Hati-Hati Banyak Bigot Yang Sering Berkeliaran Di Situs Jejaring Sosial

 



Saat menjelajahi dunia maya, pastinya beberapa kali pernah membaca kata "Bigot". Mau tidak mau, terima atau tidak terima, seorang bigot memang kerap muncul dalam situs jejaring pertemanan seperti Facebook, Twitter, dll. Namun tahukah Anda apa yang dimaksud dengan istilah Bigot?

Agak menyedihkan memang saat menyadari bahwa sebagian warga Indonesia secara tidak langsung memperlihatkan mental “bigot”nya. Dalam ilmu perkembangan psikologi, istilah “bigot” menunjuk pada orang yang sangat kuat loyalitasnya pada kelompok tertentu, entah agama, etnis, pandangan politik, sekolah, kampus, kampung, ataupun yang lainnya.

Bigot berasal dari kata Bigotri, atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Bigotry. Tidak diketahui secara pasti asal mula istilah tersebut, namun beberapa cendikiawan meyakini istilah tersebut muncul ketika ada perbedaan pendapat di wilayah Prancis.

Mental seorang bigot memiliki keyakinan yang kuat, akan tetapi tidak masuk akal dan diluar penalaran manusia pada umumnya. Pemikiran dasar mereka adalah bahwa siapapun atau apapun yang tidak memiliki kepercayaan yang sama merupakan sesuatu hal yang salah. Dalam sinomimnya, istilah bigot merujuk kedalam istilah fanatik dogmatis.

Dalam beberapa kasus terkait keyakinan agama, biasanya para bigot itu menjadikan agama seperti sim card pada telepon genggam, masing-masing beradu argumentasi siapa yang paling efisien dan paling hemat, gaya marketingnya dengan bersikeras menganggap kartu yang ia miliki adalah yang terbaik, dengan bangganya menghina yang lain, memutar-balikan fakta, dan menjadikan Tuhan sebagai pemilik perusahaan tunggal yang  hanya layak dipromosikan olehnya.

Pada dasarnya mental seorang bigot memiliki karekteristik antara lain:

Pemikiran Yang Sempit

Tidak bisa dipungkiri seorang yang bermmantal bigot berpikiran sangat sempit, tidak ada ruang untuk sebuah perbedaan. Mereka hanya terpaku pada satu jalan saja dan kerap menolak dengan membabi-buta tanpa alasan yang logis apabila ada argumentasi yang berseberangan dengannya. 

Intoleransi

Seperti halnya dengan pemikiran yang sempit, para bigot sering kali merasa dirinya adalah sudah pasti paling benar dan yang lain pasti salah. Dalam situs jejaring sosial misalnya, mereka biasanya menunjukkan eksistensinya dengan penuh arogansi. Kerap kali mereka juga menggunakan metode argumen yang tidak masuk akal sehat, dalam istilahnya mereka hanya cocoklogi(memaksakan untuk menyamakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada sangkut pautnya). Mereka memang enggan sekali hidup dengan toleransi. Bagaimana bisa mereka mau bertoleransi antar golongan, menerima perbedaan saja mereka tidak mampu.

Penuh Curiga Dan Prasangka

Skeptis memang diperlukan saat mencari kebenaran, namun para bigot menaruh rasa curiga yang teramat berlebihan, dan bahkan seringkali menuduh tanpa dasar apapun. Mereka enggan mencari tahu, jika sesuatu hal yang buruk terjadi, mereka tidak mau mencari tahu pangkal permasalahannya, yang bisa mereka lakukan adalah menyalahkan orang-orang yang mereka benci tanpa mencari solusinya. Jikalau rumahnya terbakar, seorang bigot hanya sibuk menyalahkan seseorang tanpa memiliki rasa bersalah pada dirinya sendiri.


Sikap-sikap seperti itulah yang sering ditemui pada orang yang bermental bigot, mereka hanya memonopoli keadaan dan memaksakan tafsir hanya dari pemikirannya yang sempit dan dangkal. Cobalah bercermin pada diri Anda, apakah Anda memiliki kriteria dari seorang bigot? Semoga saja tidak.



No comments:
Write komentar