Jakarta - Gubernur DKI Jakarta (nonaktif) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dipromosikan sebagai salah satu calon penerima hadiah Nobel Perdamaian 2017. Promosi orang pertama dari Indonesia untuk menjadi nomine peraih Nobel dilakukan lewat web ahokfornobel.com.
Dalam situs itu, antara lain disebutkan Ahok merupakan tokoh politik yang unik dan sangat populer. Ahok dikenal sebagai politisi bersih yang terus berjuang melawan korupsi untuk membuat Jakarta menjadi kota metropolitan yang sejajar dengan kota-kota besar lainnya di dunia.
Ahok juga dinilai sejalan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dikenal sebagai pemimpin bersih dan sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia. Sebagai seorang Kristen keturunan Tionghoa yang memimpin ibu kota negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, Ahok adalah simbol toleransi, keragaman, harmoni, dan perdamaian bagi seluruh warga negara Indonesia.
"Ahok merupakan kebanggaan Indonesia. Dia mewujudkan semboyan nasional Indonesia Bhinneka Tunggal Ika. Sebagai pemimpin non-Muslim, Ahok adalah target kelompok garis keras yang terus mengancamnya dan berusaha menjatuhkannya. Meski demikian, Ahok terus berjuang untuk Jakarta dan Indonesia dalam melawan korupsi, sekaligus membuat Jakarta menjadi kota yang lebih baik bagi warganya," demikian situs tersebut.
Sebagai negara dengan penduduk terbanyak keempat di dunia, hingga saat ini belum ada satu pun warga negara Indonesia (WNI) meraih hadiah Nobel. Oleh karena itu, Ahok diharapkan menjadi WNI pertama yang meraih Nobel dengan memberikan dukungan lewat ahokfornobel.com.
Situs itu juga mengundang para netizen dari seluruh dunia untuk memberi dukungan pada Ahok agar bisa terpilih menjadi calon penerima hadiah Nobel Perdamaian. Pemberian dukungan dapat dilakukan dengan memverifikasi data pribadi berupa nama, email, dan nomor telepon di situs itu.
Namun sejauh ini, Ahok belum memberikan tanggapan terkait kabar dirinya diusulkan masuk nominasi sebagai penerima penghargaan dunia paling bergengsi itu. “Saya juga baru dengar kabar itu, nanti kita tanyakan ke Bapak dulu. Bapak sibuk kampanye,” kata Amri salah satu petugas di Rumah Lembang.
Disebutkan juga dalam situs itu kepada setiap pendukung, Ahok adalah simbol toleransi, keberagaman, dan perdamaian di Indonesia, di Asia, dan di Dunia. Indonesia sebagai salah satu dari empat negara dengan penduduk terpadat di dunia, tetapi belum pernah menerima hadiah Nobel Perdamaian.
Dijelaskan juga, Basuki Tjahaya Purnama menjadi fenomena politik yang luar biasa dan belum pernah terjadi sebelumnya dengan capaian popularitas yang tinggi seperti diuangkapkan beberapa lembaga survei. Dipandang luar biasa, karena Ahok merupakan tokoh berlatar belakang minoritas baik agama maupun etnis. “Sebuah tanda besar dari toleransi dan penghargaan keberagamaman di Indonesia,” tulis situs itu.
Diangkapkan juga, nama “Ahok” sendiri diberikan ayahnya, Almarhum Indra Tjahaya Basuki Purnama, yang menginginkan anaknya menjadi orang sukses dengan julukan “Banhok” yang terdiri dari dua kata, Ban berarti puluhan ribu, sedangkan Hok berarti belajar. Banhok berarti, belajar di segala bidang. Kemudian nama Banhok berubah menjadi Ahok.
Jika saja nanti Ahok benar-benar memenuhi syarat dan seleksi nominasi sebagai penerima Nobel Perdamaian, maka Ahok menjadi orang Indonesia pertama yang masuk nominasi dan seleksi penerima Nobel Perdamaian.
Dalam situs itu, juga dipajang beberapa foto Ahok, serta foto keluarganya. Tak lupa ditulis latarbelakang pendidikan Ahok, karier dan pandangan politiknya. Selain itu, juga dijelaskan beberapa keunikan dan kegigihan Ahok memerangi korupsi, serta kepemimpinan pro rakyat serta sikap toleransinya.
Sampai sejauh ini, belum ada gambaran dalam situs itu seberapa besar dukungan dan peluang Ahok menjadi nominasi resmi lembaga pemberi hadiah nobel. Diperkirakan nominasi awal ini menjadi lebih terbuka pada awal tahun 2017 nanti.
sumber:
http://www.bagitu.com/2016/12/20/ahok-diusulkan-masuk-nominasi-peneriman-nobel-perdamaian/
http://www.beritasatu.com/nasional/405828-ahok-dipromosikan-raih-nobel-perdamaian-2017.html
No comments:
Write komentar