Saya menulis pandangan saya dari sisi perempuan dan berusaha memahami perasaan istri seorang RIzieq Shihab yang memilih jalannya sebagai seorang pemimpin kelompok keagamaan yang begitu keras untuk menghapuskan maksiat dari bumi Nusantara.
Tidak ada istilah hukum karma dalam ajaran Islam. Yang dikenal dalam Islam adalah takdir. Lalu disederhanakan lagi dalam bentuk sebuah kiasan atau peribahasa yang berbunyi, “Siapa yang menabur angin, dia yang akan menuai badai”.
Dan Agama adalah satu ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Secara etimologi, kata “agama” bukan berasal dari bahasa Arab, melainkan diambil dari istilah bahasa Sansekerta yang menunjuk pada sistem kepercayaan dalam Hinduisme dan Budhisme di India. Agama terdiri dari kata “a” yang berarti “tidak”, dan “gama” berarti kacau.
Maksiat adalah perbuatan dosa dalam bentuk zhalim (aniaya) terhadap diri sendiri. artinya perbuatan itu sebagian besar akan merugikan diri sendiri. maksiat seperti jurang yang setiap manusia dapat saja terjatuh di dalamnya. ditambah lagi daya dorongnya bukan hanya berasal dari diri, tetapi juga dari waswas syetan. Dan harus dicatat juga, hal-hal yang termasuk dalam katagori maksiat, semuanya adalah hal-hal yang sangat dinimkati umat yang berubah menjadi maksiat apabila dilakukan diluar hukum dan aturan.
Rizieq Shihab dengan FPI-nya sebegitu rajin menghalau mereka yang disinyalir melakukan kemaksiatan. Seperti mensweeping tempat-tempat hiburan dan tempat-tempat pelacuran. Tapi tidak jarang pula kita dengar bahwa sweeping ini juga tergantung pada seberapa besar “mahar” yang diberikan sebagai uang keamanan agar usaha bisa tetap terus berjalan dan terjaga.
Rejeki tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Berkah agama Islam yang diterima Rizieq Shihab dan keluarga adalah rejeki yang melimpah yang Allah berikan kepada mereka, Namun, Allah juga memberikan peringatan yang sebegitu kerasnya kepada seorang Rizieq Shihab dan kita tahu bagaimana Rizieq Shihab dan pengikutnya menyikapi peringatan Allah tersebut. Masya Allah.
“Ketika suatu perbuatan zinah dilakukan dan terbongkar, maka aib itu bukan saja menimpa si pelaku, tetapi juga keluarga mereka masing-masing. Dan hal itu akan sulit dilupakan, apalagi pelakunya adalah publik figure. Sekalipun aib itu disembunyikan atau ditutup-tutupi, adegan aib itu masih bisa di tonton jutaan orang di dunia maya. Jadi usaha apapun akan tetap gagal, karena aib itu akan tetap melekat selama hidup sampai anak cucu, bahkan sampai di depan pengadilan Allah kelak, aib itu tetap harus dipertanggungjawabkan” (Stefanus Untung ChandraII).
Fitnah atau bukan fitnah, ini semua bisa dibuktikan kalau Rizieq Shihab bisa dengan jantan datang ke kepolisian dan dengan lantang menerangkan bahwa ini semua tidak benar. Setiap langkah-langkah pembuktian yang dilakukan kepolisian karena informasi yang diberikan oleh pihak perempuan, harusnya bisa Rizieq Shihab patahkan kalau benar bahwa ini semua adalah fitnah dankebohongan besar.
Permalukan balik pemerintah atau orang yang sudah menyudutkan dirinya dengan sebuah pembuktian kebenaran bukan dengan cara kabur-kaburan. Kita tahu bahwa dalam sebuah perkawinan ketika ada pertengakaran, pihak yang memutuskan keluar dari rumah adalah pihak yang kalah. Apapun dalih yang disampaikan. Dan kalau kembali datang ke rumah, dia datang dengan dua kemungkinan: Berdamai dan rujuk kembali atau dia datang dengan membawa surat cerai.
Mana kira-kira yang akan Rizieq bawa ke Indonesia kalau satu hari dia datang kembali ke Indonesia?
“RS juga manusia, meskipun turunan Baginda Nabi, tetap dia manusia, kalau selama ini pengikut2nya memujanya terlalu berlebihan seakan2 beliau tidak pernah salah itu adalah kategori musyrik, saat ini harusnya hukum khilafah ditegakkan pada beliau, kalau memang terbukti, maaf tidak ada jalan lain, dirajam keduanya sampai mati, itu baru penegakan hukum Islam yang benar,,, saya mendukung semuanya seperti itu,,,” (M.Kacrut)
Banyak bukti dan fakta bagaimana Rizieq Shihab dengan semangat empat puluh lima menyuarakan dan mendukung pada gerakan ISIS dan Khilafah. Mengganti Pancasila dengan hukum Syariat Islam. Sebelum seluruh hukum tatanan negara dirubah menjadi hukum Islam, ayo silahkan para Laskar FPI memperlihatkan tata cara kehidupan dengan hukum Islam diantara mereka saja dulu sebelum diterapkan di seluruh Indonesia.
Yang OTT zinah, di hukum rajam, yang OTT korupsi, di hukum potong tangan, yang melanggar aturan islam dihukum memberi makan fakir miskin atau anak-anak yatim sebanyak yang ditentukan.
“Baru sekarang ketahuan antara ahok dan rizieq, mana lelaki sejati, siapa yg pengecut dan siapa yg pemberani?” (Pro NKRI)
Ini yang paling memalukan! Bayangkan, orang membandingkan reaksi RIzieq Shihab yang begitu mengagungkan peraturan Tuhan dan seorang yang begitu diagungkan, kalah oleh seorang yang sudah begitu dia hinakan!!??
Bagaimana ini bisa? 300 Pengacara berdalih untuk membenarkan aksi kabur-kaburannya Sang Imam Besar!! Bahkwan ada satu pengacara yang gemar memakai baju kaftan mengatakan bahwa, “Negara seharusnya berterima kasih pada Rizieq Shihab yang sudah memutuskan untuk pergi dari Indonesia. Kalau kalau tidak niscaya akan terjadi pertumpahan darah!”
Pertumpahan darah untuk alasan apa Pak Kapitra?
“Ketika kebohongan sudah tidak bisa dibantu ditutupi dan diselamatkan oleh kebohongan lain, maka penekanan, ancaman, dan sikap kemarahan adalah cara lain yang bisa menutupi dan menyelamatkan kebohongan”
Itu kan yang sedang FPI lakukan pada masyarakat sekarang ini? Pada dokter Fiera dan Pada Leonard Wowling?
Kalau saya pribadi lebih melihat bahwa sikap Rizieq Shihab dan seluruh pengikut dan pendukung FPI saat, adalah sikap yang sedang menantang kuasa Allah. Silahkan saja dicermati. swd
No comments:
Write komentar