Jakarta - Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (Wantim MUI) menilai umat Islam saat ini merasakan ketidakadilan terutama dalam bidang ekonomi. Padahal, umat Islam dan organisasi masyarakat (ormas) Islam memiliki peran penting dalam upaya kemerdekaan Indonesia dan mengisi kemerdekaan. Hal ini merupakan hasil Rapat Pleno Wantim MUI ke-14 dengan tema 'Pasang Surut Hubungan Ulama-Umara', di Gedung MUI, Jakarta, Rabu (18/1).
"Harus kami katakan umat Islam merasakan ketidakadilan khususnya bidang ekonomi," kata Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Din Syamsudin usai Rapat Pleno Wantim MUI.
Din mengatakan, umat Islam yang sebelumnya memiliki kekuatan ekonomi melalui sentra-sentra perekonomian dan perdagangan di daerah saat ini terpinggirkan. Ketimbang berpihak pada umat Islam, Din menilai, pemerintah saat ini lebih berpihak pada kekuatan ekonomi di luar umat Islam. Bahkan, pemerintah memberikan keistimewaan kepada kekuatan ekonomi tersebut. Meski demikian, Din tak menjelaskan kekuatan ekonomi yang dimaksud.
"Saya tahu persis, di organisasi yang pernah saya pimpin, membangkitkan ekonomi umat itu usaha yang sulit, sementara negara tidak memberikan keberpihakan tapi justru memberi kekuatan pada ekonomi yang besar," katanya.
Saat ini, kata Din, kekuatan ekonomi yang didukung negara itu telah merambah sektor politik. Bahkan, kekuatan tersebut telah memojokkan, mendiskreditkan, dan membuat umat Islam sebagai pihak tertuduh atas berbagai persoalan bangsa belakangan.
"Ketika kekuatan ekonomi nasional berada di pihak lain yang bahkan sebagian melakukan upaya memojokkan, mendiskreditkan dan meminggirkan umat Islam ini berbahaya bagi ketahanan nasional. Kami berpendapat tindakan, langkah seperti itu antikemajuan. Apalagi jika ada ujaran-ujaran kebencian itu verbal violence atau kekerasan verbal yang menjadikan umat Islam sebagai tertuduh," katanya.
Din meminta pemerintah untuk memandang umat Islam yang diwakili oleh ormas Islam sebagai kekuatan strategis dalam membangun dan menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia. Apalagi jika menengok sejarah, umat Islam dan ormas Islam telah memiliki peran penting dalam perjalanan bangsa Indonesia.
"Posisi pemikiran dari Wantim MUI adalah agar semua pihak termasuk pemerintah memandang umat Islam yang diwakili ormas-ormas Islam sebagai kekuatan strategis untuk membangun bangsa ke depan. Jelas sekali peran kesejarahan umat Islam yang tidak bisa diingkari dalam menegakan kemerdekaan dan peran ormas-ormas dalam membangun bangsa lewat gerakan kultural di bidang pendidikan, kesehatan sosial dan ekonomi," paparnya.
Untuk itu, dalam Dewan Pertimbangan MUI, kata Din bakal kembali mengundang Presiden Jokowi untuk berdialog mengenai persoalan bangsa. Selain itu, Dewan Pertimbangan MUI pun berencana untuk bertemu dengan Jokowi.
"Upaya dialog ini akan kita teruskan pd rapat-rapat pleno mendatang. Kami masih berharap Presiden hadir, atau kami diterima. 99 anggota Dewan Pertimbangan MUI yang terdiri dari 70 tokoh ormas, dan 29 tokoh perorangan bisa saja datang (bertemu Presiden) untuk menyampaikan pikiran-pikiran dan menyuarakan aspirasi dari umat Islam seluruh Indonesia," katanya.
No comments:
Write komentar