Tekanan Politik Sebagian Muslim di Indonesia Kian Menghancurkan Reputasi Islam di Mata Dunia

 



Sejarah kejayaan umat Islam di masa lalu sepertinya akan menyisakan kepedihan yang tak terelakkan di setiap hati kaum muslimin. Sesuai dengan yang dikabarkan melalui media-media aktual di internet, cetak, maupun televisi, umat Islam kini tengah dilanda prahara besar seperti konflik yang terjadi pada Negara-Negara mayoritas muslim di timur tengah dan konflik politik indonesia. 

Konflik yang kian memanas dari hari ke hari ini semakin mendiskreditkan Islam sebagai agama yang penuh dengan ajaran kekerasan. Sifat barbarisme sebagian besar umat Islam menjadi ketakutan baru bagi masyarakat di seluruh penjuru dunia. Beberapa situs pembenci Islam pun bertebaran di Internet akibat adanya konflik berkepanjangan yang mengatas-namakan perjuangan Islam seperti situs Indonesia Faithfreedom dan Murtadin Kafirun. Situs-situs tersebut membahas perilaku umat Islam yang sepertinya mengabaikan sisi kemanusian akibat perintah perang melalui wahyu Tuhan di dalam Al-Qur’an. Hal ini diperkuat dengan keberadaan situs-situs provokatif yang mengaku pembela Islam, namun mendukung kekerasan ala Taliban seperti VOA Islam, Arrahmah.com, dsb.

Lantas apakah benar bahwa agama Islam merupakan agama yang mutlak hanya mengajarkan kekerasan dan perang kepada para penganutnya? Sedikit mengingatkan akan kenyataan sejarah berkibarnya peradaban Islam di masa lampau. Sekitar tahun 750 M - 1258 M umat Islam banyak melahirkan para cendekiawan dari berbagai bidang keilmuan seperti ilmu budaya, filsafat, kedokteran, serta ilmu sains. 

Peradaban Islam pada masa itu merupakan peradaban paling maju di dunia. Kemudian syiar Islam juga berkembang seiring dengan pesatnya perkembangan corong intelektual para cendekiawan di Andalusia. (sejarah kejayaan Islam) Kemajuan bidang arsitektur yang diprakarsai oleh umat Islam memiliki soul estetika bercita rasa tinggi karena inspirasi surga yang telah digambarkan oleh firman Allah dalam Al-Qur’an. Kemanapun mereka pergi, umat muslim selalu membawa peradaban di tempat mereka hijrah. Seperti sistem drainase yang ada di Tunisia serta kemajuan seni arsitektur kota Baghdad. 

Bahkan warisan ilmu pengetahuan Islam kini menjadi inspirasi bagi masyarakat dunia dan dikembangkan oleh bangsa Eropa sejak abad ke 15. Seperti sajian dalam film dokumenter karya seorang ilmuwan muslim Turki bernama Adnan Oktar, Islam yang sesungguhnya dipaparkan sebagai agama pembawa rahmat bagi seluruh alam. Islam secara sempurna memberikan pengarahan terhadap kehidupan manusia agar mencapai suatu titik kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. 

Persepsi tentang Islam tidak dipandang secara negatif karena Al-Qur’an sejatinya bertujuan mengajarkan ilmu-ilmu yang mengedepankan kemaslahatan umat manusia di muka bumi. Ilmu logika alam semesta dan sains dijabarkan di dalam kitab suci Al-Qur’an dan akhirnya dapat terbukti setelah empat belas abad diturunkannya Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad Saw. 
Bacalah dengan menyebut nama Tuhan-mu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmu lah Yang Paling pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS Al-Alaq 1-5) Al-Qur’an Terjemahan Dept. Agama PT Bumi Restu Namun apa yang kita saksikan sekarang ini banyak umat Islam yang menyimpang dari ajaran kasih sayang Al-Qur’an dan Nabi Muhammad Saw. Sejak keluarnya fatwa larangan dari Muhyddin Al Nawawi, Ibnu Shilah, dan Ibnu Taimiyah untuk mempelajari ilmu Al Mantiq atau ilmu logika, umat Islam masa itu mengalami kondisi statis dan terjerumus di dalam kegelapan. Akhirnya masa kejayaan Islam berangsur-angsur redup dan tergeser oleh peradaban bangsa Eropa yang lebih maju dan modern. Meskipun cahaya Islam kembali berkibar sejak abad 20, para penganut fanatik fatwa ulama-ulama tersebut masih tersisa hingga kini. Ilmu Al Mantiq menghasilkan pemikiran berbeda-beda terhadap pemahaman ajaran Islam. Mereka yang fanatik menolak adanya perbedaan akan tetap berpegang teguh bahwa Islam hanya dapat diakui dengan menggunakan satu Madzhab.

Toleransi Islam terhadap Yahudi dan Nasrani jelas-jelas dilakukan dengan baik dan benar pada saat Rasulullah masih hidup. Allah memerintahkan untuk tidak memerangi umat lain yang tidak menyerang umat Islam. Justru umat Islam kini saling berperang dengan umat Islam lainnya hanya karena perbedaan pemahaman agama. Konflik Wahabi, Salafy, Sunni, dan Syiah semakin mencuat karena pemahaman Jihad dan Al-Qur’an yang dimaknai secara sembarangan. 

Ini jelas tidak mencerminkan Islam sebagai ajaran yang memberikan keselamatan di dunia maupun di akhirat. Islam telah dinodai oleh sejumlah kaum ekstrimis yang mengaku-aku sebagai pembawa bendera Allah, padahal merekalah yang mengingkari ajaran kasih sayang yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Perlu kita ketahui sebuah kenyataan bahwa empat belas abad silam Allah menurunkan Al Qur’an sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia, terutama bangsa Arab. Kala itu masyarakat Arab tengah berada dalam jurang kenistaan, kekacauan dan kejahiliyahan. 

Mereka adalah bangsa yang meyakini peperangan dan pertumpahan darah sebagai hal yang mulia, dan bahkan tega membunuh anak-anak mereka sendiri. Mereka tidak memiliki ketertarikan intelektual, apalagi wawasan ilmiah terhadap alam semesta. Namun, melalui Islam mereka mendapatkan pengetahuan tentang nilai-nilai kemanusiaan dan peradaban. Tidak hanya bangsa Arab, namun seluruh bangsa yang memeluk Islam terbebaskan dari kegelapan zaman jahiliyah dan tercerahkan oleh hikmah ilahiyah. 

Perilaku suatu kaum akan sangat mewakili peradaban yang mereka bawa. Seperti umat Islam yang tengah mewakili sebuah identitas Agama besar, yaitu Islam. Peradaban umat Islam kini diidentikkan sebagai peradaban bangsa Arab yang cenderung mengarah pada perilaku barbarisme. Dunia pun menonton dengan penuh kekaguman akan banyaknya adegan umat bringas layaknya kesurupan, gemar berperang dan membunuh sesamanya. Sementara pada disaat yang sama, tanpa malu dan risih dari atas mimbarnya umat Islam berkhotbah mengaku sebagai umat terbaik. Maka dari itu marilah sama-sama membenahi diri, dimulai dari hal kecil yang sejatinya belum pernah kita semua sadari.

-Maria Danurdara

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/mariadanurdara/reputasi-islam-sebagai-agama-paling-buruk-di-mata-dunia_5528eedc6ea8345f3f8b45b8

No comments:
Write komentar