Layaknya roda kehidupan, kadang kita berada di atas, kadang berada di bawah. Begitu juga dengan hubungan manusia, kadang baik, kadang memanas karena perselisihan. Ini juga yang terjadi pada hubungan Rizieq Shihab dengan polisi.
Meski sering diberitakan bersitegang dengan pejabat kepolisian, bukan berarti pemimpin Front Pembela Islam (FPI) tidak bisa duduk bersama dengan polisi. Bahkan, Rizieq mengklaim bahwa dirinya sangat kooperatif dalam memenuhi setiap panggilan polisi atas laporan yang menyeret dirinya.
Dia juga berjanji akan melawan pihak-pihak yang berani mengintervensi kinerja polisi. Seperti dalam penyelesaian kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur Nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Pihak mana pun jangan ada yang intervensi. Saya dan kawan-kawan dengan gerakan nasional pendukung fatwa MUI akan melawan habis-habisan mereka yang intervensi," tegas Rizieq beberapa waktu lalu.
Namun, hubungan Rizieq dan polisi akhir-akhir tengah memanas. Hal ini dipicu bentrokan yang terjadi antara FPI dengan Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) di Bandung. Ketika itu, Rizieq memenuhi panggilan Polda Jawa Barat terkait laporan Sukmawati Soekarnoputri tentang penodaan Pancasila dalam tesis yang dibuat Rizieq.
Apa yang membuat aksi itu jadi penyebab kerenggangan hubungan Rizieq dengan polisi? Diketahui Ketua GMBI tersebut merupakan Kapolda Jawa Barat Irjen Anton Charliyan. Dia sudah menjadi ketua organisasi itu sekitar sembilan tahun.
Dari kasus inilah, Rizieq mulai melaporkan beberapa petinggi kepolisian. Tidak hanya Anton, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan juga dilaporkan atas kasus lain.
Saling lempar komentar mulai meramaikan pemberitaan media, baik dari pihak Rizieq, maupun dari petinggi kepolisian yang dilaporkan.
Kapolda Jabar: Saya Berikan Jabatan Saya ke Habib Rizieq
Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Anton Charliyan menanggapi tuntutan FPI terkait pencopotan dirinya. Bagi Anton, tak masalah jika dicopot dari jabatannya. Dia pun akan menyerahkan jabatannya kepada Pemimpin FPI Habib Rizieq Shihab jika menginginkannya.
"Kalau saya mau dicopot silakan saja. Kalau yang pengin saya berikan, Habib Rizieq mau jadi kapolda, saya berikan tapi Lemhanas dulu, sekolah dulu. Saya berikan sekarang juga," kata Anton usai bersilaturahmi ke rumah sesepuh Jabar, Solihin GP di Kawasan Cisitu, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Selasa, 17 Januari 2017.
Anton menegaskan, jabatan yang diembannya kini merupakan amanah dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Untuk itu, dia bersedia dicopot jika telah melakukan kesalahan apalagi telah mencoreng institusi Polri.
"Tapi yang berikan itu adalah pimpinan. Bukan pengadilan massa. Bukan intimidasi. Datang beribu orang. Enggak izin. Apakah itu etika? Kalau benar kenapa mesti takut, harusnya dihadapi saja," ujar mantan Kadiv Humas Mabes Polri itu.
"Copot saya silakan kalau saya salah. Emang gampang? Sekarang kalau enggak setuju copot. Sekarang jelas ada yang bakar rusak (markas GMBI di Bogor). Kalau saya, ada begitu, mundur. Kemudian ini malah berkelit bukan massanya," kata Anton bernada kesal.
liputan6
No comments:
Write komentar