleh Gus Dur disebut kelompok "Jenderal Naga Merah VS Jenderal Naga Hijau" dan dengan Kekuatan yang relatif utuh di pemerintahan Habibie denga kekuatan "Jenderal Naga Hijau" mulailah dilakukan penggalangan masa untuk di benturkan dengan kekuatan massa yang jadi kekuatan "PDI-P & NU" maka munculah "gerakan" Islam "rasa baru" yakni kekuatan Islam takfiri yang yang dominan bergerak saat ini.
Kelompok Masa itu antara lain

1> BEM (yang di motori BEM UI ketuanya Taufik Riyadi) yang mana dia adalah Kader KAMMI produk Tarbiyah PK di kampus,
2>Juga dengan membangun kekuatan baru Partai Keadilan,
3>memakai Masa Golkar yang masih loyal pada pak harto terutama yang ada di bawah ICMI,juga
4> melibatkan "unsur-unsur" Islam trans nasional seperti Seorang ulama tunanetra Ia adalah Habib Husein Al Habsyi, 48 tahun. "Jabatannya" adalah Presiden Ikhwanul Muslimin Indonesia (IMI) atau Persaudaraan Muslim Indonesia, sebuah organisasi yang mempunyai link ke 72 negara. Ulama yang matanya buta sejak usia 29 tahun itu bukan orang sembarangan. Ia pernah mendekam di penjara selama 10 tahun akibat kasus peledakan Candi Borobudur pada 1985. Ia juga salah seorang dari segelintir tokoh Islam penentang asas tunggal Pancasila yang kemudian "ditumpas" oleh rezim Orde Baru. Dan tentu saja Habib Rizieq bin Husein Syihab ketua FPI didirikan di Jalan Petamburan III Nomor 83, Jakarta Pusat. Beberapa jenderal TNI dan Polri mendukung pendirian FPI, di antaranya mantan Kepala Polda Metro Jaya Komisaris Jenderal Nugroho Jayusman. Dan ternyata antara Habib Husein Al Habsyi & Habib Rizieq seseorang yang sudah dekat sejak lama , jika Habib Husein master pertanian lulusan Riyadh University, Saudi Arabia maka Habib Rizieq adalah Jurusan Studi Agama Islam (Fikih dan Ushul) King Saud University (S1), Riyadh, Arab Saudi (1990). Dan habib Rizieq mulai dekat dengan Ustadz Abu Bakar Ba'asyir saat kuliah Studi Islam, Universitas Antar-Bangsa (S2), Malaysia dan waktu itu Ustadz Abu Bakar Ba'asyir dalam pelarian dari orde baru bermukim dan beraktivitas di di singapura & Malaysia. setelah suharto jatuh Ustadz abu bakar baasyir berani kembali ke Indonesia dan 1999 mulai membentuk Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) yang merupakan salah satu dari Organisasi Islam baru yang bergaris keras. Organisasi ini bertekad menegakkan Syariah Islam di Indonesia.
5> membentuk organisasi baru terutama yang sejak awan terlibat dalam kerusuhan Sara ..terutama di kerusuhan Ambon & Poso yang melibatkan organisasi baru seperti FPI,Laskar Jihad, MMI , Juga mebiayai teroris yg bekerja secara klandestin di bawah tanah.
(untuk keterlibatan Naga-naga dalam pembentukan Radikalisme akan saya bahas di pembahasan lain terutama tentang siapa saja jenderal naga merah & Jenderal Naga HIjau)

No comments:
Write komentar