Sekretaris Jenderal PBNU H Marsudi Syuhud meminta kepada Tifatul Sembiring agar pengambilalihan masjid-masjid NU yang selama ini ditengarai dilakukan oleh para kader PKS dihentikan demi persatuan umat.
“Bagaimana umat kita bisa bersatu kalau di lapisan bawah masih seperti ini,” kata Marsudi saat menerima kunjungan Tifatul Sembiring, Menkominfo yang juga kader PKS di gedung PBNU, tahun 2011 lalu.
<>
Sejumlah kasus yang terjadi menggunakan modus munculnya seseorang yang dengan sukarela membantu membersihkan masjid, lalu membantu adzan, diteruskan dengan mengajak temannya untuk menjadi khotib dan akhirnya merubah seluruh kepengurusan takmir masjid dan tatanan peribadatan yang selama ini sudah berjalan dengan baik. Kemunculan kasus seperti ini akhirnya menimbulkan resistensi di masjid-masjid yang lain yang sebelumnya cukup terbuka dengan alasan untuk menjaga eksistensi peribadatan yang sudah ada dan diyakini kebenarannya.
Hal ini menanggapi pernyataan Mantan Presiden PKS ini yang mendambakan tumbuhnya persatuan danukhuwah dikalangan umat Islam, karena jika yang dilihat perbedaannya, sangat banyak sekali sehingga untuk memecah Indonesia, akan gampang.
Tifatul menjelaskan, tak ada kebijakan resmi dari partai yang meminta pengambilalihan aset ormas tertentu untuk dikelola oleh kader PKS. Masukan seperti ini tidak hanya datang dari NU, tetapi juga dari ormas Islam lainnya yang merasa sarana ibadah dan umat yang telah dibinanya diambil alih. Ditegaskannya,PKS adalah partai, bukan aliran agama, yang kadernya berasal dari berbagai ormas Islam dan mengakui adanyakhilafiyah.
“Kita berdakwah bagaimana Islam bisa dimakmurkan, tidak ada ambil ini-itu. Tak ada gerakan mencuri bedug,” katanya.
Ketua PBNU Iqbal Sullam yang turut dalam pertemuan tersebut meminta agar sasaran dakwah difokuskan kepada umat Islam yang saat ini masih dikategorikan “abangan” yang potensinya masih sangat besar. “Tak perlu mengobrak-abrik tatanan yang selama ini sudah ada,” kata Iqbal.
Kiai Said Aqil Siroj mengungkapkan banyak persoalan besar umat Islam yang harus difikirkan dan diatasi bersama seperti masalah kelaparan dan peperangan di Somalia, revolusi di Mesir, perang di Libya, Irak dan negara berpenduduk mayoritas Islam lainnya yang sedang menghadapi masalah serius dan perlu bantuan. Perbedaan keyakinan, harus dihormati, apalagi yang sifatnya prinsipil seperti sejumlah amalan warga NU, yang oleh kelompok lainnya dianggap sebagai bid’ah.
Dakwah yang berhasil, menurut kiai Said, tidak dengan pendekatan halal-haram dan menyalahkan orang lain, tetapi dengan pendekatan kelembutan dan kasih sayang seperti yang dilakukan oleh Walisongo yang berhasil mengislamkan Nusantara. Penulis: Mukafi Niam
Sumber : NU Online
<>
Sejumlah kasus yang terjadi menggunakan modus munculnya seseorang yang dengan sukarela membantu membersihkan masjid, lalu membantu adzan, diteruskan dengan mengajak temannya untuk menjadi khotib dan akhirnya merubah seluruh kepengurusan takmir masjid dan tatanan peribadatan yang selama ini sudah berjalan dengan baik. Kemunculan kasus seperti ini akhirnya menimbulkan resistensi di masjid-masjid yang lain yang sebelumnya cukup terbuka dengan alasan untuk menjaga eksistensi peribadatan yang sudah ada dan diyakini kebenarannya.
Hal ini menanggapi pernyataan Mantan Presiden PKS ini yang mendambakan tumbuhnya persatuan danukhuwah dikalangan umat Islam, karena jika yang dilihat perbedaannya, sangat banyak sekali sehingga untuk memecah Indonesia, akan gampang.
Tifatul menjelaskan, tak ada kebijakan resmi dari partai yang meminta pengambilalihan aset ormas tertentu untuk dikelola oleh kader PKS. Masukan seperti ini tidak hanya datang dari NU, tetapi juga dari ormas Islam lainnya yang merasa sarana ibadah dan umat yang telah dibinanya diambil alih. Ditegaskannya,PKS adalah partai, bukan aliran agama, yang kadernya berasal dari berbagai ormas Islam dan mengakui adanyakhilafiyah.
“Kita berdakwah bagaimana Islam bisa dimakmurkan, tidak ada ambil ini-itu. Tak ada gerakan mencuri bedug,” katanya.
Ketua PBNU Iqbal Sullam yang turut dalam pertemuan tersebut meminta agar sasaran dakwah difokuskan kepada umat Islam yang saat ini masih dikategorikan “abangan” yang potensinya masih sangat besar. “Tak perlu mengobrak-abrik tatanan yang selama ini sudah ada,” kata Iqbal.
Kiai Said Aqil Siroj mengungkapkan banyak persoalan besar umat Islam yang harus difikirkan dan diatasi bersama seperti masalah kelaparan dan peperangan di Somalia, revolusi di Mesir, perang di Libya, Irak dan negara berpenduduk mayoritas Islam lainnya yang sedang menghadapi masalah serius dan perlu bantuan. Perbedaan keyakinan, harus dihormati, apalagi yang sifatnya prinsipil seperti sejumlah amalan warga NU, yang oleh kelompok lainnya dianggap sebagai bid’ah.
Dakwah yang berhasil, menurut kiai Said, tidak dengan pendekatan halal-haram dan menyalahkan orang lain, tetapi dengan pendekatan kelembutan dan kasih sayang seperti yang dilakukan oleh Walisongo yang berhasil mengislamkan Nusantara. Penulis: Mukafi Niam
Sumber : NU Online
No comments:
Write komentar