Apa Benar Raja Salman Bawa Uang US$ 25 Miliar, Tunjangan Korban Crane Saja Belum Dibayar

 





Kunjungan seorang raja dari Arab Saudi ke Indonesia adalah tentu hal yang menarik, apalagi kunjungan kenegaraan terakhir dilakukan oleh Raja Faisal tahun 1971. Sekarang giliran Raja Salman yang akan datang ke Indonesia buat nemuin Pakde Jokowi.

Catat ! bukan Rizieq atau sekawanannya FPI, apalagi buat jadi saksi ahli. Mungkin saat Lebaran Onta ya .

Keglamouran sang raja dibuktikan dengan membawa sekitar 1.500 orang. Namanya juga raja dari negara petro dolar jadi sah-sah saja.

“Kunjungan ini akan membawa rombongan terbesar lebih kurang 1.500 orang, 10 menteri, dan 25 pangeran,” kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (21/2/2017).

Yang namanya raja agenda kerja harus selalu diselingi dengan liburan, lihat saja jadwal kunjungan kenegaraan kali ini. Agenda resmi mulai 1 – 3 Maret, akan bertemu dengan DPR dan Pakde Jokowi. Wajah Arab Saudi yang sesungguhnya dan berkelas, tercermin dari agenda having fun dan relaxing di Bali selama 5 hari.

Jadinya begini, kunker cukup 3 hari, liburannya 5 hari, kok agak mirip dengan wakil rakyat yang suka kunker ke luar negeri dengan semua modusnya . . . . .

Liburan ini jelas menjadi berkah buat pengusaha hotel di Bali, seperti ketiban kurma segede durian. Ayo kita hitung, jumlah rombongan sekitar 1.500 orang, urusan nginep jelas di hotel bintang 5 yang tarif kamar antara Rp 5 – 20 juta per malam. Ambil saja di angka Rp 12 juta per orang per malam. Hasilnya sekitar Rp 90 miliar belum termasuk plus-plusnya.

Kali ini berbahagialah warga Bali !

Arab Saudi Krisis

Zach Schreibe, CEO hedge fund Point State Capital pada tahun 2014 meramalkan kondisi perekonomian Arab Saudi pada kondisi yang berbahaya. Arab Saudi terlalu jumawa terhadap ekspor minyak bumi yang mencapai 85% dari penerimaan negara.

Negara ini juga beruntung karena setiap tahun umat muslim sedunia juga datang untuk menunaikan ibadah haji. Bayangkan saja tanpa promosi wisata apapun, mereka akan datang minimal sekali seumur hidupnya, bila tidak bisa, sudah ada niat.

Arab Saudi yang memiliki cadangan minyak bumi hingga 260 miliar barel, bandingkan dengan Indonesia yang hanya 4 miliar barel. Mereka memproduksi minyak sekitar 12.5 juta barel per hari. Jadi dengan harga minyak sekitar 100 USD omsetnya sekitar 1.25 miliar USD perhari.

Inilah masa-masa indah bagi para pangeran atau putri kerajaan, mereka melalang dunia dengan pamer kemewahan. Belum lagi subsidi bagi 30 juta rakyat, yang mencapai 30 miliar USD.

Berkah dari pertumbuhan ekonomi China mulai pudar, penambangan Shale oil di negeri Paman Sam dan masalah geopolitik (perang di Irak, Libya, Yaman, Suriah) ikut memanaskan situasi. Perlahan dan pasti harga minyak bumi terkapar sampai titik nadir di 26 USD. Pestanya sudah usai pangeran dan putri, mari kembali ke istana, kita minum kopi saja . . .


Arab Saudi boleh dikata melupakan investasi di dalam negeri, mereka tertinggal jauh dibelakang Qatar dan UEA. Mereka beruntung masih memiliki SAMA Foreign Holdings yang melakukan pengembangan dana investasi, tapi sayang menurut kabar yang beredar dana tersebut banyak terparkir di US Bond, padahal dana mereka sampai 598 miliar USD.

Wow . . . hampir 600 miliar USD, Cadangan devisa kita saja hanya 115 miliar USD. Wah kalau benar sampai 600 miliar USD, pastilah semua hutang negara ini sudah lunas.

Akibat pemborosan anggaran di akhir tahun 2014 cadangan devisanya sudah menyusut hingga 140 miliar USD. Menurut catatan tahun 2015 defisit anggaran Arab Saudi sekitar 98 miliar USD, tahun 2016 sedikit turun menjadi sekitar 74 miliar USD.

Tekanan defisit anggaran memaksa Arab Saudi untuk melakukan pengurangan subsidi warga dan PNS mereka serta menaikkan BBM hingga 50%. Setelah 25 tahun akhirnya mereka harus mengajukan pinjaman ke lembaga internasional senilai 10 miliar USD.

Arab Saudi sudah mulai ngutang !

Motif Arab Saudi

Agenda besar Arab Saudi adalah menjajaki peluang berinvestasi di Indonesia melalui Aramco, serta untuk menghadang peran Iran yang sudah membuat beberapa kesepakatan bisnis dengan Indonesia.

Bagi Indonesia ini adalah peluang yang bisa digali dari kedatangan Raja Salman, antara lain :
Isu investasi Pertamina mencari investor untuk proyek Grass Root Refinery di Bontang.
Isu quota haji dapat dimainkan oleh pakde Jokowi untuk kembali meminta kenaikan quota haji.
Isu TKI yang masih dimoratorium sejak 2015 supaya kita memiliki nota kesepahaman tentang hak para TKW.
Isu kampanye bersama tentang Islam moderat untuk mengurangi pengaruh ISIS.
Isu ketahanan energi, siapa tahu kita bisa mendapatkan pasokan minyak bumi dengan harga diskon.

Apa benar dalam kunjungan kali ini Raja Salman membawa uang sebanyak 25 miliar USD ? Tahun lalu saja mereka malah berhutang hingga 10 miliar USD, sampai-sampai santunan untuk korban yang kejatuhan crane juga belum dibayar atau lupa.

“Ada 33 Jemaah Haji asal Indonesia yang menunggu pertanggungjawaban Pemerintahan Arab Saudi. Presiden tidak boleh lupa akan itu, menagih janji Raja Arab Saudi selama kunjungannya ke Indonesia,” ucap Direktur LBH Padang Era Purnama Sari, Sabtu, 25 Februari 2017.

Semoga Raja Salman mendadak tidak lupa dengan janji santunannya, dan tidak lupa bawa Giro sebesar 25 miliar USD. Apabila mereka lupa setidaknya kunjungan ini sudah membawa devisa sebesar Rp 90 miliar.

Ingat ! Arab Saudi memiliki cadangan minyak hingga 260 miliar barel, coba hitung apabila itu diuangkan semua maka valuasinya 260.000.000.000 x 100 USD atau sekitar 26.000.000.000.000 atau 26 triliun USD. Mereka memang benar-benar kaya !

Wahai kaum titik-titik daripada sibuk ikut demo kenapa tidak menjadi TKI saja di sektor minyak ? Semoga mimpi ini tidak ketinggian bagi mereka. swd

No comments:
Write komentar