Akan ada Deklarasi Pasukan Berani Mati Adili Ahok, MUI Minta Aparat Tanggap

 

JAKARTA -- Beredar undangan aksi dan konferensi pers deklarasi Pasukan Berani Mati Pemuda Islam Indonesia Adili Ahok Penista Alquran. Dalam undangan disebut kegiatan berlangsung pada Senin (10/10) pukul 15.00 ba'da Ashar di Gedung Majelis Ulama Indonesia.

Dalam undangan yang tersebar melalui pesan elektronik juga disebut sudah ada 145 orang relawan.  Sekjen MUI Anwar Abbas menilai kegiatan ini jelas tidak baik. Ia pun meminta agar MUI tidak dijadikan tempat sebagai aksi dan konferensi pers.

"Sehubungan dengan beredarnya undangan aksi dan konfrensi pers oleh pihak-pihak tertentu yg katanya dikoordinatori oleh saudara Gusrin Lessy yang akan menjadikan kantor MUI sebagai tempat untuk melakukan aksi dan konprensi pers maka dengan ini secara tegas saya meminta kepada pihak tersebut agar tidak menjadikan kantor MUI sebagai tempat melakukan kegiatan-kegiatan seperti itu," paparnya lewat pesan yang diterima Republika.co.id, Sabtu, (8/10).

Indonesia, kata ia, adalah negara hukum. Untuk itu semua pihak di negeri ini haruslah memperhatikan undang-undangan dan peraturan yang berlaku. Karena dengan itulah ketenangan dan ketentraman dalam hidup bermasyarakat akan dapat terwujud.

"Oleh karena itu saya menghimbau kepada semua pihak bila merasa tidak puas dan atau tidak senang terhadap seseorang atau kelompok orang maka janganlah melakukan hal-hal yang diluar dari ketentuan hukum karen perbuatan yang seperti itu jelas akan membawa kerusakan di tengah-tengah masyarakat," katanya menegaskan.

Ia pun mengimbau kepada mereka yang tak puas agar menempuhl prosedur dan proses hukum. Kemudian mempercayakannya kepada proses hukum untuk mengadili dan memutuskannya.

"Untuk itu supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan saya berharap agar pihak penegak hukum tanggap dan memberikan respon yang cepat agar tidak terjadi masalah-masalah yangg tidak kita inginkan," jelasnya.  
nasional.republika.co.id 

No comments:
Write komentar