M Taufik dan H Lulung adalah dua orang politikus yang berasal dari Gerindra dan PPP yang mempunyai track record kurang baik untuk seorang wakil rakyat. Sebagai seorang pemimpin, wakil rakyat yang mempunyai kewajiban memimpin masyarakat Jakarta seharusnya mereka mempunyai bekal yang lebih dari cukup baik pengetahuan kepemimpinan, karakter atau moral, misalnya apakah dia seorang yang adil, lemah lembut menyayangi masyarakat yang dipimpinnya dengan penuh kearifan tidak mementingkan dirinya sendiri.
Sebagai wakil rakyat apalagi keduanya adalah seorang muslim berarti Lulung dan M Taufik adalah pemimpin yang kepemimpinanya harus menampilkan perilaku islami yang diharapkan oleh masyarakat DKI dapat mengemban tugasnya dengan penuh kejujuran sesuai dengan ajaran Islam bukannya malah menggunakan uang rakyat tanpa hak untuk memperkaya dirinya dan keluarganya.
Mereka terindikasikan terlibat APBD siluman, menyalahgunakan uang rakyat, menyalahgunakan jabatannya sebagai Wakil Ketua Partai Persatuan Pembangunan, partai bergambar Ka’bah. Namun ternyata wadahnya saja partai agama bajunya saja seorang muslim akan tetapi wadah itu dimanipulasi oleh isinya yang saling bertentangan akan tetapi dikemas dalam sosok yang sangat indah.
Wadahnya H Lulung dan M Taufik berhasil dipoles menjadi tampak indah, bersih , jujur, patriotisme, namun sebenarnya wadah tadi, hanya tempat berlindung orang-orang munafik, durjana, yang berkopiyah dan bertitel Haji, model seperti H. Lulung dan M Taufik. Memang tidak mengherankan jika dilihat dari rekam jejak kedua manusia berdasi yang satu berasal dari dunia centeng Tanah Abang, sedangkan M Taufif adalah mantan residivis. Sebagaimana dikenal oleh masyarakat, H Lulung dikenal oleh masyarakat sebagai pengutip pajak liar pedagang pasar Tanah Abang, dari pedangang kaki lima sampai pedagang yang berkios mapan berlangsung puluhan tahun, sedangkan M Taufik koruptor uang negara. Dengan profesi pengumpul pajak liar di Tanah Abang itu menjadikan dirinya kaya raya sehingga termasuk pembayar pajak terbesar no 3 di DKI.
Bertitel Haji tetapi menhalalkan pemungutan uang secara paksa kepada para pedagang pasar kaki lima ditanah Abang, ia memaknainya sebagai pekerjaan halal. Halal menurut dirinya sendiri, akan tetapi hakekatnya adalah haram karena ada unsur paksaan. Apakah dia menyadari atau tidak perbuatannya bertentangan dengan syariat Islam, melihat kedudukannya sebagai Wakil Ketua PPP seharusnya dia tahu yang dia lakukan merupakan perbuatan dosa, sama saja dengan meminta dengan menyerobot, termasuk juga merampok, membegal, dan tindak kekerasan lainnya. Lebih tidak masuk diakal ketika diwawancarai perihal pungatan liar yang dilakukannya.
Beralasan yang ia kutip adalah berasal dari sebagian penghasilan yang diambil dari “anak wilayah” sebagai balas jasa atas jaminan keamanan. Pungutan-pungutan dengan alasan untuk pembinaan agar dapat mengendalikan tidak membuat onar dan bermacam-macam masalah. Bukan rahasia lagi sikap masyarakat sekitar mengenalnya H.Lulung sebagai seorang centeng yang sangat disegani, ia mendapat julukan godfather, sebuah julukan bos centeng di yang berkonotasi negative. Dalam kiprahnya ia sering melakukan tindakan aneh, misalnya mati-matian membela Herkules seorang dikenal oleh masyarakat luas sebagai preman kawakan.
Yaah wajar-lah bukankah sudah lazim yang satu rajanya centeng membela preman, bila hendak dipersamakan kedua orang ini tidak jauh berbeda.Masyarakat pasar Tanah Abang kalau mengomentari H. Lulung kebanyakan bahasanya seragam “Asal Mas tahu aja, itu perkumpulan orang-orangnya Haji Lulung yang berkedok PT, yang latar belakangnya centeng dan suka menagih jatah bagi para PKL di Tanah Abang,” Waduh..waduh..enak banget cara cari duit begitu, nda perlu keras, banting tulang, duit tinggal minta, ngga dikasih pasti marah. Jadi urut-urutannya datang, marah, duit, minum, madon, ……!!
Lain lagi teman seperjuangannya si M. Taufik. M. Taufik ini pernah tersandung hukum. Ia ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan barang dan alat peraga Pemilu 2004. Ia kemudian divonis selama 18 bulan pada 27 April 2004 lalu karena merugikan negara sebesar Rp 488 juta.Taufik pernah menyampaikan ke publik soal rekam jejaknya yang pernah mendekam di penjara. Taufik tidak mempersoalkan dirinya untuk kembali bekerja. Menurutnya, tidak ada aturan yang melarang anggota KPU yang pernah terjerat pidana untuk kembali bekerja sebagai panitia penyelenggara pemilu.
Bahkan dalam penyelenggaraan pilkada DKI, Taufik justru menjadi ketua pokja kampanye KPU DKI. Dalam ketentuan undang-undang yang lama, tidak dilarang anggota KPU yang pernah terjerat pidana untuk balik lagi ke KPU. Diatas adalah gambaran sekilas tentang dua orang M. Taufik dan H Lulung, yang kini sedang dilanda keresahan dan ketakutan, karena gebragan Gubernur AHok melaporkan APBD Siluman ke Presiden, dilanjutkan ke KPK. Bagaimana mereka berdua tidak panik, selama ini hidup tenang dapat menikmati APBD DKI yang sangat besar, dapat dengan leluasa dimanfaatkan untuk keperluan sesuai dengan seleranya.
Tidak ada halangan, aman aman saja, Siapa sih yang mau menhalang-halangi, mereka semua takut, apalagi hanya sekedar pejabat atau pegawai kroco, disuruh ngalor ya ngalor disuruh ngidul ya ngidul. Atas keberanian Gubernur kita yang gagah berani itu, akhirnya tirai kegelapan sedikit demi sedikit mulai terkuak. Keberanian AHOk yang tiada tara di republik ini mampu membongkar kejahatan berjamaah yang sudah berlangsung sangat lama, membuat decak kagum seluruh rakyat Indonesia. Panik dan Ketakutan dari dua petinggi DPRD DKI , Lulung dan M Taufi setiap kali melihat bayangan AHok yang selalu menghantui dalam setiap gerak dan langkahnya hidupnya.
M Taufik yang mantan terpidana kasus korupsi dan H Lulung yang dikenal sebagai Centengnya Pasar Tanah Abang itu semakin hari semakin kurus dihantui wajah menyeramkan AHok si Gubernur DKI yang sakti dan berani mati itu.
Ketakutan dan kepanikan dua orang politisi itu terkuak karena bocornya SMS mereka berdua yang beredar di beberapa grup pesan singkat, Dalam perbincangan di SMS tersebut, tampak kepanikan mereka atas tindakan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, yang melaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), mereka bukan saja panik tetapi sudah menjurus kearah ketakutan yang luar biasa, sebagaimana isi sms, perasaan mereka berdua pasti akan berurusan dengan KPK yang terkenal ganas itu.
Berikut kutipan riwayat SMS antara M Taufik dengan H Lulung:
- (Lulung) : Bos,ente lagi dimane bos? - (Lulung) ente udeh bangun belom?
+ (Taufik) : iya ji, udah bangun nih.. baru mau jalan ane
- (Lulung) : -Ini begimane ceritanye sih? Kok si gila udeh lapor KPK aje bos? Bisa gawat nih kita
+ (Taufik) : +Iya ji, makanya ane kan udeh bilang sm ente, kita ancem dulu aja dia, bukan langsung angket aja kyk gini. ngamuk dia jadinya
- (Lulung) : -itu para ketua2 fraksi udeh keburu emosi tinggi semua bos, jadi pada ketok palu aje bos!! Jadi gimane nih kite??
+ (Taufik) : +ane aja kagak bisa tidur nih ji.. kite musti atur strategi dah, kalo telat bisa diangkut semua kita ke kuningan (KPK -red)
- (Lulung) : -kok jadi kayak gini sih bos ceritanye?? Panjang urusannye nih
Itulah gambaran manusia-manusia yang selama ini berpenampilan sebagai wakil rakyat dengan berdasi dan berpakaian jas, bermobil mewah. Akan tetapi semua itu diperolehnya dengan menggerogoti uang rakyat. Mereka dapat diibaratkan sebagai tikus raksasa yang siap menggerogoti lumbung pangan rakyat DKI. Mereka tidak pernah terpuaskan atas keserakahan nya bahkan semakin menggila, dan meraja lela, Satu satunya obat mujarab bagi mereka berdua adalah harus dikandankannya mereka di Istana Lapas agar dapat melakukan pertobatan atas perbuatan yang selama ini mereka kerjakan.
- (Lulung) : -kok jadi kayak gini sih bos ceritanye?? Panjang urusannye nih
Itulah gambaran manusia-manusia yang selama ini berpenampilan sebagai wakil rakyat dengan berdasi dan berpakaian jas, bermobil mewah. Akan tetapi semua itu diperolehnya dengan menggerogoti uang rakyat. Mereka dapat diibaratkan sebagai tikus raksasa yang siap menggerogoti lumbung pangan rakyat DKI. Mereka tidak pernah terpuaskan atas keserakahan nya bahkan semakin menggila, dan meraja lela, Satu satunya obat mujarab bagi mereka berdua adalah harus dikandankannya mereka di Istana Lapas agar dapat melakukan pertobatan atas perbuatan yang selama ini mereka kerjakan.
Sumber : kompasiana.com
No comments:
Write komentar