RAJA ASHOKA , Hal-hal yang Tidak Lazim Yang Pernah Dilakukannya

 


Seperti juga serial Jodha Akbar yang berlatar kisah sejarah, serial Ashoka yang kini tayang di ANTV juga bercerita tentang seorang raja dalam sejarah India kuno. Raja Ashoka adalah generasi ketiga dinasti Maurya yang hingga kini dikenang sebagai raja paling dikagumi sepanjang sejarah India.
Dalam artikel ini sengaja mbakbro tidak mengulas mengenai sinopsis film Ashoka agar tidak mengurangi keasyikan Anda menebak cerita dalam film tersebut. Fakta-fakta unik yang mbakbro tampilkan dalam artikel ini mbakbro cuplik dari ketiga epik yang mengisahkan kekejaman raja Ashoka, yaitu Ashokavadana, Mahavamsa dan Divyavadanaserta terjemahan prasasti-prasasti yang banyak tersebar di candi-candi di India yang ditulis oleh James Prinsep yang menggambarkan kisah hidup raja Ashoka secara lebih utuh. Berikut daftar 5 fakta unik raja Ashoka yang tidak banyak orang tahu

1. Ashoka membunuh 6 saudaranya, bukan 99

Menurut legenda bangsa Sailan, dalam upaya merebut tahta Magadha, Ashoka telah membunuh 99 saudaranya dan hanya mengampuni adiknya yang bernama Tishya. Legenda ini tidak sepenuhnya benar karena ternyata Ashoka hanya membunuh 6 saudaranya dan hanya mengampuni adiknya.
Diduga legenda ini sengaja disebarkan oleh para biksu Budha untuk menekankan kekejaman Ashoka sebelum akhirnya bertransformasi menjadi Dharma Ashoka, sang penganut Budha. Bahkan karena kekejamannya, Ashoka sempat diberi gelar Chanda Ashoka yang artinya ‘Ashoka si sadis’.

2. Isteri pertama Ashoka tidak menjadi permaisuri utama

Ashoka lahir pada tahun 304 sebelum masehi ketika kerajaan Magadha diperintah oleh Chandragupta Maurya yang kemudian meninggal dunia ketika Ashoka berusia 6 tahun. Pada usia 18 tahun, Ashoka diangkat menjadi raja muda wilayah Avanti. Disanalah Ashoka pertama kali menikah dan mendapatkan putra pertama pada usia 20 tahun. Sedangkan putri keduanya lahir dua tahun kemudian.
Sayangnya isteri pertama Ashoka tidak berasal dari kalangan bangsawan melainkan anak seorang pedagang. Karena itulah isteri lain Ashoka yang berasal dari kalangan bangsawan, Asandhimitra, yang akhirnya diangkat sebagai permaisuri utama.

3. Pilar Ashoka hingga kini dijadikan lambang negara India

Ashoka berkuasa selama 40 tahun, lebih lama dari kakeknya (24 tahun) atau ayahnya yang hanya berkuasa selama 25 tahun. Selama masa kekuasaannya, kerajaan Magadha maju dengan pesat dan disegani oleh kerajaan-kerajaan di sekitarnya. Ashoka membangun rumah sakit untuk orang-orang miskin, menanam buah-buahan di sepanjang jalan, membuat sumur dan irigasi untuk warga.
Karena keberhasilannya, pilar Ashoka yang dibangun oleh raja Ashoka di kota Uttar Pradesh untuk menandai tempat dia pertama kali menyebarkan agama Budha, hingga kini digunakan sebagai lambang negara India. Pilar yang berbentuk empat ekor singa tersebut melambangkan kekuatan dan kejayaan kerajaan Magadha di masa kekuasaan raja Ashoka.

4. Menjadi pemeluk Budha karena kekejaman perang

Sebelum menjadi pemeluk Budha, Ashoka adalah penyembah dewa Shiva seperti juga keluarga kerajaan yang lain. Ketika harus merebut tahta kerajaan Magadha, Ashoka menyerang Kalinga yang mengakibatkan 100.000 orang tentara Kalinga tewas dan 150.000 lainnya menjadi tawanan. Sementara dari pihak Ashoka kurang dari 10.000 tentaranya yang tewas.
Peperangan ini dan korban di kedua belah pihak yang sangat banyak, memukul perasaan Ashoka dan meninggalkan penyesalan yang sangat mendalam. Di saat inilah Ashoka menemukan Budha dan menjadi pengikutnya. Setelah menjadi pengikut Budha, Ashoka tidak mau lagi berburu, meninggalkan kemewahan istana, dan tidak lagi memakan daging.

5. Pernah memadamkan pemberontakan hanya dengan kata-kata

Provinsi Taksila adalah daerah yang paling sering terjadi kekacauan. Hal ini selain disebabkan oleh keberadaan pasukan asing di sana (pasukan sekutu Magadha), juga disebabkan ketidakbecusan pangeran Sushima mengelola wilayah itu.
Kekacauan yang terjadi di sana, lama kelamaan berubah menjadi pemberontakan. Dan ketika pangeran Sushima tidak mampu memadamkan pemberontakan itu, Ashoka datang ke provinsi Taksila. Hanya dengan berpidato, Ashoka mampu menghentikan perlawanan dan memadamkan pemberontakan.

No comments:
Write komentar