Page Facebook Semiotika Adilihung penuh foto unik itu adalah sensasi dunia maya Indonesia. Kami menemui para admin ngehek yang mendalangi semua ini.
Satu gambar berjuta makna. Sialan. Kalimat itu klise abis. Tapi begitulah adanya untuk kasus S e m i o t i k a a d i l u h u n g 1 9 4 5. Foto Presiden Joko Widodo tertidur di bangku pinggir lapangan, mengenakan seragam olahraga plus celana pendek, mampu membuat orang berdebat ataupun tertawa. Sederhana sekali, tanpa caption atau upaya melucu apapun. Kali lain yang dipasang adalah foto Calon Wakil Gubernur Sylvia Murni membuat gerak tangan jempol terbalik saat Debat Pilgub, kurang dari sejam setelah diunggah memancing nyaris 50 komentar. Berikutnya gambar Fauzi Bowo, mantan Gubernur DKI Jakarta yang kini menjabat Dubes Jerman, mengacungkan jari tengah bersama remaja perempuan. Foto semacam itu turut mengundang ratusan like dan komentar.
Apa yang sebetulnya terjadi dalam page Facebook S e m i o t i k a a d i l u h u n g 1 9 4 5? Kenapa banyak sekali netizen menulis 'e s t e t i k a' di kolom komentar? Saya termasuk yang sering gagal menangkap niat melucu admin-admin S A 1945 (ditulis begitu saja agar lebih singkat). Apakah beberapa joke-nya hanya bisa dipahami orang-orang terpilih saja yang termasuk pribadi ber-e s t e t i k a?
Sejak dibuat 7 Juni 2016, page ini telah dilike oleh sekitar 14.000 orang lebih. Laiknya sebuah page facebook pengepul meme, S A 1945 hampir saban hari menggunggah aneka rupa gambar. Page ini cepat sekali mengumpulkan penggemar setia dan selalu ramai komentar. Kadang yang muncul gambar sosok pesohor atau politikus dalam situasi absurd, kali lain hanya orang biasa yang sedang melakukan pose-pose aneh. Kadang tafsirnya politis abis, tapi sering ya sekadar gambar ngehek yang bikin kita terbahak-bahak tanpa alasan.
Kalaupun bisa ditarik benang merah, page S A 1945 adalah spesialis mengunggah gambar yang layak menjadi materi meme. Di Indonesia, meme bukan lagi urusan anak di bawah 20 tahun rela menghabiskan waktunya berjam-jam menyusuri laman 9gag. Saya berani bertaruh, saat anda membaca tulisan ini, ada sebuah meme masuk ke gawai anda lewat grup whatsapp berisi grup teman SD sampai kuliah, sampai grup-grup warga komplek dengan guyonan om-omnya.
Dalam era banjir meme seperti inilah, S A 1945 memperoleh momentum. Alih-alih menjadi page meme mainstream yang menerjemahkan meme sebagai gambar dilengkapi guyonan maksa, S A 1945 memilih sekadar memajang gambar tanpa repot-repot memberikan keterangan foto. Efeknya menakjubkan, ada yang langsung paham konteks di belakang gambar yang dipajang. Kali lain, banyak pula netizen gagal menangkap sisi lucu dari gambar tersebut. Namun semua bersuka ria. Semua berhak membubuhkan komentar "estetika".
Semua gambar diambil dari page S e m i o t i k a a d i l u h u n g 1 9 4 5 (Facebook)
Tidak bisa tidak, cara kerja page gila ini harus diungkap sesegera mungkin. Sebagai pengepul meme kapiran, saya tidak tahan menanggung beban sebagai manusia tanpa 'estetika'. Untunglah, admin page brengsek ini berhasil saya hubungi. Kami sepakat nongkrong di sebuah kafe kawasan Jakarta Barat.
Melihat tabiat mereka yang anti caption di dunia maya, saya sempat khawatir para admin S A 1945 bakal irit ngomong. Meme mereka saja tak diberi caption, bagaimana dengan pertanyaan saya yang panjang lebar? Saya keliru. Admin S A 1945 rupanya doyan ngobrol. Hampir sejam penuh kami membicarakan banyak hal. Mulai dari nihilnya caption di page S A 1945, pandangan politik mereka, batasan moral yang mereka pegang saat mengunggah gambar, sampai alasan akhir-akhir ini mereka sering memasang foto-foto calon wakil gubernur Sandiaga Uno.
Kapan S A 1 9 4 5 terbentuk? Ceritakan proses terbentuknya?
Jadi 7 juni tahun 2016, kita berdua fucked up, abis bikin tugas akhir. Karena jam itu udah jam 2 malem. Kita H-1 banget ngumpulin skripsinya. Terus gue sama satu admin lain, suka kepikiran ide-ide tertentu dan 90 persen enggak kelakon. Terus gue bilang ke dia (seorang admin lainnya-red) "bikin page meme yuk". Tak lama, kita langsung bikin, langsung ngepost.
Di awal-awal, berapa orang yang terlibat sebagai admin?
Awalnya, kami cuma bedua, terus gue ajak satu lagi temen. Gue bilang "lo jadi admin ya." Sekarang total ada 7 orang. Semuanya baru lulus dan dulunya kami masih satu kampus di Jakarta. Kita cuma merekrut admin yang sama-sama kita tahu aja, punya referensi dan selera humor yang sama.
Sumber gambar kalian dari mana sih?
(Gambar-gambar) yang kami unggah sumbernya dari Google, dari koleksi lama salah satu dari kami. Ada folder di laptop salah satu, berapa giga gitu isinya gambar semua. Banyak juga yang kita ambil twitter—yang udah banyak post-nya di twitter tapi di facebook belum ramai.
Siapa yang menentukan konten bisa naik di S A 1 9 4 5 ?
Engga ada. Langsung post aja. Dulu sih pernah dibikin scheduled post biar sistematis. Tapi, lama-lama mager dan basi. Paling sekarang kita tahu kapan jam ramenya. Prime time kita sih jam 7 malam sampai 12 malam.
Sehari berapa kali post?
Engga ada aturan. Kadang ada single post atau satu post isinya banyak gambar. Jadi engga tahu sehari berapa banyak post.Tapi, kalau kita ngomongin banyak likes, kadang kalau kita post langsung banyak post, kayak sehari 10 post, biasanya malah like-nya dikit. Tapi kalau kita jarang post misalnya sehari 2 kali post, likenya langsung banyak. Bisa 500 like.
Sebelum FP semiotika muncul, sudah ada banyak FP meme-based seperti ini. Kalian punya referensi FP ketika membuat semiotika adiluhung?
Ada. Kalau dari luar itu kayak page-page estetika luar gitu macam LSDmeme, redemptoris, virtual experiences. Kalau dari Indonesia sih, yang menurut kami bagus sepi dan segala serangga yang menyangga. Kami sih tahu page meme dari situs lokal dulu sebenarnya.
Kalian ada batasan moral dalam memilih gambar atau video?
Ada. Kayak waktu itu kami pernah lihat ibu-ibu pakai tas minion. Kami pikir itu lucu dan mau kami foto tapi kami mikir efeknya. Pokoknya, pakai common sense saja, kita mikiran efeknya gimana, kalau viral entar efeknya gimana (ke subjek fotonya).
Terus ya paling recent tragedy, misalnya kayak kasus penembakan duta besar Rusia di Mesir itu. Selang sejam, page-page (meme) luar kayak criminal aesthetic gitu-gitu langsung shara meme-nya. Bagi kami sih itu bad taste. Mereka boleh bilang itu black comedy. Tapi selang waktunya terlalu cepat dan kontennya lebih ke tragedi, bukan sisi lucunya. Menurut kami sih itu insensitive.
Audiens yang kalian sasar rentang usianya berapa?
Awalnya sih kita buka page untuk semua umur. Kan kultur meme itu popularnya di kalangan audiens yang lebih muda kayak umur 15 – 18 tahun. Nah karena mereka ngerasa circle mereka dong yang ngerti meme, pas S A 1 9 4 5 muncul mereka mikir "ini kita banget!" tapi, lama-lama audiens umur segini kok annoying.
Akhirnya kita batasin umurnya (meski) bukan berarti audiens kami lebih dewasa. Batasan umurnya pernah kita diset untuk 21 tahun ke atas. Tapi anjir kini ketinggian banget karena penggunanya malah jarang di Facebook atau jadi silent reader. Terus kita turunin jadi 19 tahun ke atas.
Apa yang menyatukan para kru S A 1 9 4 5? Kesamaan ideologi? Kesamaan referensi tontonan atau bacaan? Atau apa?
Kebanyakan dari kita itu dork, nerd, dan anti sosial. Beberapa dari kami udah self proclaimed cinephile, jadi sangat pretensius. Tontonan kami ya istilahnya—kalau kami mau stereotyping— starter pack anak-anak seni atau skena lah kayak film-film perancis lama, Akira, Pulp Fiction, 2001:A Space Odyssey. Kalau buku ya macam Divine Comedy, 1984, atau Brave New World.
Benarkah imej pembuat fanpage itu seorang kesepian macam jomblo atau malah kebanyakan waktu luang?
Kami suka shitposting karena kami pekerja freelancer, kerja di kosan, dan biasanya malam-malam. Pelarian kami ke mana lagi kalau bukan shit posting. Jadi mungkin (kami) kesepian. Tapi kesepian yang sifatnya psychological bukan kesepian karena engga pernah gaul. Kalau jomblo engga sih. Page ini dibikin pas salah satu dari kami punya cewek.
Nama Semiotika Adiluhung 1945 sedikit berbau filsafat atau linguistik. Ada ketertarikan dengan kedua hal tersebut?
Iseng saja sih milih nama itu. (Pas milih nama) kami mikir apa dua kata yang engga nyambung tapi keren. Itu saja. Tapi waktu itu kami pernah baca ada yang tulisan bagus, katanya semiotika itu kan ilmu tentang tanda-tanda dan adiluhung itu nilai-nilai yang tinggi. Jadi kesimpulannya semiotika adiluhung itu—ini penulisnya yang bilang ya bukan kami—meme kelas tinggi.
Kalau boleh tahu, apa benang merah semua postingan kalian?
Kami sih pengennya nyari hal-hal yang obscure. Bisa saja yang kami cari pernah jadi mainstream, tapi orang udah lupa karena orang Indonesiakan gampang lupa. Jadi, pas dipost orang udah langsung klik. Misalnya, Gambar Parto dulu nembakin pistol atau kami post gambar tudung saji terus, banyak yang share. Itu kami seneng banget. Kami usahain semua postnya tentang Indonesia—beberapa kali kita miss juga sih. Ini mencakup semua mulai dari pop culture, sosial, politik ekonomi dan budaya. Jadi, gambar yang kita post itu yang tentang kehidupan sehari-hari di Indonesia atau ya Indonesian shit posting lah.
Nah, kalau menyinggung gambar lucu, kami sih suka kepolosan suatu foto. Misalnya ada bapak-bapak lagi ngelakuin suatu yang lucu. Tapi, dia ngelakuinnya cuma karena polos aja. Buat kami itu sih lucu. Jadi, kami post.
Kalian bilang gambar yang lucu itu gambar yang polos. Jadi, kalian bisa saja ngetawain, misalnya, cewek menyangka vibrator sebagai powerbank. Kalian merasa elitis tidak?
Ya. Kami elitis dan pretensius. kami self aware dengan semua yang kami lakukan. Bahkan sebelum bikin S A 1945, beberapa dari admin pernah bikin podcast judulnya Podcast Pretensius, yang memang dibuat biar kita jadi elitis.
Kenapa kalian jarang memasang caption?
Itu sih konsep kita, shit posting out of context. Kita inginnya jadi wadah aja. Kalau kita lihat kultur meme di indonesia serba politically correct atau ngarahin opini. Simplenya sih, Kami engga pengen politically correct.
Beberapa kali kalian memajang foto Sandiaga Uno lebih sering dibanding politikus lain. Hayo, kalian tim sukses ya?
Kami pasang Karena Sandiaga Uno lebih meme-able ketimbang Ahok.
Pelajaran Menjadi Pribadi Berbudaya Punya Nilai Seni dan Adiluhung
About Jernih
Author Description here.. Nulla sagittis convallis. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.
No comments:
Write komentar