NKRI NEWS - Siapa yang tidak kenal Gusdur? Tokoh nasional dan tokoh berpengaruh memiliki pengaruh yang luas baik di Indonesia dan di dunia. Gusdur juga di kenal dengan tokoh yang visioner. Tokoh yang mampu melihat jauh ke depan melampaui orang-orang pada jamannya.
Jejak Gusdur dalam membangun Indonesia dalam keragaman sudah tidak bisa di hapuskan. Mulai dari mengakui etnis Tionghoa dengan menjadikan Imlek sebagai hari libur nasional, mengakui Konghucu sebagai agama resmi di Indonesia dan menghapus diskriminasi politik terhadap PKI yang selama ini menjadi menu tetap orde baru berkuasa.
Meskipun pemerintahannya tidak bertahan lama, tetapi “legacy” atau warisan Gus Dur di atas tidak lekang bila di bandingkan Presiden Indonesia sebelum atau sesudah masa pemerintahannya. Sampai sekarang, joke-joke ala Gusdur masih segar dalam ingatan. Idiom khas gusdur seperti: ” begitu saja kok repot!” , segera menghadirkan ingatan akan salah satu Presiden yang di cintai rakyat Indonesia ini.
Sikap kenegarawanan Beliau sangat mudah di telusuri. Di tunjukkan mulai dari masa-masa mengalami berbagai tekanan lawan politik orde baru, masa reformasi, sampai dengan luasnya jaringan pengaruh pribadinya pada tokoh-tokoh lintas agama, etnis, baik di dalam dan luar negeri.
Gus Dur menyebut dirinya dalam era reformasi sebagai “Pemadam kebakaran” peran yang tidak populer dan bersifat preventif untuk menjaga keutuhan NKRI dari perpecahan dan cerai berai saat itu.
Gus Dur pernah meramalkan dirinya sendiri akan menjadi Presiden Indonesia dan itu terwujud pada waktu-waktu selanjutnya. Ketika itu ia meramal dirinya menjadi Presiden menggantikan Habibie dengan meminta warga NU untuk yakin saja serta mendoakan dirinya supaya bisa mencegah rumah Indonesia saat itu dari kebakaran.
Ramalan Gus Dur yang saat ini yang masih cukup janggal atau kontroversial di dengar adalah Gus Dur meramalkan Indonesia akan di pimpin oleh Presiden beretnis Tionghoa.
Ramalan Gus Dur yang saat ini yang masih cukup janggal atau kontroversial di dengar adalah Gus Dur meramalkan Indonesia akan di pimpin oleh Presiden beretnis Tionghoa.
Sebenarnya tidak ada yang salah atau aneh dengan ramalan ini. Konstitusi juga telah menjamin hak politik yang sama bagi seluruh rakyat Indonesia untuk di pilih dan memilih Presidennya. Optimisme seperti inilah yang menyelimuti suasana kebatinan dan pemikiran Gus Dur yang membangun Indonesia dalam keragaman. Ramalan Gus Dur ini masuk dalam ruang interval kemungkinan (0 = mustahil dan 1 = pasti terjadi).
Entah ramalan itu terwujud atau tidak itu masalah lain. Tapi minimal di dalam Pemikiran Bapak Bangsa Indonesia ini sudah terbayang hadirnya seorang Presiden Indonesia dan Etnis Tionghoa.
Ingatan seorang Ahok dalam berinteraksi dengan Gus Dur saat gagal dalam pilkada Babel menegaskan demikian. Kala itu “Gus Dur kasih semangat, jangankan jadi gubernur, jadi Presiden saja saya bisa. Terus Gus Dur pengin Indonesia ada gubernur turunan Tionghoa lah,” kata Ahok.(sindosatu.com)
No comments:
Write komentar