Said Aqil: Empat Pilar Negara Kalau Disingkat Jadinya ya "PBNU"

 


Sekarang ini berkembang pemahaman oleh sebagian kelompok keagamaan bahwa menjadi Islam haruslah disertai dengan menjadi Arab. Mereka inilah yang mewajibkan hal-hal yang sebenarnya bukan pokok ajaran Islam menjadi kewajiban seorang Islam.


Kredit: Google

Misal berjenggot, pakaian jubah, dan cadar. Ironisnya mereka seringkali memaksakan kehendak untuk mengikuti pemikiran mereka itu. Alhasil, mereka dengan mudah menganggap "kafir" bagi orang yang tidak sepaham dengan pemikiran mereka.

Orang-orang yang berpikiran "Arab-oriented" seperti ini biasanya tidak cinta dengan tanah airnya sendiri. Bahkan mereka menganggap bahwa pemerintahan mereka adalah pemerintahan yang tidak sah lah, toghut lah, kafir lah, dan macam-macam anggapan lainnya.

Pemikiran semacam itu sebenarnya amat tidak realistis, tak berpijak pada kenyataan hidup. Sebab, bagaimana mungkin mereka mengingkari bangsa dan tanah airnya sendiri padahal mereka lahir dan menjalani hidup di Indonesia? Mereka juga makan dari makanan yang dihasilkan oleh bumi Indonesia? Mereka pun minum dari air yang bersumber dari bumi Indonesia?

Bahkan jika mereka mati nanti pun akan dikubur di tanah Indonesia juga? Alangkah tidak bersyukurnya mereka. Itu sama saja dengan mengingkari kenikmatan yang telah diberikan oleh Allah kepadanya. Dan mengingkari kenikmatan sama saja dengan kufur.

Lain halnya dengan organisasi Nahdlatul Ulama. Organisasi Islam terbesar di Indonesia itu amat berkomitmen terhadap bangsa dan tanah air Indonesia. Mereka berprinsip bahwa menjadi Islam tak harus dibenturkan dengan menjadi Indonesia. Menjadi islam tak selalu harus disertai dengan menjadi kearab-araban.

Komitmen inilah yang kembali ditegaskan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj. Dalam press release resminya jelang pilkada serentak 2017 beliau mengatakan bahwa NU bertekad untuk setia kepada bangsa dan tanah air Indonesia.

Indonesia yang dilandasi dengan empat pilar kebangsaan akan selalu dijunjung tinggi dan dipertahankan oleh NU. Empat pilar dimaksud adalah: Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945. "Di mana-mana saya katakan kalau empat pilar itu kalau disingkat kan PBNU," demikian tulisnya. Dan memang, empat pilar itu jika disingkat memang menjadi PBNU, yakni: (P)ancasila, (B)hinneka Tunggal Ika, (N)KRI, dan (U)UD 1945.

Beliau juga menegaskan jika tidak mau mengikuti aturan bangsa dan negara Indonesia agar keluar dari Indonesia. "Bagi yang tidak setuju, saya himbau untuk jangan berhenti ngaji, berhenti belajar. Kalau tetap ngotot ya cari negara atau planet lain. Jangan di Indonesia." (admin/rhn)

No comments:
Write komentar