Pemimpin Non Muslim dalam pandangan Habib Lutfi

 



PORTAL NEWS — Menanggapi polemik yang terjadi di tengah media sosial dan di kalangan masyarakat Habib Lutfi Bin Yahya mendapat pertanyaan dari Wartawan Majalah Aula (majalah yang dikelola NU), "Bagaimana pendapat Habib atas pernyataan 'Lebih baik pemimpin non-Muslim yang adil daripada pemimpin Muslim tapi tidak adil" ?



Habib Luthfi bin Yahya menjawab, "Jangan dipertentangkan soal Muslim non-Muslim, bukan soal itu. Ini soal profesionalisme. Kalau ada yang mau dioperasi jantung, sudah di meja operasi, dokter spesialis yang akan melakukan operasi non-Muslim apa harus nunggu dokter Muslim padahal tidak kompeten?" Demikian jawaban Abah Habib Luthfi bin Yahya kemarin sore, sebagaimana di ungkapkan oleh Wartawan majalah Aula Ust. Ahmad Tsauri.

Hal ini imbas dari memanasnya suhu politik akhir-akhir ini menjelang Pilkada Jakarta yang inkamben Basuki Cahya Purnama atau akrab di sebut Ahok akan maju kembali sebagai calon Gubenur DKI 2017-2022. Hal senada juga sebelumnya di sampaikan disaat Kyai Said Aqil Sirodj di tanya Wartawan Bagaimana Konteks kepemiminan NON Muslim dalam memimpin Nagara saat ini?
Tentu saja Kang Kyai Said menjawab pertanyaan Wartawan tersebut juga dalam Konteks kenegaraan.
Kurang lebihnya jawaban Kyai Said seperti ini: Kalaupun sampai terjadi, kekuasaan pemimpin nonmuslim tetap terpantau. Karena memang kekuasaan zaman sekarang sudah terdiferensiasi. Pemimpin dipantau lembaga legislatif, yudikatif, dan juga masyarakat. Berbeda dengan raja-raja zaman dahulu yang memiliki kekuasaan tunggal tanpa kontrol.
Dari sini kemudian pemimpin nonmuslim dan perempuan dimungkinkan. Perihal ini juga sudah diputuskan dalam bahtsul masail pada forum Muktamar NU di Pesantren Lirboyo Kabupaten Kediri Provinsi Jawa Timur tahun 1999.
“Memilih pemimpin nonmuslim bersifat boleh, "BUKAN PILIHAN UTAMA". Yang benar itu ya tadi, pemimpin muslim yang jujur dan adil,”
Sebagaimana diketahui, Kang Said menyatakan bolehnya seorang muslim memilih pemimpin nonmuslim saat ditanya wartawan di kantor PBNU Jalan Kramat Raya, Jakarta, Sabtu (16/4) lalu. “Siapa saja yang mampu dan dipercaya rakyat, pemimpin yang adil meski itu nonmuslim tapi jujur, itu lebih baik daripada pemimpin muslim tapi zalim. Di mana saja dan siapa saja,” jawab Kang Said seperti dilansir di sejumlah media..
Lalu salahnya dimana jika ada pertanyaan dalam konteks kenegaraan di jawab pula dengan Konteks benegara, Ummat ini sepertinya sudah lupa bahwa kita ini hidup Bernegara bukan berdasar Kerajaan atau Dinasti, tandas Fauzan, menggapi orang coba mempermasahkan pernyataan Kyai Said Aqil Siradj.
Jika Rakyat memilih non Muslim yang jujur sementara tidak ada pilihan untuk pemimpin Muslim yang jujur dan banyak Korupsi maka melilih non muslim yang di anggap mempunyai integritas itu wajar saja di sebuah negara yang berazaskan demokrasi, kata Fauzan.
Wallahu A'lam.(Fauzan Adzlim Purnama)



No comments:
Write komentar