SBY Akan Diperiksa Jaksa Agung, Demokrat Ngamuk Sama Presiden Jokowi

 





Juru Bicara DPP Partai Demokrat, Rachland Nashidik, mengimbau Presiden Jokowi menjelaskan pasal pidana apa yang disangkakan hingga ia memerintahkan Jaksa Agung untuk "memeriksa SBY" dalam urusan dokumen TPF Munir.

"Bila Jokowi sungguh-sungguh bermaksud mencari informasi mengenai isi laporan TPF Munir yang dokumennya diklaim istana "hilang", ia sebenarnya bisa mengontak dan bertanya sendiri kepada Presiden RI ke-6 dengan berbagi niat baik dan kepedulian terhadap penuntasan kasus Munir," kata Rachland dalam keterangannya, Sabtu (22/10/2016).

Menurut Rachland, menugaskan Jaksa Agung akan mengirim pesan keliru yang merugikan nama baik orang lain, mengingat Jaksa Agung adalah otoritas hukum pidana.

"Perlu diingat, justru SBY adalah Presiden yang membentuk TPF Munir dan berperan besar dalam mendukung aparat hukum mengejar, mengungkap dan membawa para tersangka ke pengadilan," kata Rachland yang juga Inisiator Pembentukan TPF Munir ini.

"Nama-nama yang direkomendasikan TPF untuk diperiksa, sudah sebagian besar diadili dan dipidana," Rachland menambahkan.

Dijelaskan, prasangka berencana yang dipamerkan Jokowi kepada SBY berbalik menimbulkan pertanyaan besar atas komitmennya sendiri pada penuntasan kasus.

"Presiden Jokowi sengaja mengangkat isu dokumen hilang untuk mengalihkan perhatian publik dari kerasnya desakan yang ia hadapi agar inisiatif SBY menegakkan keadilan bagi Munir diteruskan?" kata Rachland.
Penyerahan laporan itu tidak melalui sekretariat negara. "Setahu saya pada waktu itu TPF menyerahkan laporan itu langsung by hand kepada Presiden," kata Yusril saat dihubungi sebagai mana dilansir dari laman Kompas.com, Kamis (13/10/2016).

Hal ini kemudian ditindaklanjuti oleh Jaksa Agung Muhammad Prasetyo yang sudah diperintah Presiden Jokowi untuk menelusuri keberadaan dokumen dari TPF kematian aktivis HAM Munir Said Thalib. Keputusan Presiden ini karena Istri Munir sendiri yang merasa belum puas atas kematian suaminya. Sekalipun pelakunya sudah diputuskan tapi terkesan kasusnya abu-abu dan tak jelas.

Prasetyo pun akan mengambil langkah untuk mendatangi SBY.

"Terpaksa kami akan menghadap Pak SBY. Tapi itu pilihan terakhir," ujar Prasetyo di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (21/10/2016).

Namun, Prasetyo mengakui akan mencari dokumen itu ke mantan anggota TPF terlebih dahulu.

"Timnya kan sudah bubar. Tapi kami akan coba hubungi satu per satu dulu. Itu kan tidak mudah. Saya berharap mereka masih menyimpan dan menyerahkannya kepada kami," ujar dia.

Prasetyo menegaskan, pemerintah serius menyelesaikan secara tuntas perkara pembunuhan Munir. Namun, Prasetyo mengaku bahwa pencarian itu tidak mudah. Oleh sebab itu, ia meminta publik bersabar.(vr@beritateratas)

"Bila itu benar, sungguh tercela perbuatan Presiden karena ia mempermainkan hukum dan rasa keadilan," Rachland menambahkan.

Sebelumnya Mantan Menteri Sekretaris Negara Yusril Ihza Mahendra mengatakan, laporan hasil tim pencari fakta kasus pembunuhan aktivis HAM Munir Said Thalib diserahkan langsung ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2005.

Penyerahan laporan itu tidak melalui sekretariat negara. "Setahu saya pada waktu itu TPF menyerahkan laporan itu langsung by hand kepada Presiden," kata Yusril saat dihubungi sebagai mana dilansir dari laman Kompas.com, Kamis (13/10/2016).

Hal ini kemudian ditindaklanjuti oleh Jaksa Agung Muhammad Prasetyo yang sudah diperintah Presiden Jokowi untuk menelusuri keberadaan dokumen dari TPF kematian aktivis HAM Munir Said Thalib. Keputusan Presiden ini karena Istri Munir sendiri yang merasa belum puas atas kematian suaminya. Sekalipun pelakunya sudah diputuskan tapi terkesan kasusnya abu-abu dan tak jelas.

Prasetyo pun akan mengambil langkah untuk mendatangi SBY.

"Terpaksa kami akan menghadap Pak SBY. Tapi itu pilihan terakhir," ujar Prasetyo di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (21/10/2016).

Namun, Prasetyo mengakui akan mencari dokumen itu ke mantan anggota TPF terlebih dahulu.

"Timnya kan sudah bubar. Tapi kami akan coba hubungi satu per satu dulu. Itu kan tidak mudah. Saya berharap mereka masih menyimpan dan menyerahkannya kepada kami," ujar dia.

Prasetyo menegaskan, pemerintah serius menyelesaikan secara tuntas perkara pembunuhan Munir. Namun, Prasetyo mengaku bahwa pencarian itu tidak mudah. Oleh sebab itu, ia meminta publik bersabar.


sumber: 
(vr@beritateratas)
 tribun news

No comments:
Write komentar